Preview Novel Para Priyayi

Rabu, 28 September 2011

Buku ini saya baca ketika tiba di Ujung Pandang. Kebanyakan orang masih menyebutnya Ujung Pandang, sebelum berganti menjadi Makassar. Saya mendapatkan buku Para Priyayi ini secara tidak sengaja di sebuah perpustakaan yang tidak terurus lagi. Sarang laba-laba menutup sampulnya yang tua, berbau seperti kertas tua dari masa lalu. Tapi mungkin di situlah magis dari buku ini.
**Setelah menemukan dia, saya tidak bisa tidur sebelum membacanya. Bahkan saya menjadi agak jauh dari orang sekitar karena asyik dalam duni SAYA dalam buku Para Priyayi ini**


Para Priyayi
Novel ini bercerita tentang Soedarsono seorang anak dari keluarga buruh tani yang oleh orang tua dan sanak saudaranya diharapkan dapat menjadi “sang pemula” untuk membangun dinasti keluarga priyayi kecil. Berkat dorongan Asisten Wedana Ndoro Seten ia bisa sekolah dan kemudian menjadi guru desa.

Dari sinilah ia memasuki dunia elite birokrasi sebagai priyayi pangreh praja. Ketiga anaknya melawati zaman Belanda dan zaman Jepang tumbuh sebagai guru opsir peta dan istri asisten wedana. Cita-cita keluarganya berhasil. Benarkah? Lalu apakah sesungguhnya “
priyayi” itu? Status kelas? Pandangan dunia kelas menengah elite birokrasi? Sekadar gaya hidup? Atau kesemuanya?

Saya: saya membaca novel ini ketika berada di Makassar... begitu unik, nyaris membingunkan karena semua tokoh menyebut dirinya "aku atau saya"
Edy Murbyanto: Menurutku buku ini merupakan masterpiece-nya Umar Kayam. Bertutur dan menyingkap tentang budaya priyayi yang sebagian merupakan hal yang samar dan salah dipahami oleh orang banyak, seperti budaya judi maupun pandangan tentang feodalisme yang ternyata tidak selamanya bernuansa negatif. Kepakaran Umar Kayam sebagai budayawan, sangat berperan dalam menyingkap budaya yang samar-samar itu.Beliau juga mampu mengantar kita untuk menyelami suasana kota kecil dan daerah periferi yang masih ndeso.. Tiada bosan ku membaca buku ini walau sudah kutamatkan berulangkali.
Tyas: saya suka sekali setting yang dibangun umar kayam dalam buku ini. membaca buku ini seperti sedang menonton film, semua bisa terbangun di dalam khayalan kita.
Pedro: Buku ini sangatlah mengagumkan...Kehidupan yang penuh dengan cerita dan lika-likunya itu di kupas habis oleh Umar Kayam. Priyayi yang kumengerti dalam novel ini adalah merupakan orang-orang yang mempunyai pengetahuan dan terdidik dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan disekolahan. karakter-karakter dalam novel ini mempunyai kepribadian mereka masing-masing. Dan yang paling mengagumkan adalah Sastrodarsono dan Lantip. Mereka berdua memperlihatkan daya tarik tersendiri dalam novel ini. Mereka mempunyai backgroud yang sama yaitu dari seorang petani menjadi priyayi. Dan mereka mempunyai harapan yang sama, tentang keluarga, masyarakat dan negara.
Upik Noviyanti: Kalau anda ingin belajar tentang jawa, buku yang patut anda baca salah satunya adalah para priyayinya umar kayam. dari buku ini kita bisa belajar tentang bagaimana sikap dan tindak tanduk orang jawa khususnya priyayi dan non priyayi membaca buku ini akan kita temui salah satu tokohny yang berusaha untuk menjadi seorang priyayi. dari sini pula kita bisa baca ternyata tidak semua orang yang berasal dari kasta priyayi memiliki sifat layaknnya seorang priyayi. kemudian dalam pikiran saya muncul pertanyaan seberapa pentingkah menjadi priyayi?? anda punya jawabannya....
Harun Harahap: Apakah arti dari sebuah kata “Priyayi”?
Dalam kebudayaan Jawa, istilah priyayi atau berdarah biru merupakan suatu kelas sosial yang mengacu kepada golongan bangsawan. Suatu golongan tertinggi dalam masyarakat karena memiliki keturunan dari keluarga kerajaan. (Wikipedia)

Arti dari priyayi di atas sangat berlainan dengan arti priyayi dalam novel Para Priyayi ini. Priyayi di buku ini tak mestilah keturunan dari keluarga kerajaan. Seorang Priyayi bisa jadi berasal dari kaum petani, seorang rakyat biasa yang biasa disebut kaum Abangan. Begitu pula tokoh priayi dalam movel ini, Sastrodarsono yang anak dari seorang buruh tani.

Dengan usaha yang kuat dan dorongan dari dirinya sendiri, pihak keluarga dan orang yang mempercayainya, Soedarsono( nama kecil Sastrodarsono) bisa menapaki jenjang kepriyayiannya dengan menjadi seorang guru. Dari sanalah dimulai sejarah kepriyayian dalam keluarganya.

Novel ini sangat menarik untuk dibaca karena diceritakan dai sudut pandang semua tokoh. Baik dari Sastrodarsono,istrinya, anak-anaknya, menantu-menantunya bahkan cucu-cucunya. Yang setiap tokoh memiliki permasalahan yang cukup pelik dan berbeda-beda. Namun, dengan ikatan kekeluargaan yang kuat dan saling membantu antara anggota keluarga, semua permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan baik.

Yang paling menarik dari semua tokoh dalam novel ini adalah Lantip. Seorang anak jadah dari keponakan Sastrodarsono yang hilang raib entah kemana. Lantip diceritakan dengan dasar didikan seorang ibu miskin yang begitu tabah dalam menjalani kerasnya kehidupan bisa masuk ke dalam keluarga Sastrodarsono. Lantip begitu bijaksana dan rendah hati. Siap menolong keluarga angkatnya yang telah memberikan kesempatan dirinya untuk maju. Seorang yang tak lupa kacang pada kulitnya dan menerapkan ilmu padi. Masih adakah seorang Lantip di dunia saat ini?

Kembali dengan makna dari kata “Priyayi”. Priyayi dalam novel ini digambarkan bahwa semangatnya adalah kerukunan, persaudaraan dan kerakyatan. Yang disebut priyayi bukanlah orang-orang yang menghisap darah wong cilik. Melainkan Priyayi adalah orang-orang yang mengabdi pada wong cilik yang tanpa pamrih.

0 komentar: