Review Daddy's Little Girl: Putri Kesayangan Ayah

Kamis, 29 November 2012


Daddy's Little Girl: Putri Kesayangan Ayah
Daddy's Little Girl: Putri Kesayangan Ayah
Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
Bottom of Form



Ada tiga tersangka: Rob westerfield, pemuda tampan dari keluarga kaya setempat, yang diam-diam menjalin hubungan dengan Andrea; Paulie Stroebel, teman sekelas yang diam-diam mencintai Andrea; dan Will Nebels, pekerja serabutan yang suka menawarkan jasa kepada para tetangga.

Kesaksian Ellie membuat pria yang ia yakini pembunuh kakaknya, dipenjara selama 22 tahun. Namun si terhukum tak pernah mengakui kesalahannya. Ketika orang ini dibebaskan bersyarat, Ellie memprotes pembebasannya. Namun si pembunuh tetap dibebaskan, dan kembali ke Oldham. Tak ingin nama orang ini dipulihkan, Ellie juga kembali ke Oldham dan melakukan penyelidikan untuk membuktikan orang ini memang bersalah.
Penyelidikan itu ternyata mengungkap peristiwa yang lebih mengerikan, yang selama ini tidak diketahui.

440 halaman
Gramedia pustaka utama 2005

Gwe: Kisahnya benar-benar menyentuh. Kisah sebuah keluarga yang memiliki 2 orang putri. Diawali dengan terbunuhnya seorang gadis di sebuah gudang. Kejadian ini pada akhirnya membawa dampak yang sangat mempengaruhi keutuhan sebuah keluarga berhubung gadis yang terbunuh itu adalah putri sulung kesayangan sang Ayah. Pelaku pembunuhnya masih belum tersingkap dan hal inilah pemicu hancurnya sebuah keluarga.
Kini yang tertinggal hanyalah si putri bungsu yang pada usia mudanya harus menghadapi banyak perubahan-perubahan yang tidak seharusnya dia alami.
Kematian sang Kakak telah mengubah segalanya. Ketika dia menyadari bahwa kematian tidak akan memindahkan kasih sayang sang Ayah dari si Kakak ke dirinya, malah justru dia harus kehilangan sosok Ayah itu sendiri.
Perceraian tak terelakkan lagi karena sang Ayah tidak pernah bisa memaafkan sang Ibu yang mengijinkan putri kesayangannya keluar rumah pada malam dia terbunuh. Tidak ada kata yang terucap selain semua itu adalah kesalahan sang Ibu.
Sejak perceraian itu dia (si bungsu) pindah bersama Ibunya yang mengalami depresi berat dan beralih pada minum-minuman keras.
Setelah bercerai, sang Ayah menikah lagi dan memiliki seorang putra yang pada akhirnya harus berhadapan dengan si putri bungsu.
Sementara Ibunya sendiri, sejak perceraian itu, mengalami depresi berat dan beralih ke alkohol dan klab-klab malam.
Hingga suatu hari setelah dewasa, dia memutuskan untuk meninjau kembali kasus pembunuhan kakaknya dan mulai melakukan penyelidikan dengan cara kembali ke kampung halamannya, tempat dimana dia dan kakakknya pernah hidup bahagia dalam suatu keluarga yang sempurna, jauh sebelum pembunuhan itu terjadi.
Penyelidikan ini mengalami banyak halangan dan rintangan, dimulai dari tidak adanya pendukung, kamar yang sengaja dibakar, hilangnya berkas-berkas dan kartu-kartu penting lainnya, namun dia tidak pernah putus asa. Tekadnya hanya satu : mempertaruhkan apapun untuk bisa menemukan pelaku pembunuhan kakakknya.
Pada akhirnya dia memang berhasil menemukan pelakunya, baca deh... Pasti seru..
Ceritanya sangat menyentuh, mendidik dan membuat kita berpikir untuk bersikap lebih bijaksana, bahwa tidak selamanya pengalaman pahit itu membawa kehancuran dalam hidup. Hanya kita sendiri yang bisa melawan itu semua .

Doris: This enthralling story is a first person narrative told by Ellie Cavanaugh, the 30-year-old survivor to a murder that devastated her family when she was only 7. She is now an investigative reporter, and has twice gone to the parole board to fight the parole of the man convicted of the brutal murder of her big sister Andrea. For 23 years, she had been convinced her sister's murderer was in prison, but now he, and his extremely wealthy family, are fighting to prove her wrong.

This story twists as Ellie researches the murder, with several episodes along the way that could have turned out much nastier. The episodes only convince her that her research is bearing fruit, and it comes to a powerful conclusion.

There was only one area that was never cleared up for me, but it would probably have been a dangling teaser regardless. (view spoiler)
Overall though, my reaction when I finished was to say out loud "Wow!"
A masterfully told story from the "Queen of Suspense", which helps to show the ways that murder and violent crime don't affect just the victim. There is a ripple effect that takes a toll on everyone.

Jerry: We're not likely to skip a novel by (mama) Clark, but this -- her 21st -- is far from her best. A good start leads into an absolute slug of a middle book, with most of the exciting action reserved for the three-page epilogue. Ironically, there is a reasonable degree of suspense to the plot, but our interest ebbed and waned so severely we might have put this down if we hadn't lined up for the hardback.
The plot revolves around Ellie Cavanaugh, a 30-year-old investigative reporter, fighting unsuccessfully the parole of Rob Westerfield, convicted some 20 years earlier for the murder of Ellie's sister Andrea. Though only seven at the time, Ellie's testimony in court weighed heavily in the guilty verdict. But Rob is being sprung on parole, and his wealthy family is pursuing all means, including illegal ones, to have him retried and acquitted. The rest of the book is basically the war between Rob's antics and Ellie's fact finding, and in the end Andrea's murder plus another one from long ago are all neatly re-solved and tied up with ribbons. In between, Ellie is harassed and followed and injured, etc. yet never succumbs, like virtually all of Clark's leading ladies, no matter the hurdles or the challenges. Some all too convenient helpers bail Ellie out of more than one predicament.
So what we find is not really the recipe for a whopping best seller. A dash of suspense is overwhelmed by plodding story lines, improbable action, implausible developments, and a leading lady who after all is said and done is not that easy to really care about. Clark's innately good story crafting and writing are not enough to make this cake rise and shine.

0 komentar: