Bedah Buku [Sederhana] The Jacatra Secret

Jumat, 26 Juli 2013





1

Saya berpura pura sebagai orang Bodoh yang baru pertama kali membaca buku/novel. Dan mulailah saya membaca buku/novel pertama saya yaitu TJS. Sesungguhnya saya Benci melihat judul sebuah buku/novel ditulis dalam bahasa Inggris/Asing jika buku itu dicetak dan diterbitkan di Indonesia dan oleh percetakan dan penerbit Indonesia—apalagi penulisnya jelas jelas bernama Indonesia (Rizki Ridyasmara—ataukah penulis ini berdarah Belanda dan sebagainya?) Saya teringat seorang Dosen Pembimbing Skripsi saya mengatakan bahwa kau harus konsisten dalam penulisan, entah makala atau cerpen atau apapun, bahwa bahasa yang kau pakai pada judul, juga kau gunakan pada isi. Tapi untuk TJS, saya berpikir, barangkali penulis merasa menulis judul dalam bahasa asing terkesan lebih Wow, dan bisa Disandingkan dengan buku/novel bergenre sama lainnya seperti The Da Vinci Code, The Labyrinth, Faucault’s Pendulum, dan lain lain.
Tapi itu bukan berarti TJS adalah novel jelek—ah, begitu banyak penulis dalam negeri, dan kenapa cenderung penulis muda dan dari penerbitan tertentu, memberi judul dalam bahasa Inggris, Prancis, Italia, Korea dan itu malah diGilai para pembacanya (puji Tuhan saya tidak pernah membeli sebuah buku seperti itu). Malah novel ini menarik hati saya sehingga saya membelinya karena sampulnya menarik—meski boleh dikata sudah Banyak novel atau non-fiksi sejarah/biografi yang menampilkan sampul cetakan peta kuno, simbol purba, dan gambar gambar pada masa sebelum adanya negera merdeka. Saya bisa sebutkan bahwa sampul TJS mengingatkan saya akan sampul novel novel Dan Brown, Umberto Eco dan Scott Mariani.
Sebelum masuk lebih dalam ke bagian ucapan terima kasih dan isi, saya merasa dejavu, semacam pernah melihat novel TJS ini dalam versi sampul dan ukuran buku yang berbeda. Apakah benar novel ini pernah dirilis oleh Bentang atau mungkin oleh penerbit lain sebelum ini? Ketika melihat ke lembar pertama novel ini, saya mendapati Cetakan Pertama, Juli 2013 berarti belum masih dalam bulan ini. Apakah yang saya lihat dulu ini halusinasi dari TJS? Saya ingat betul bahwa saya pernah sempat pengen membeli TJS waktu itu namun lebih Terpincut dengan buku The Synagogue of Satan dari Andrew C. Hitchcock—dan saya pengen membandingkan apakah ada Sesuatu sama diulang pada kedua buku ini.

 
2

Untuk Faiz Muharam, Il Mio Sole…
Keyakinan logika bahasa saya mengatakan bahwa bahasa Asing di atas adalah bahasa Latin atau barangkali Italia. Sebagaimana tren penulisan dan cara menarik minat pembaca khusus genre dan tema Ini, para penulis sering mengutip sebuah ucapan dari tokoh terkenal, fragmen dalam literatur kuno, atau idiom dalam bahasa tua seperti Latin atau Yunani. Dan di sinilah saya: Il Mio Sole… Serasa saya sedang membaca karya seorang Umberto Eco atau Scott Mariani dari pada seorang penulis Indonesia. Tapi sekali lagi saya harus mengakui bahwa semua yang ada pada sampul dan beberapa lembar pertama novel TJS sangat menarik perhatian—apalagi kau seorang pembaca novel dengan genre dan tema yang seperti Ini: Mistik Mesir, PraJudaisme, Templar, Jesuit, Fremason, Illuminati, New Age, New World Order, VOC, dan segala hal yang berhubungan dengan segitika, bintang 666, atau mata Horus. Apa lagi yang bisa diangkat selain itu?—berulang ulang, ditambahkan spekulasi baru, dibenarkan oleh penelitian, tanpa pengakuan dari pihak pihak bersangkutan, dibumbui dengan sesuatu yang sifatnya pengalaman pribadi—Selain menjual sesuatu yang bukan Punya kita—sesuatu yang buruk—melainkan Punya orang lain.
Saya teringat sesuatu—dan merasa geli—bahwa Umberto Eco, guru besar yang mendalami secara khusus genre dan tema Ini, pernah menyebut Dan Brown mencuri Bidang Garapan Eco. Hahahaha… Yang ingin saya katakana adalah TJS bukan sebuah teori pasti atau fakta yang harus dipercayai tapi harus dibedah dengan ilmu pengetahuan yang dibersihkan dari prasangka, tuduhan, dan rasialisme.
Selamat membaca.
Kalau kau butuh referensi dan sikap Netral, kau bisa melihat buku karya Ralph Epperson, Hitchcock, Kitab Suci Katolik, dan sumber lainnya di internet—tapi bukan sumber yang berisi rasialisme terhadap Asing/Barat/Yahudi/Israel sebab sumber sumber itu mengaburkan setiap fakta dengan kebencian dan kemarahan mereka, serta halusinasi dari imaji liar mereka.
Sekali lagi selamat membaca.

0 komentar: