Review Novel I Am Number Four

Sabtu, 22 Oktober 2011

I Am Number Four (Lorien Legacies #1)

by Pittacus Lore, Nur Aini (Translator)

Kami ada di antara kalian, di kota kalian, menjadi tetangga kalian, tersamar.

Menunggu hari, saat kami saling bertemu, untuk bertempur terakhir kalinya.

Bila kami menang, kalian akan terselamatkan. Bila kami kalah, semua akan musnah.

Sepuluh tahun lalu, sembilan anak dilarikan dari planet
Lorien yang hancur karena perang. Masing-masing anak itu disembunyikan di berbagai tempat di bumi agar terhindar dari musuh bebuyutan mereka yang kejam, Kaum Mogadorian. Kini satu persatu anak itu terbunuh, sesuai urutan nomornya. Satu. Dua. Tiga. Dan John Smith adalah Nomor Empat.

Namun, John Smith sudah lelah berlari. Di
Paradise, Ohio, dia menemukan teman baik dan cintanya. Untuk pertama kalinya ada seorang sahabat, Sam, yang mau menerima ia apa adanya. Dan Sarah, tambatan hatinya. Sarah, yang membuat John mendapatkan kekuatan untuk berjuang dan tak hanya pasrah menjadi buruan.

John tak ingin lagi lari, dia akan melawan. Namun untuk melawan ia harus mengembangkan kekuatannya,
Pusaka Lorien, atau Mogadorian akan membantainya. Berhasilkah John mengalahkan kaum Mogadorian? Ataukah John harus hidup diburu, selamanya? Ikuti kisah heroik pelarian Planet Lorien yang diklaim sebagai The Next Twilight Saga ini!

Pittacus Lore adalah Tetua penguasa Planet Lorien. Selama dua belas tahun terakhir dia tinggal di Bumi, mempersiapkan pertempuran yang akan menentukan nasib Bumi. Keberadaannya hingga kini belum diketahui.

Mizan Fantasy 2011

Saya: I'm finished with I am Number Four: Nomor 4 melarikan diri bersama nomor 6. seorang warga Lorien yang cantik n perkasa. sekarang mereka tidak bersembunyi lagi tapi menyusun kekuatan untuk melawan musuh2nya yg sudah menghancurkan Lorien...

sampulnya bagus...kertas isinya bersih dan berbeda dari kebanyakan kertas isi novel...
salah satu kisah pembenaran "ada ciptaan lain selain manusia di semesta kita yang luas ini"
dan agak mirip The Golden Compass jika menilik soal "Garde dan Cepan" atau "Manusia dan Daemonnya"

Indah Juli: Saya suka novel ini karena bercerita tentang alien. Jujur, saya belum pernah membaca cerita tentang alien.

Novel ini mengangkat tema tentang alien yang melarikan diri dari negeri mereka, Planet Lorien, ke Bumi, karena akan dimusnahkan oleh musuh bebuyutan mereka, Kaum Mogadorian.

Penerjemahan yang apik, penyuntingan yang rapi, membuat novel ini menarik untuk dibaca, runtun, tidak membosankan, dan tak susah untuk dipahami hingga bab-bab akhir, yang menjadi bagian paling menarik buat saya dari keseluruhan cerita.

Kenapa menarik? Karena ceritanya mampu menguras emosi kala si tokoh utama, John Smith, harus kehilangan sang Cepan-nya, Henri (yang kasih sayangnya melebihi ayah biologisnya), atau saat mengetahui anjing peliharaannya, Bernie Kosar, yang mati-matian membelanya saat diserang Kaum Mogadorian, ternyata adalah Chimaera, hewan pelindungnya. Cerita tentang kasih sayang tak terkira, tak hanya dengan manusia tetapi juga sesama makhluk ciptaan Tuhan.

Meski memiliki kekuatan super, karakter John Smith digambarkan sebagai remaja yang normal. Yang mengalami masa sulit di sekolah baru, jatuh cinta kepada teman sekolahnya, dan berusaha menutupi kekuatan yang dimilikinya, meski akhirnya terpaksa digunakan untuk menyelamatkan teman-temannya.

Yang agak kurang sreg buat saya, bumbu kisah cinta antara John dan Sarah Hart, banyak adegan ciumannya. Padahal umur John Smith disebutkan sekitar 15 tahun dan novel untuk pembaca muda (Young Adults). Jadi, anak saya bakal membacanya nanti setelah cukup umur.

No Name: tinggal nunggu filmnya -_-

dem, gara-gara kisruh film impor, jadi film ini gagal tayang

Joizi: Movie Update
I already watched the movie and it was better than the book. The romance was still gushy and mushy but at least the dialogues were a lot better in the movie. Also the movie was more fast paced and was action-packed at the end of the show. I think the dog was really cute and Number Six was really cool in the movie. Sam was also likable in the film. After watching Alex Pettyfer act on the screen for the first time I got to say he deserve and he's fitted for the Peeta Mellark and Jace Wayland roles.

Alex P. Loses His Shirt on the Ellen Show

http://www.youtube.com/watch?v=RdxJMkZMm...
(OMG I think I died watching it^^)

Movie Trailer

http://www.youtube.com/watch?v=BbrTuyDqt...

This looks pretty bad-ass and WTH, why was there a kissing scene? Die Diana Argon DIE!!!

Movie Posters

i_am_number_four_poster_02

I_Am_Number_Four_poster_II_by_taylahbob

i-am-number-four

I-AM-NUMBER-FOUR-MTI-HC-c

Who's excited for the movie? (^_____^) *hyperventilating*

COMPLETE AND EDITED REVIEW

What the hell!

For the love of Alex Pettyfer, I will watch the movie and will read this book!

***Note: The post above are my insane thoughts before reading the book, pardon my fan girling obscenities. Book Review below.
___________________________

***Note: Pardon the fan girling(for the second time), the review will contains lots of it. Enjoy ^^

(I'm not going to review the book yet(book review down there somewhere)...you can skimmed through, this is just my craziness.)

Alex Pettyfer Pictures, Images and Photos

Alex Pettyfer Pictures, Images and Photos

Move over BITCHES! Alex Pettyfer is MINE, MINE, MINE . *attacks another fan girl* (Sorry I just have a manic episode, I forgot to take Lithium Carbonate this morning *evil laugh*.)
_______________________
(Again fan girling craziness...*you can skimmed through*)

Now before I'm going to review the book I'd like to tell you a story about how I met Alex Pettyfer (yum yum). Story time now! --So I read this book City of Bones (The Mortal Instruments Trilogy) by Cassandra Clare (If you haven't read this you're doomed!) and I was soooooooooo obsessed with it! Then I go to YOUTUBE and watch all this fan made videos of the book and I came upon this video wherein they posted their ideal casts for the movie something something something. Yeah and then Alex Pettyfer was the ideal cast for JACE WAYLAND *screams*. And when I see Alex Pettyfer "nalaglag panty ko" (translation: my panty falls off) figuratively . (Wait! What the hell did I just write, my panty falls off figuratively O_o????, forget I wrote that it's just my alter ego talking)

**Note: Okay I shut up for now, will continue tomorrow. The Mogadorians are attacking my house *panic, panic*. See you later, Alligater!


Fighting the Mogadorians OVER Now back to review...

IM BACK!!! Do you miss me? *nods* I miss you too! *VERY MOOCH!*

So where the hell are we? So as I was saying I love Alex Pettyfer from the moment I saw him I think he's the one I'm going to marry someday (Don't mind me it's my alter ego talking again). Nah I just think he looks like an angel that's all *scratch that I'm being cheesy*.
_________________________
Okay fan girling over, I'm going to review the book now *I bet you're excited*

Dun Dun Dun Dun Ba Na Na Na

....BOOK REVIEW....

So Okay, The Book Started Like This:

THE EVENTS IN THIS BOOK ARE REAL.
NAMES AND PLACES HAVE BEEN CHANGED
TO PROTECT THE LORIEN SIX,
WHO REMAIN IN HIDING.
TAKE THIS AS YOUR FIRST WARNING.
OTHER CIVILIZATIONS DO EXIST.
SOME OF THEM SEEK TO DESTROY YOU.



My Reaction To That Was: *Epic Face*(please don't ask me what my epic face looks like) Awesome!!! *jumps up and down*

--Kidding, that didn't really happen ^^...Wait are you disappointed?--

My Real Reaction To That Was: ANAK NG TOKWA! ANONG KALOKOHAN 'TO

Okay wait I'll translate it for you Not Pinoy Folks *panic panic*
(Translation: WTF IS THIS!
.<) I'm not a translator 'kay *hides from Translator Nazis*>)

So my point is the book is ridiculous (Come on!!!), from the first page I know it will suck but I continue reading anyway *blame this on my fan girling*.

Okay to make this review somehow organize, I'm going to use Pros and Cons *sorry I'm that obsessive-compulsive*.

Pros (a.k.a the good stuff):
1. There is a scene wherein Alex Pettyfer Number Four will only be in boxers. (Sweeeet^^)
2. There is a scene wherein Alex Pettyfer Number Four will be on the shower. (Drools^^)
3. There is a scene wherein Alex Pettyfer Number Four will be shirtless because his shirt was burned. (DIE BITCHES!)

--Okay Pros over, on with the cons--

Cons (a.k.a the things I complained about)
1. The book is ridiculous (wait I already said that, sorry!). In fact this is so ridiculous I need to repeat myself, that's how ridiculous it is. Say it again -- RIDIKKULUS -- (using your Harry Potter voice) *too weird scratch that*
2. This is just overrated.
3. The story reminds me of Dragonball Z.
4. The book for most parts is booooorrrrrrriiiing.
5. Bombarded with cliches, it was predictable.
6. I can't really get into the story, the premise was great but after few pages I don't care about the story and the characters.
7. The author was also a character of the book (Pittacus Lore whoever you may be, Gimme a break!)
8. The romance is mushy!!! *is this MG book or something?*
9. When the plot moves the author uses ridiculous deux-ex-machinas. (again with the word ridiculous is that the word of the day? something something something)
10. The ending was like *Author: Wait I need to have some action now there are a few pages left*--put Number Six in (done)-- put the Scouts (done)-- put the Beasts (done)-- put the soldiers (done).....-- more beast more beast (done)-- change the dog to beast (done)-- add another superpower for the nth time (done)-- kill someone, got to kill someone (done) "Dunn'it!"
11. I lol at this (considered that an understatement!)

About the Author
PITTACUS LOREis Lorien’s ruling Elder. He has been on Earth for the last twelve years, preparing for
the war that will decide Earth’s fate. His whereabout’s are unknown.



Okay the book was OKAY. It wasn't that bad but I really didn't like Alien stories.

MENTAL NOTE TO SELF: Don't ever read something about ALIEN again

Wait there's more:
Fan fiction:
Alex: What two stars? Why?
Self:I don't like alien stories 'kay, I just read it because of you. *winks at Alex*
Alex: So aren't we going to watch the movie anymore?
Self: The hell! I'm going to still watch it okay, you're there for the love of God!
Alex: Okay stop being upset, come here..
**Note: Next scenes were deleted due to Goodreads censorship**

TeeeHeee

Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

Kamis, 20 Oktober 2011

View a preview of this book onlineLoading-transLoading... View the full version of this book online

Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

by Tetsuko Kuroyanagi, Chihiro Iwasaki (Illustrator), Widya Kirana

Ibu Guru menganggap Totto chan nakal, padahal gadis cilik itu hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto chan dikeluarkan dari sekolah.

Mama
pun mendaftarkan Totto chan ke Tomoe Gakuen. Totto chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yng dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan di luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan. Mengasyikkan sekali kan? Di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka.

Karena sekolah itu begitu unik, Totto chan tidak hanya
belajar fisika, berhitung, musik, bahasa, dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.

Gramedia 2003

Saya: Menurut Desniku, buku ini penuh kisah inspiratif ttg anak2...klo gt cocok buat dibacakan malam2 bwt si kecil Monray n Sanders.

Charina Chazali: saya ingin menjadi anak kecil lagi...

Elfsi: Kisah seorang anak kecil yang bernama Totto – Chan yang riang, penuh dengan rasa ingin tahu dan kepolosannya, suka bercerita adalah ciri khasnya. Punya seekor anjing kesayangan bernama Rocky dan suka bercerita dengan Rocky, seolah-olah Rocky sang anjing memahaminya,mungkin hal ini bagi orang dewasa akan terliat seperti sesuatu yang aneh.

Dia pernah dikeluarkan dari sekolah pertamanya karena dianggap nakal, akhirnya dia masuk kesekolah baru, yaitu TOMOE GAKUEN yang gedungnya terbuat dari bekas gerbong2 kereta, sekolah ini unik dan berbeda dari sekolah lainnya, memiliki Kepala Sekolah yang sungguh – sungguh mengerti anak – anak, sungguh menakjubkan cara penyampaian topik pelajaran, pendekatan yang dilakukannya ke setiap anak2, bahkan kesederhanaan yang diajarkan.

Gaya bercerita buku ini membuatku mampu merasakan, kejujuran, kepolosan seorang anak, Toto - Chan, dengan semua gaya ‘unik’ nya, yang menarik, merasakan yang biasa seolah-olah menjadi luar biasa, saat dia mengalami hal-hal baru yang belum pernah dia rasakan dengan terkagum-kagum.

Hal lain yang membuat ku terkesan adalah kalimat “sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan” untuk menggambarkan menu makan siang yang harus di bawa oleh setiap anak, orangtua tidak akan pernah pusing memikirkan persiapan makan siang anaknya karena sesederhana apapun juga yang disiapkan orangtua sianak pasti akan menjadi “sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan” sehingga sianak akan tetap puas dan senang.

Banyak pelajaran berharga kita temukan dalam kisah Toto – Chan ini seperti tentang persahabatan, rasa hormat dan mengahargai orang lain serta kebebasan menjadi diri sendiri.
Sangat mengasikkan demikian kata yang sering disebut dibuku ini.

Cindy: Yang paling mengesankan dari buku ini --selain semua yang sudah ditulis dari review teman2 yang lain-- adalah cara makan yang diajarkan pak kepala sekolah. Makanlah sesuatu dari gunung, dan sesuatu dari laut. Ini penjabaran 4 sehat 5 sempurna yang diungkapkan dengan cara sangat sederhana. TOP!

Mina: Buku berkesan tentang Totto-Chan dan sekolah alamnya. Bagus dibaca para pendidik.

Dahlia: Ringan...tapi benar2 bagus. Ini mengajarkan bahwa ada berbagai macam cara untuk belajar dan setiap org pnya cara masing2 untuk menangkap suatu fenomena atau masalah

Yosi: Dunia anak dan dunia pendidikan. Dua hal yang sangat berhubungan dengan bidang profesi saya. Membaca buku ini, selain menyuguhkan kisah manis yang mampu menyihir saya untuk terus membaca dari halaman awal sampai terakhir serta menenggelamkan saya pada dunia yang begitu polos, saya juga memperoleh beberapa ide dan masukan sehubungan dengan metode pengajaran dan anak-anak.
Hanya satu kata yang bisa menggambarkan buku ini. Menakjubkan.

Mellisa: When I was introduced to Totto-chan, I was thrilled. At that time, I read the Indonesian translated version, which was posted to me by someone special :"> Totto-chan reminds me my own childhood, in which I was also different from other kids, just like Totto-chan.

Totto-chan tells me that it is okay to be yourself because if you are rejected by some, you will always be welcomed into others' open arms, just like Tomoe Gakuen's acceptance of Totto-chan and the trust placed by Mr Sosaku Kobayashi upon Totto-chan, "from today, you are a pupil in this school!" Even though Totto-chan has only managed to reach me when I was already 27 years old, I feel refreshed after reading it. Once and for all, I am in my tender years again, cycling around the neighbourhood, reading storybooks under the trees, or enjoying the walk during the beautiful evenings. Totto-chan has given me loads of valuable lessons; you need to stay positive despite challenges or negative things that come your way and never ever give up easily...

I still remember a part from the story where Totto-chan has to dig up a cesspool full of dirt just to find her missing purse. She did not successfully find the purse but she was satisfied that she had made attempts to recover it. However in the story, it was told that the purse was recovered from the cesspool and was lying somewhere on the damp earth beneath the moonlight. It is a wonderful metaphor, saying that sometimes we are unaware of the presence of success. We feel that we have not done our best but actually we have! Thank you Totto-chan! Domo arigato gozaimasu!

Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

View a preview of this book onlineLoading-transLoading... View the full version of this book onlineTotto-chan: Gadis Cilik di Jendela

by Tetsuko Kuroyanagi, Chihiro Iwasaki (Illustrator), Widya Kirana

Ibu Guru menganggap Totto chan nakal, padahal gadis cilik itu hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto chan dikeluarkan dari sekolah.

Mama
pun mendaftarkan Totto chan ke Tomoe Gakuen. Totto chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yng dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan di luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan. Mengasyikkan sekali kan? Di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka.

Karena sekolah itu begitu unik, Totto chan tidak hanya
belajar fisika, berhitung, musik, bahasa, dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.

Gramedia 2003

Saya: Menurut Desniku, buku ini penuh kisah inspiratif ttg anak2...klo gt cocok buat dibacakan malam2 bwt si kecil Monray n Sanders.

Charina Chazali: saya ingin menjadi anak kecil lagi...

Elfsi: Kisah seorang anak kecil yang bernama Totto – Chan yang riang, penuh dengan rasa ingin tahu dan kepolosannya, suka bercerita adalah ciri khasnya. Punya seekor anjing kesayangan bernama Rocky dan suka bercerita dengan Rocky, seolah-olah Rocky sang anjing memahaminya,mungkin hal ini bagi orang dewasa akan terliat seperti sesuatu yang aneh.

Dia pernah dikeluarkan dari sekolah pertamanya karena dianggap nakal, akhirnya dia masuk kesekolah baru, yaitu TOMOE GAKUEN yang gedungnya terbuat dari bekas gerbong2 kereta, sekolah ini unik dan berbeda dari sekolah lainnya, memiliki Kepala Sekolah yang sungguh – sungguh mengerti anak – anak, sungguh menakjubkan cara penyampaian topik pelajaran, pendekatan yang dilakukannya ke setiap anak2, bahkan kesederhanaan yang diajarkan.

Gaya bercerita buku ini membuatku mampu merasakan, kejujuran, kepolosan seorang anak, Toto - Chan, dengan semua gaya ‘unik’ nya, yang menarik, merasakan yang biasa seolah-olah menjadi luar biasa, saat dia mengalami hal-hal baru yang belum pernah dia rasakan dengan terkagum-kagum.

Hal lain yang membuat ku terkesan adalah kalimat “sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan” untuk menggambarkan menu makan siang yang harus di bawa oleh setiap anak, orangtua tidak akan pernah pusing memikirkan persiapan makan siang anaknya karena sesederhana apapun juga yang disiapkan orangtua sianak pasti akan menjadi “sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan” sehingga sianak akan tetap puas dan senang.

Banyak pelajaran berharga kita temukan dalam kisah Toto – Chan ini seperti tentang persahabatan, rasa hormat dan mengahargai orang lain serta kebebasan menjadi diri sendiri.
Sangat mengasikkan demikian kata yang sering disebut dibuku ini.

Cindy: Yang paling mengesankan dari buku ini --selain semua yang sudah ditulis dari review teman2 yang lain-- adalah cara makan yang diajarkan pak kepala sekolah. Makanlah sesuatu dari gunung, dan sesuatu dari laut. Ini penjabaran 4 sehat 5 sempurna yang diungkapkan dengan cara sangat sederhana. TOP!

Mina: Buku berkesan tentang Totto-Chan dan sekolah alamnya. Bagus dibaca para pendidik.

Dahlia: Ringan...tapi benar2 bagus. Ini mengajarkan bahwa ada berbagai macam cara untuk belajar dan setiap org pnya cara masing2 untuk menangkap suatu fenomena atau masalah

Yosi: Dunia anak dan dunia pendidikan. Dua hal yang sangat berhubungan dengan bidang profesi saya. Membaca buku ini, selain menyuguhkan kisah manis yang mampu menyihir saya untuk terus membaca dari halaman awal sampai terakhir serta menenggelamkan saya pada dunia yang begitu polos, saya juga memperoleh beberapa ide dan masukan sehubungan dengan metode pengajaran dan anak-anak.
Hanya satu kata yang bisa menggambarkan buku ini. Menakjubkan.

Mellisa: When I was introduced to Totto-chan, I was thrilled. At that time, I read the Indonesian translated version, which was posted to me by someone special :"> Totto-chan reminds me my own childhood, in which I was also different from other kids, just like Totto-chan.

Totto-chan tells me that it is okay to be yourself because if you are rejected by some, you will always be welcomed into others' open arms, just like Tomoe Gakuen's acceptance of Totto-chan and the trust placed by Mr Sosaku Kobayashi upon Totto-chan, "from today, you are a pupil in this school!" Even though Totto-chan has only managed to reach me when I was already 27 years old, I feel refreshed after reading it. Once and for all, I am in my tender years again, cycling around the neighbourhood, reading storybooks under the trees, or enjoying the walk during the beautiful evenings. Totto-chan has given me loads of valuable lessons; you need to stay positive despite challenges or negative things that come your way and never ever give up easily...

I still remember a part from the story where Totto-chan has to dig up a cesspool full of dirt just to find her missing purse. She did not successfully find the purse but she was satisfied that she had made attempts to recover it. However in the story, it was told that the purse was recovered from the cesspool and was lying somewhere on the damp earth beneath the moonlight. It is a wonderful metaphor, saying that sometimes we are unaware of the presence of success. We feel that we have not done our best but actually we have! Thank you Totto-chan! Domo arigato gozaimasu!