Preview Novel Breaking Dawn

Kamis, 29 September 2011

Breaking Dawn (Twilight, #4)

Loading-transLoading...

View a preview of this book online

Loading-transLoading...

View the full version of this book online

Breaking Dawn (Twilight #4)

by Stephenie Meyer

gramedia 2008

Twilight tempted the imagination. New Moon made readers thirsty for more. Eclipse turned the saga into a worldwide phenomenon. And now, the book that everyone has been waiting for...

Breaking Dawn, the final book in the #1 bestselling Twilight Saga, will take your breath away.

Buku ini bisa disebut bertampang bagus dan berisi sebagus tampangnya. Apalagi ketika tiga saudaranya sudah difilmkan. Dan itu heboh seheboh-hebohnya—meski saya agak tidak tertarik sebab orang lebih heboh nonton film daripada membaca dulu. Bagi saya, tindakan semacam itu hanya dilakukan oleh para tidak-pecinta-buku atau mereka yang menonton dan ikut dalam kehebohan demi prestise atau yang akhir-akhir ini lagi trend: biar eksis!

Buku ini menarik, sama seperti tiga saudaranya, bukan karena apa-apa, hanya karena saya sering salah menyebut nama penulisnya. Saya pikir Stephanie Meyer itu seorang pria seperti kebanyakan penulis asing yang saya sukai macam Paolo Coelho, Umberto Eco, Scott Mariani, dan Dan Brown. Ternyata dia seorang perempuan jelita yang sering saya kunjungi situsnya setelah itu.

Satu hal hebat dari buku ini, sama seperti ketiga saudaranya, adalah menampilkan tokoh-tokoh purba macam vampir, manusia serigala dan suku Indian dalam kemasan modern. Orang-orang yang bertampang oke, terpelajar, aristokrat, dan memiliki semua sumber daya yang diimpikan masyarakat modern. Mereka jauh dari vampir dan manusia serigala yang sering saya lihat difilm, baca dibuku sebelumnya, apalagi dibandingkan dengan makhluk gaib dari Indonesia yang memelas dan kere.

Membaca buku ini, sempat membuat saya yakin, di Eropa sana masih ada yang namanya vampir dan manusia serigala. Entah bagaimana caranya mereka berhasil lolos dari sensor masyarakat modern. Apakah Anda juga sempat meyakininya?

Preview:

Saya: buku ini memuaskan para pecinta Vampir, Manusia, dan Serigala...tapi tidak memuaskan mereka yang ingin peperangan seperti Stefan dan Vladimir (seperti saya). padahal sejak buku pertama, saya sudah menunggu kapan, Vampir Italy itu dikalahkan dan diturunkan dari tahtanya...(jika bercermin pada sejarah dunia manusia, Imperium Romawi berkuasa kemudian akan muncul imperius yang lainnya...apakah novel ini menggambarkan sejarah duniadari sisi lain itu seperti apa?) semoga Meyer bikin buku lanjutan dari Breaking Dawn dimana Volturi kalah dan imperius lain muncul...mungkin imperium Amerika atau China dan Korea...imperium Indonesia mungkin berabad2 kemudian...smoga...

Lin-Lin: and they all live happily ever after.

Yah begitulah akhir breaking dawn, bukan berarti saya tidak suka happy ending. Tapi eksekusi penyelesaian kasus persis seperti ending prom night pada buku-buku teenlit (si A dan si B baikan, si C akhirnya berhasil diterima di universitas pilihannya, si D jadian dengan si E) --> ini kiasan aja, tapi yah mengingat target pembaca buku ini adalah remaja baru gede, mungkin bisa dimaklumi.

Jangan lihat buku ini dari sisi logika, bacaaan fantasy atau general romance novel, tapi lihat dari sisi humor dan ini adalah bacaan remaja, dimana beberapa hal aneh bisa terasa masuk akal bahkan terlihat keren (vampir superhero dengan berbagai jenis kekuatan supranatural ala X-Men, bayi setengah vampir yang mengkomsumsi susu formula dan juga darah, Bella yg masih manusia tapi ngidam darah karena mengandung anak vampir dan sarapannya omelet, yuck, dll)

POV ada 2, Bella dan Jacob. Mungkin akan saya kasih 3 bintang seandainya POV Jacob lebih banyak, sayangnya hanya di tengah-tengah saja, selebihnya balik ke Bella lagi (yah emang dia kan tokoh utamanya, kenapa juga saya harus komplen). Tapi untunglah Meyer membuat Bella sedikit berguna di bab-bab terakhir, walaupun jadinya bikin antiklimaks.

Tapi baca buku ini saya jadi sadar, kalau saya sudah tidak cocok baca YA dengan kadar romantis 70% lebih alias YA romance (innocent sweet girl meet cool vampire, angel, demon & werewolf guy, etc & they hook up & bla-bla), saya lebih cocok dengan YA for adult reader (perang besar sebagai klimaks, pengarang yg tega untuk mematikan tokoh-tokoh favorit, dan bitter sweet ending mungkin) -->Harry Potter, THG & TBT have all point I want, making those books my favorites.



Natha
: love this book! Akhirnya perjuangan Bella mempertahankan Edward ada hasilnya walau untuk itu dia nyaris kehilangan nyawanya. Dan aku agak sedikit tidak rela kenapa Renesmee harus 'jadian' dengan Jacob, tapi mungkin itulah gaya eksekusi cerita sang penulis untuk membuat semua berakhir baik dan bahagia.
Buku pertama dan keempat dari kisah Twilight adalah buku favorit dan yang keempat ini termasuk kutunggu unbtuk direalisasikan dalam bentuk visual. :D

Cintantya Sotya Ratri: Selesai juga kisah Bella-Edward ini!
Bella menikah dengan Edward, berbulan madu di sebuah pulau dekat Brazil, kalau nggak salah, menikmati bulan madu dengan malam pertama yang disertai kecelakaan: tubuh Bella memar-memar. Bulan madu berakhir dengan kehamilan Bella yang hampir membuat Bella sekarat namun membuatnya bisa mulai meminum darah alias berlatih untuk menjadi vampir betulan dan menikmatinya. Bayi dalam kandungannya itu ternyata ganas. Membuat Bella harus dirawat intensif oleh 'Ayah' Edward, Dokter Carlisle dan membuat beberapa tulang badannya retak. Bayi itu lahir dengan selamat dan berkelamin perempuan yang Bella beri nama Reneesme, merupakan gabungan dari nama Renee dan Esme. Karena Bella pun akhirnya mati setelah melahirkan Bayinya yang setengah vampir setengah manusia itu (weleh) dia justru dapat berubah menjadi vampir dan merasakan hidup seperti pujaan hatinya sehidup semati, Edward Cullen.
walaupun ada sedikit ketegangan yang ditambahkan untuk menebalkan buku dan menggenapkan halaman di tiap bab, yaitu kedatangan keluarga volturi, buku ini tetap tidak bertambah menarik...
Pokoknya, pada akhirnya kehidupan Bella-Edward-Jacob membahagiakan!

Preview Midah Si Manis Bergigi Emas


 

Midah Si Manis Bergigi Emas

Midah, pada awalnya berasal dari keluarga terpandang dan beguna. Karena ketidakadilan dalam rumah, ia memilih kabur dan terhempas di tengah jalanan Jakarta tahun 50-an yang ganas. Ia tampil sebagai orang yang tak mudah menyerah dengan nasib hidup, walaupun ia hanya seorang penyanyi dengan panggilan "si manis bergigi emas" dalam kelompok pengamen keliling dari satu resto ke resto, bahkan dari pintu ke pintu rumah warga…

Saya: Mengerikan sekali membayangkan tahun 50-an di Jakarta. Saya jadi ngeri membayangkan perempuan-perempuan yang merantau ke Jakarta pada tahun-tahun itu.

Raka Nouvel: Khas Pramoedya Ananta Toer!!

Novel tentang sosial ini sangat dekat dengan kehidupan nyata kita. Bagaimana seorang yang alim namun ternyata kealimannya diliputi oleh kesombongan dan keserakahan mengakibatkan anaknya yang cantik dan manis memberontak pada kehidupan keluarganya.

Tidak tanggung-tanggung Midah langsung terjun di dunia jalanan, menjajakan suara emasnya demi rupiah tak seberapa. Namun dijalanan Midah belajar banyak. Belajar tentang kekuatan, tentang keadilan, tentang kebohongan, tentang cinta dan tentang tanggung jawab.

Kehidupan yang pilu yang dihadapi Midah membuatku tak pelak merasa tergores pula. Bagaimana tidak, saat naluri kepedulian kita tersentil saat itulah kita menyadari bahwa kaki kita telah menapaki kesombongan tiada surut. Menapaki keangkuhan dunia yang semrawut.

Mau sampai kapan?

Dan sebagai orang tua kita pasti tersindir bahwa perhatian yang berlebihan, kesenjangan cinta dan kasih sayang, menimbulkan banyak dampak pada buah hati kita tercinta.

Jangan sampai terlambat! Baca dan pelajari makna dari buku ini.

Mungkin sebagian orang tak biasa dengan kemasan yang dibawa Pramoedya, namun pelajaran yang dikandungnya bisa diambil oleh siapa saja. ya siapa saja yang berniat berubah ke arah kehidupan yang lebih baik.

Dan kehidupan yang lebih baik bukanlah kehidupan yang penuh gelimang harta dan pujian...tapi kehidupan yang memiliki arti tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi keluarga, anak cucu dan lingkungan sekitar.

Irwan Sukma: Cetakan 1, Juli 2003
Cetakan 5, Februari 2010

Jakarta : Lentera Dipantara, 2003

134 hlm. ; 13 X 20 cm


Di rak buku saya ada 2 karya Pram yang belum saya baca yaitu “
Panggil Aku Kartini Saja” dan “Midah, Simanis Bergigi Emas”. Awalnya saya ingin menyelesaikan “Panggil Aku Kartini Saja” terlebih dahulu, yang rencananya akan saya selesaikan sebelum Hari Karitni 21 April. Dengan niat saat hari Kartini reviewnya sudah selsai. Namun apa daya, kesibukan saya yang tidak jelas membuat “Panggil Aku Kartini Saja” tertunda. Apalagi buku itu cukup tebal dan “berat". Maka saya memutuskan untuk menylesaikan “Midah Simanis Bergigi Emas” terlebih dahulu. Buku ini cukup tipis dan “ringan”.

Novel ini ditulis Pram pada warsa 50-an dengan seting tempat di Jakarta. Nama tokoh utama dalam novel ini bernama Midah. Hanya Midah. Kulitnya kuning wajahnya agak bulat. Kalau tersenyum, ih manisnya. Cantik parasnya, lentik suaranya dan kuat hatinya.


Midah dilahirkan dari keluarga yang taat beragama. Haji Abdul nama bapaknya. Fanatik terhadap musik yang berbau Arab. Umi Kalsum yang menjadi penyanyi favoritnya. Haji Abdul termasuk orang sukses. Ah, hidup ini alangkah manis kalau cita demi cita terampas di tangan kiri dan kebesaran demi kebesaran dikuasai di tangan kanan.


Hingga Midah berumur Sembilan tahun, keluarga Haji Abdul belum mendapatkan anggota keluarga baru. Mulai saat itu kebimbangan merayap dalam hatinya, bahakan sekali Haji Abdul pernah berkata , “
Biarlah semua aku korbankan, asalkan mendapat anak lagi—terutama lelaki.”
Dia merasa menyesal telah megatakan itu, dia merasa tidak bersyukur sepenuh hati kepada apa yang telah Tuhan berikan. Beberapa malam dia tidak bisa tidur. Untuk mencegah kemungkinan murka Tuhan, ia terus menerus berzikir.


Pada suatu hari istrinya datang padanya dan berbisik, “Tuhan telah mengabulkan permintaanmu. Aku mengandung. Akhirnya anak kedua lahir dan belum setahun kemudia Haji Abdul mendapat anak kembal laki-laki. Setahun kemudian ia memperoleh anak perempuan. Terus menerus.


Midah merasa sudah mulai tidak dimanjakan. Sudah tak dapat lagi perhatian seperti dulu. Dia mulai mencari indah dan nikmat itu diluar rumah. Hingga akhirya ia jatuh cinta pada musik kroncong. Musik kroncong yang menurut bapaknya adalah suatu yang haram. Karena melihat Midah menyanyi mengiringi lagu kroncong ditamparlah Midah oleh bapaknya. Dihancurkanlah piringan hitam Midah yang berisi lagu kroncong.


Midah dikawinkan oleh seorang yang kaya kenalan bapaknya. Orang tersebut bernama Haji Tarbus dari Cibatok—seorang yang berperawakan gagah, tegap, berkumis lebat, dan bermata tajam. Haji Tarbus bukanlah bujang dan muda. Bininya telah tersebar di seluruh Cibatok. Ini di ketahuinya setelah mengandung tiga bulan.


Midah akhirnya minggat dari rumah suaminya. Tetapi tidak pulang kerumah melaikan kerumah bekas babunya yang bernama Riah.Tak berapa lama Midah tinggal di tempat Riah. Midah kemudian pamit dengan kondosi mengandung. Midah lebih memilih hidup di jalan, dia terkenang dengan rombongan kroncong. Kini tarikan untuk memasuki kehidupan tanpa kesulitan itu makin terasa. Kehidupan yang hanya mengabdi kepada kenikmatan, kegiranganm dan keriahan tingkah keroncong.


Sebagai pengamen kronocong, memang begitu di hinakan. Sedangkan mereka tidaklah mengemis. Mereka membagi keriangan kepada pendengar dan minta perhatian dari pendengar dengan sedikit penghargaan.


Midah kemudian bergabung dengan rombongan kroncong yang di temuinya di wilayah Senen. Ketika rombongan kroncong itu menanyakan nama dari Midah, dia tidak menjawab. Karena wajah Midah yang cantik dan manis. Maka mereka sepakat memanggil Midah dengan sebutan Simanis.

Ketika masuk rombongan untuk menyaingi vokalis yang sudah ada yaitu Nini. , Midah mengganti sepasang taringnya dengan emas. Sebelumnya Nini juga bergigi emas.


Dalam rombongan kehamilan Midah semakin membesar, ini membuat Midah tidak mampu mengikuti rombongan. Ini merupakan suatu hamabatan. Apalagi ketika Midah melahirkan, semua tampak tidak sepakat dengan kehadiran bayi tersebut. Ketika malam mereka merasa terganggu. Ketua rombongan juga tidak mampu berbuat banyak, dia memutuskan agar Midah keluar dari rombongan. Sebenarnya itu tidak akan terjadi jika Midah mau menerima lamaran ketua rombongan. Tapi Midah selalu menolak.


Midah melanjutkan hidupnya dengan bernyanyi sendiri di kawasan Jatinegara. Ketika itu dia bertemu dengan polisi lalu lintas bernama Ahmad. Ahmad berjanji akan melatih Midah bernyanyi dan membaca not balok. Karena Ahmad adalah seorang seniman juga.


Kehidupan yang keras dan kejam selama itu ia hadapi dengan keberanian. Kini masanya datang bagi Midah untuk jatuh cinta. Dia tertarik dengan sikap Ahmad yang lurus dan tingkahnya yang bebas.

Hampir tiap hari Ahmad mengajarkannya bernyanyi. Cinta yang terpendam dalam dadanya memperlunak kekerasan kehidupanya selama itu. Kehidupan Midah selama di jalanan memang beradab. Midah berujar, “
walau aku hidup di jalan, aku bukan orang jalanan..”
Namun sikap Ahmad berubah, dia ingin menodai cinta Midah. Dia ingin menikmati tubuh Midah, akhirnya mereka larut dan “
tenggelam” dalam cinta. Beberapa jam kemudian anak Midah (Rodjali) yang masih bayi menangis. Ketiga-tiganyapun terbangun. Mulai pula berangan nafsu Ahmad mengamuk di dalam dada. Dan mulai lagi kedua orang itu jatuh tenggelam. Tangisan Rodjali diartikan oleh Midah yaitu menyaksikan bagaimana untuk pertama kali kerena cinta ibunya dinodai. Dan yang menodainya adalah engkau (Ahmad). Sejak saat itu Ahmad bukan hanya melatihnya bernyanyi, tetapi juga bertindak sebagi tamu yang terus-terusan menagih.

Haji Abdul dan istrinya merasa menyesal telah menelatarkan anaknya. Apalagi ketika mendengar Midah sebagi penyanyi kroncong di jalanan dan sekarang di radio. Mereka ingin bertemu dengan Midah dan cucunya—Rodjali. Akhirnya ibu Midah berhasil medapatkan rumah tempat dimana Midah tinggal. Namun yang hanya bisa ditemui hanya Rodjali. Sedangkan Midah masih bernyanyi di tempat pernikahan. Ibu Midah pun membawa cucunya pulang kerumah.


Suatu ketika Midah mengandung. Buah cinta terlarang antara dia dengan Ahmad. Namun Ahmad tidak mau bertanggung jawab. Akhirnya Midah diusir dari tempat kediaman Ahmad oleh orang tua Ahmad. Midah semikin kalut, dia memutuskan untuk kembali kerumah orangtunya. Pikirannya timbul tenggelam dalam bayang-bayang Djali, Haji Tarbus, Ahmad dan dirinya sendiri. Dan seketika tergantikan oleh pengetian yang disukainya dan dibencinya yaitu : cinta, dendam, ketakutan, kekhawatiran.


Kadungan dari hasil buah cinta Ahmad semakin membesar, dan Midah merasa bahwa tidak sepatutnya dia merusak nama baik orangtuanya sendiri. Akhirnya Midah minggat untuk kedua kalinya. Ketika Haji Abdul tidak dirumah yang ada hanya ibunya. Midah pergi dalam keadaan mengandung dan membawa Rodjali anaknya. Sekuat tenaga ibunya mencegah, namun Midah tetap bertahan pada pendirianya untuk meninggalkan keluarganya. Akhirnya ibunya mengizinkan dengan catatan bahwa Rodjali tetap tinggal. Midahpun sepakat, ”
hanya doa ibu aku harapkan. Hanya restu bapak aku inginkan.”
Setelah beberapa bulan Midah—Simanis Bergigi Emas—tak pernah terdengar diradio. Kini nama Midah mulai bergelombang dari penjuru ke penjuru. Midah dalam sepotong hidupnya telah bertemu banyak lelaki. Kesusilaan dan ketertiban peradaban antara baik dan buruk yang di bawa dari rumahnya, kini tidak membangkitkan pikiran lagi padanya.

Kepopuleran namanya berkuda dengan kepopuleran dalam pergaulan dengan lelaki.


Dalam akhir novel Pram menulis,

Sejarah Midah—simanis bergigi emas—mulailah dari sini sebagai penyanyi.

Sejarah Midah—simanis bergigi emas—telah lenyap, sebagai seorang wanita.


Novel ini cukup ringan namun sarat akan nilai moral dan kemanusiaan. Dimana terdapat juga cerita tentang kebusukan moralis yang miskin dengan sikap humanis.

Bacaan yang ringan dengan khas gaya penulisan Pram yang tidak terlepas dari peristiwa sejarah.

Hidup memang keras…!!!!

Windy Hapsari: salah satu buku Pramoedya yang 'ringan'. menceritakan jalan kehidupan gadis cantik baik yang manis maupun getir.
seperti contoh kejadian yang selalu didongengkan eyangti menjelang saya tidur bahwa secantik cantiknya wanita kalau tidak bisa menjaga diri sendiri pada akhirnya akan menanggung malu dan aib karena ulah lelaki yang tidak bertanggung jawab.
paling tidak menurut saya Midah tidak terlalu egois dengan menyerahkan Rodjali kepada ibunya, berani merubah nasibnya dengan meninggalkan suaminya, dan masih punya malu dengan tidak mau menambah aib ibunya dengan anak tanpa bapak yang dikandungnya.

Pipitta: Pram menulis novel ringan ini sekitar tahun 50-an. Yang gw beli ini terbitan Lentera Dipantara, seharga 28.600 rups. Desain covernya lumayan menarik. Ada bagian yang mengilap segala. Tebal buku kurang lebih 132 halaman. Sangat tipis kalau dibandingkan dengan Arok Dedes.

Cerita dalam buku ini berpusat pada kisah hidup "Midah". Di usia 10 tahun sejak tak lagi menjadi kesayangan ayahnya setelah adiknya lahir satu demi satu, Midah menghabiskan waktu dengan membuntuti pengamen keroncong karena terpesona pada musik tersebut. Haji Abdul, ayahnya, hanya mengijinkan musik Umi Kalsum di rumahnya. Begitu tahu Midah membeli piringan hitam keroncong, ia marah besar dan memukul anaknya. Tak lama kemudian ia memutuskan menikahkan Midah dengan seorang haji pemilik berhektar sawah dan puluhan kerbau.

Saat Midah hamil tiga bulan, ia kabur dari rumah suaminya, mengetahui bukan hanya dia saja istri sang haji. Tak berani pulang ke rumah, ia menumpang ke rumah bekas pembantu keluarganya. Untuk menyambung hidup, Midah kemudian memutuskan bergabung dengan kelompok pengamen keroncong keliling. Karena Midah pandai menyanyi, ia dijadikan penyanyi utama kelompok pengamen tersebut walau dimusuhi anggota perempuan lain yang iri padanya.

Hidup sebagai anggota pengamen keliling sangat berat bagi Midah. Sehabis mengamen, mereka menyewa satu kamar untuk tidur beramai-ramai. Midah bahkan terpaksa menyaksikan yang lain bersetubuh, dan kalau tidak mengaku sedang hamil sudah pasti ia pun akan ditiduri. Untunglah ketua kelompok pengamen bersedia melindunginya. Midah diharuskan tidur disampingnya agar tidak diganggu yang lain. Namun, ketika akhirnya Midah berkali-kali menolak tawaran kawin dengan si ketua, ia kehilangan perlindungan. Puncaknya saat anak Midah lahir, ia tak lagi diterima dalam kelompok pengamen keroncong tersebut.

Suatu hari Midah ditolong seorang polisi bernama Ahmad, yang menyewakan sebuah kamar sederhana untuk Midah dan anaknya. Pada awalnya hubungan mereka berjalan baik dan saling menghormati. Midah menyukai Ahmad walau tahu tak mungkin menikah dengannya. Status dan pekerjaannya akan dianggap tak pantas bagi keluarga besar Ahmad. Namun pada suatu malam Ahmad 'menagih' balasan atas kebaikannya. Midah tak pernah kuasa menolak, hingga akhirnya ia hamil. Saat Midah memberi tahu Ahmad, ia menyangkal kemungkinan janin itu adalah anaknya sendiri, karena hal seperti itu akan sangat mencoreng reputasi sosialnya. Ahmad memutuskan tak akan menemui Midah lagi.

Mengetahui nasib Midah, ayahnya menutup diri dari dunia luar, sedangkan ibunya merawat cucu pertamanya agar punya kehidupan yang lebih baik. Tak mau orang tuanya menanggung aib gara-gara dirinya, Midah pergi dari rumah orang tuanya, dan menjalankan dan menghidupi dirinya dengan menyanyi keroncong.

PS: review copy-paste dari http://pipitta.multiply.com/reviews/item..

Fitri D: Pram, lewat novel ringan ini, memperlihatkan ketegangan antara jiwa seorang humanis dan moralis. Di satu sisi Pram ingin menegaskan kekuatan seorang perempuan berjiwa dan berpribadi kuat melawan ganasnya kehidupan. Seorang perempuan yang tidak mudah ditaklukan oleh apa pun. Tapi di sisi lain ingin memperlihatakan kebusukan kaum moralis lewat tokoh Hadji Trebus, juga Hadji Abdul yang hanya rajin zikir tapi miskin citarasa kemanusiaan. Dan juga serakah

Preview Novel Para Priyayi

Rabu, 28 September 2011

Buku ini saya baca ketika tiba di Ujung Pandang. Kebanyakan orang masih menyebutnya Ujung Pandang, sebelum berganti menjadi Makassar. Saya mendapatkan buku Para Priyayi ini secara tidak sengaja di sebuah perpustakaan yang tidak terurus lagi. Sarang laba-laba menutup sampulnya yang tua, berbau seperti kertas tua dari masa lalu. Tapi mungkin di situlah magis dari buku ini.
**Setelah menemukan dia, saya tidak bisa tidur sebelum membacanya. Bahkan saya menjadi agak jauh dari orang sekitar karena asyik dalam duni SAYA dalam buku Para Priyayi ini**


Para Priyayi
Novel ini bercerita tentang Soedarsono seorang anak dari keluarga buruh tani yang oleh orang tua dan sanak saudaranya diharapkan dapat menjadi “sang pemula” untuk membangun dinasti keluarga priyayi kecil. Berkat dorongan Asisten Wedana Ndoro Seten ia bisa sekolah dan kemudian menjadi guru desa.

Dari sinilah ia memasuki dunia elite birokrasi sebagai priyayi pangreh praja. Ketiga anaknya melawati zaman Belanda dan zaman Jepang tumbuh sebagai guru opsir peta dan istri asisten wedana. Cita-cita keluarganya berhasil. Benarkah? Lalu apakah sesungguhnya “
priyayi” itu? Status kelas? Pandangan dunia kelas menengah elite birokrasi? Sekadar gaya hidup? Atau kesemuanya?

Saya: saya membaca novel ini ketika berada di Makassar... begitu unik, nyaris membingunkan karena semua tokoh menyebut dirinya "aku atau saya"
Edy Murbyanto: Menurutku buku ini merupakan masterpiece-nya Umar Kayam. Bertutur dan menyingkap tentang budaya priyayi yang sebagian merupakan hal yang samar dan salah dipahami oleh orang banyak, seperti budaya judi maupun pandangan tentang feodalisme yang ternyata tidak selamanya bernuansa negatif. Kepakaran Umar Kayam sebagai budayawan, sangat berperan dalam menyingkap budaya yang samar-samar itu.Beliau juga mampu mengantar kita untuk menyelami suasana kota kecil dan daerah periferi yang masih ndeso.. Tiada bosan ku membaca buku ini walau sudah kutamatkan berulangkali.
Tyas: saya suka sekali setting yang dibangun umar kayam dalam buku ini. membaca buku ini seperti sedang menonton film, semua bisa terbangun di dalam khayalan kita.
Pedro: Buku ini sangatlah mengagumkan...Kehidupan yang penuh dengan cerita dan lika-likunya itu di kupas habis oleh Umar Kayam. Priyayi yang kumengerti dalam novel ini adalah merupakan orang-orang yang mempunyai pengetahuan dan terdidik dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan disekolahan. karakter-karakter dalam novel ini mempunyai kepribadian mereka masing-masing. Dan yang paling mengagumkan adalah Sastrodarsono dan Lantip. Mereka berdua memperlihatkan daya tarik tersendiri dalam novel ini. Mereka mempunyai backgroud yang sama yaitu dari seorang petani menjadi priyayi. Dan mereka mempunyai harapan yang sama, tentang keluarga, masyarakat dan negara.
Upik Noviyanti: Kalau anda ingin belajar tentang jawa, buku yang patut anda baca salah satunya adalah para priyayinya umar kayam. dari buku ini kita bisa belajar tentang bagaimana sikap dan tindak tanduk orang jawa khususnya priyayi dan non priyayi membaca buku ini akan kita temui salah satu tokohny yang berusaha untuk menjadi seorang priyayi. dari sini pula kita bisa baca ternyata tidak semua orang yang berasal dari kasta priyayi memiliki sifat layaknnya seorang priyayi. kemudian dalam pikiran saya muncul pertanyaan seberapa pentingkah menjadi priyayi?? anda punya jawabannya....
Harun Harahap: Apakah arti dari sebuah kata “Priyayi”?
Dalam kebudayaan Jawa, istilah priyayi atau berdarah biru merupakan suatu kelas sosial yang mengacu kepada golongan bangsawan. Suatu golongan tertinggi dalam masyarakat karena memiliki keturunan dari keluarga kerajaan. (Wikipedia)

Arti dari priyayi di atas sangat berlainan dengan arti priyayi dalam novel Para Priyayi ini. Priyayi di buku ini tak mestilah keturunan dari keluarga kerajaan. Seorang Priyayi bisa jadi berasal dari kaum petani, seorang rakyat biasa yang biasa disebut kaum Abangan. Begitu pula tokoh priayi dalam movel ini, Sastrodarsono yang anak dari seorang buruh tani.

Dengan usaha yang kuat dan dorongan dari dirinya sendiri, pihak keluarga dan orang yang mempercayainya, Soedarsono( nama kecil Sastrodarsono) bisa menapaki jenjang kepriyayiannya dengan menjadi seorang guru. Dari sanalah dimulai sejarah kepriyayian dalam keluarganya.

Novel ini sangat menarik untuk dibaca karena diceritakan dai sudut pandang semua tokoh. Baik dari Sastrodarsono,istrinya, anak-anaknya, menantu-menantunya bahkan cucu-cucunya. Yang setiap tokoh memiliki permasalahan yang cukup pelik dan berbeda-beda. Namun, dengan ikatan kekeluargaan yang kuat dan saling membantu antara anggota keluarga, semua permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan baik.

Yang paling menarik dari semua tokoh dalam novel ini adalah Lantip. Seorang anak jadah dari keponakan Sastrodarsono yang hilang raib entah kemana. Lantip diceritakan dengan dasar didikan seorang ibu miskin yang begitu tabah dalam menjalani kerasnya kehidupan bisa masuk ke dalam keluarga Sastrodarsono. Lantip begitu bijaksana dan rendah hati. Siap menolong keluarga angkatnya yang telah memberikan kesempatan dirinya untuk maju. Seorang yang tak lupa kacang pada kulitnya dan menerapkan ilmu padi. Masih adakah seorang Lantip di dunia saat ini?

Kembali dengan makna dari kata “Priyayi”. Priyayi dalam novel ini digambarkan bahwa semangatnya adalah kerukunan, persaudaraan dan kerakyatan. Yang disebut priyayi bukanlah orang-orang yang menghisap darah wong cilik. Melainkan Priyayi adalah orang-orang yang mengabdi pada wong cilik yang tanpa pamrih.

Preview Buku Harry Potter #7

Rabu, 21 September 2011

Harry Potter adalah buku fiksi sihir pertama yang saya baca dalam perjalanan membaca buku saya. Buku ini sangat berkesan karena, saya membaca setiap serialnya di pulau-pulau dan kota-kota yang berbeda-beda, seperti sebuah perjalanan Trio Harry, Hermione, dan Ron menemukan dan menghancurkan Horcrux.
**saya membaca buku terakhir ini 1) dalam bahasa Inggris/tidak selesai 2) milik seorang kawan/dalam bahasa Indonesia 3) milik tante saya/dalam bahasa Indonesia 4) di komputer seorang kawan/dalam e-book
Dan inilah dia buku terakhir yang menggetarkan dunia sihir itu**

 

Harry Potter and the Deathly Hallows (Harry Potter #7)

Begun a decade ago and encompassing six shelf-bending novels, the seventh and concluding volume of the international literary phenomenon that is the Harry Potter saga comes to a bombshell-packed -- and oh so satisfying -- conclusion in Harry Potter and the Deathly Hallows, arguably the most wildly anticipated release in modern publishing history.


As the novel begins, Harry, Ron and Hermione are on the run from Lord Voldemort, whose minions of Death Eaters have not only taken control of the Minister of Magic but have begun to systematically -- and forcibly -- change the entire culture of the magic community: Muggle-born wizards, for example, are being rounded up and questioned, and all "blood traitors" are being imprisoned. But as Voldemort and his followers ruthlessly pursue the fugitive with the lightning bolt scar on his forehead, Potter finally uncovers the jaw-dropping truth
of his existence....

Saya: LAGI TUNGGU DENGAN BERDEBAR2 FILMX
Niken: Ceritanya seru. Mengharukan, menyedihkan, lucu, membuat kesal dan bikin deg deg plas. Semua jadi satu. Tapi, bete banget pas Hedwig mati. Baru juga mulai cerita kok tau2 dibikin mati ama Rowling keparat. [Gw udah sebel ama JK Rowling dari buku 4. Tapi gw tetep suka baca Harry Potter. Love and Hate Relationship gitu lah. :P]

Laluuu...pas baca halaman terakhir.... Udah? Gini doang? Kok ga rame gini endingnya. Gag gigit. Gag membuat lega. Berasa banget kalo harusnya bisa dibikin lebih. Baaah...sok tau bener ya gw in...

Yah, gitu deh review dari gw.
Marchel Sudharsono: Bingung mau menceritakan kesannya.

Gelap, sangat gelap, dan memusingkan. JK Rowling kau hebat !!!*menjura*

It's all about love.

Harry yang demi mengalahkan Voldemort harus rela berpisah dengan Ginny. Ron & Hermione harus rela menekan perasaan masing-masing.*nda nyambung yee ^^*

Perang yang seru, dari awal cerita sudah mencekam. Oh bagi yang suka kemeriahan penyambutan murid-murid baru Hogwarts di awal ajaran baru, kali ini dijamin kecewa. Ga ada cerita sekolah Hogwarts. Perang, mantra lawan mantra. Sihir lawan sihir. Dan kematian yang banyak...

Seperti dalam perang di dunia kita, perang di dunia sihir sama saja. Banyak pahlawan yang mati, do or die.

Semua tindakan aneh yang janggal di buku-buku sebelumnya, semua terjawab di sini. Kenapa Voldemort kok sakti banget sehingga bisa balik dari kematian? Kenapa sebuah buku bisa mempengaruhi seseorang? Kenapa Peter Pettegriew jahat tapi tak tampak kejam? Kenapa Dumbledore sangat percaya sama Snape?

Jawabannya hanyalah cinta dan rasa kasihan, dan itu yg Voldemort ga punya ^^.

Cinta juga yang mampu membuat Mrs Weasley mempecundangi Bellatrix Lastrange. Bravo Mrs Weasley !!! *eh ini spoiler ya >.<*

Kita juga akan menyaksikan perubahan yang sangat pesat dari Luna Lovegood & Neville Longbottom. Neville yg bego, dan selalu kehilangan kodoknya itu ^^, secara tak disangka-sangka melakukan tindakan hebat menjelang akhir cerita. Luna Lovegood dengan segala dandanan anehnya itu, ternyata pejuang yg hebat ^^.

Hiks, sedih mengetahui nasib Lupin dan Nymphadora Tonks T_T

JK Rowling, kamu hebat dan kisah Potter ini ga akan ada lagi yang menyamainya.*menjura lagi*

P.S
:
Satu pelajaran penting dari Harry Potter. Jika kau bingung ketika harus memilih antara menuruti dorongan logika pikiranmu dan mendengarkan hati nuranimu, saranku turutilah hati nuranimu !!!
Dahlia: Woaaaaaaaaaa...sudah selesai!!!

Oke oke, g bikin pengakuan pra & pasca baca buku ini deh :

1. Pas g pajang bukunya d GRI g d berondong spoiler, sebagai hukuman karena g baru baca keknya huahahaha...maaf temans, spoiler kalian kurang menarik! *ini artinya g jelas nyuekin komen2 yg bertebaran a.k.a nggak baca*

2. G pajang buku d GRI utk menenangkan keeper karena g janji baca buku bareng awal bulan ini. Padahal bukunya masih terkubur d suatu tempat dalam kardus2 d sudut kamar kos-an hihihihi...*maaf keep, bola besi u kadang2 terlihat sangat menakutkan*

3. Maleeees bgt ngaduk2 kardus, g sempet minta temen kantor bawain buku punya dia, g bilang pinjem 4 hari aja, tapi temen kantor g dudulz dan sama pemalasnya. Akhirnya sambil manyun g menggali2 kardus berdebu yg sudah tidak tersentuh selama ratusan tahun *lebaaay*

4. Waks!!!! g lupa nama-nama tokoh ma kemampuan mereka. Tonk itu yang mana yah? sihir ini...utk apa yah? emang ada tokoh ini? heeeeeeh...sudahlaaaah *tidur dulu*

5. Tiba2 g sadar, betapa payahnya English g...hiks' *kemana aja g selama ini yah? hahaha*


6. G kena delusi. G pikir tinggal 50 halaman lagi yang tersisa untuk d baca, g sampe pamer2 ma keeper, padahal ternyata...hmmm...masih eeeeh...sekitar 500 halaman lagih! Aaaaaaaaaaakh...*pingsan*

7. G rada terobsesi mantra penggulung lidah *mengingat piranha2 kantor ho ho ho...*

8. G nyerah ma rasa penasaran, akhirnya ke kantor bawa bukunya sedemikian rupa g buat seolah2 g bawa netbooks bukan buku. Dan g eksekusi d toilet sambil pura2 sakit perut. Huahahahahaha...*untung wabah penyakit sedang menyebar, jadi nggak ada yg curiga iyakan?*


Yah, begitulah...
*Menutup buku dengan khidmat*
Farah Lestari: Buku paling tebal dari seluruh Harry Potter series (eh, bener ga sih?), dan bisa gue selesaikan hanya dalam 3 hari. Dan bagian pertama yang gue baca adalah.. bab terakhirnya *huahahahhaa*
Mina: Buku terakhir dan jawaban terakhir dari semua pertanyaan dalam serial Harry Potter. Banyak yang mati, ending yang menyedihkan tetapi indah buat our beloved Severus Snape, dan ending yang terlalu mudah untuk Dia-yang-Namanya-Tidak-Boleh-Disebut.