Review The Capture (Guardians of Ga'Hoole #1)

Sabtu, 14 April 2012





The Capture (Guardians of Ga'Hoole #1)

by Kathryn Lasky, T. Dewi Wulansari (Translator)

Soren dilahirkan di Hutan Tyto, tempat tinggal Burung Hantu Barn yang selama ribuan tahun hidup dalam damai.

Saat masih belum bisa terbang, Soren diculik dan dibawa ke tempat yang bernama Sekolah untuk Burung Hantu Yatim Piatu. Di tempat itu terdapat ribuan anak Burung Hantu yang menjadi korban penculikan.

Kedamaian dunia Burung Hantu terancam.

Bersama sahabat barunya yang cerdas – Gylfie – dia berusaha meloloskan diri demi mencari keluarganya dan melindungi dunia burung hantu dari bahaya yang mengancam.

Inilah awal petualangan yang menegangkan dan juga menakjubkan...

"The Capture akan memikat para penggemar buku fantasi."
— Barnes and Noble

Penerbit Kubika 2010

Marchel: Burung hantu? ga pernah ada cerita yg menarik tentang burung hantu, selain burung hantu itu pemburu yang hebat di malam hari. Tapiiiiiiiiiiii....... Wuihhh, kamu akan menemukan dunia yg menarik dalam buku ini.Sayang gw ga sempet nonton filmnya T_T Beberapa bagian memang sedih dan suram. Kakak yg mencelakakan adik-adiknya, kanibalisme, orang tua yang kehilangan anak-anaknya. Namun itu semua tidak mengurangi pesona yang dipancarkan buku ini. Gw jamin lu semua akan ketagihan baca buku ini dan lanjutannya.

Bunga: Hiyaaaa... sukaaa...!!! Satu buku lagi untuk menambah daftar "readibility over quantity" bacaan saya bulan ini! :)

Karena latar cerita ini dunia binatang, maka saya mengabaikan segala hal yang tidak masuk akal yang terbaca pada pemikiran burung2 hantu muda ini. Saya terbawa iba pada nasib mereka, jadi kagum pada perjuangan mereka, serta berharap mereka akan sukses di buku berikutnya. *pembaca yang suka2 sendiri*

Oiya, daftar pemeran di bagian belakang buku memberi wawasan tentang jenis2 burung hantu. Keren juga yah risetnya bu Lasky. Beneran jadi pengen liat filmnya. Mbak Truly... Ijuuul... ada gratisan nobar lagi, ga??? *pembaca yang senangnya dapat gratisan:)*

Truly: Waspadalah...! Ada Penenculikan Anak-anak di Dunia Burung Hantu

Upacara Tulang Pertama

Upacara Bulu Pertama

Upacara Daging Pertama

Upacara Terbang Pertama

Upacara Ular Pertama

Sebagian jenis upacara yang harus dilalui oleh para burung hantu dalam kehidupannya

Ternyata tidak hanya manusia yang perlu mewaspadai penculikan. Burung hantu juga! Tengok saja nasib Soren. Soren diculik dan dibawa ke tempat yang bernama Sekolah untuk Burung Hantu Yatim Piatu. Padahal ia masih memiliki orang dua dan dua saudara Di tempat itu juga terdapat ribuan anak Burung Hantu yang menjadi korban penculikan.

Soren dilahirkan di Hutan Tyto, tempat tinggal Burung Hantu Barn yang selama ribuan tahun hidup dalam damai. Sebelum diculik ia sudah pernah mengikuti: Upacara Tulang Pertama kakaknya, Kudd. Upacara Daging Pertama adiknya, Eglatine serta Upacara Bulu Pertama bagi dirinya sendiri.

Soren yang memang serba ingin tahu, kali in justru mendapat celaka karena mengucapkan sebuah pertanyaan. Alih-alih mendapat jawaban atas pertanyannya, ia malah mendapati bulu-bulu halusnya dicabuti. Di Sekolah untuk Burung Hantu Yatim Piatu, semua burung hantu diharap bersikap patuh. Sebuah pertanyaan berarti hukuman.

Ternyata pertempuran merebutkan kekuasan serta upaya membuat dunia tempat tinggalnya damai tidak hanya urusan manusia namun juga urusan vampire,Manusia Serigala, pemyihir dan sekarang giliran Burung Hantu! Di tempat yang menakutkan itu Soren bertekad untuk tetap bertahan, walau tidak tidur berhari-hari, dan aneka peraturan serta hukuman yang dia terima. Bersama dengan Gylfie sahabat barunya, Saron berusaha meloloskan diri demi mencari keluarganya serta melindungi dunia burung hantu dari bahaya yang mengancam.

Mengikuti genre yang tertulis dibelakang buku ini, Fiksi Fantasi, memang banyak hal fantasi yang tercantum. Namun alasan yang ada bisa dibilang cukup masuk akal untuk sebuah fantasi. Misalnya semua burung hantu diharuskan tidur di malam hari dan bekerja pada siang hari, padahal umumnya burung hantu justru tidur malam siang hari. Mungkin buku ini bisa mengobati kegundahan hati Mbak Poppy atas banyaknya cerita fiksi fantasi yang sangat tidak masuk logika
Dalam http://www.fantasticfiction.co.uk/l/kath... , terdapat judul lengkap Guardians of Ga'hoole yaitu:
1. The Capture (2003)

2. The Journey (2003)

3. The Rescue (2004)

4. The Siege (2004)

5. The Shattering (2004)

6. The Burning (2004)

7. The Hatchling (2005)

8. The Outcast (2005)

9. The First Collier (2006)

10. The Coming of Hoole (2006)

11. To Be a King (2006)

12. Golden Tree (2007)

13. River of Wind (2007)

14. Exile (2008)

15. The War of the Ember (2008)

Lost Tales Of Ga'Hoole (2010) (with Kathryn Huang)
Berarti masih panjang kisah petualangan Soren. Semoga penerbitnya mau menerbitkan hingga tuntas tidak latah seperti penerbit yang lain, hanya 1 atau 2 buku saja. dari 1 seri

Informasi yang dikutip dari situ resmi penerbit, http://www.penerbitkubika.com/ menyebutkan bahwa buku ini juga sudah dibuatkan video game 3D. “Video game ini memberikan pengalaman gameplay baru dengan menangkap burung hantu yang berkelahi dan penerbangan dengan kontrol intuitif dan halus," kata Samantha Ryan, Senior Vice President, Produksi dan Pengembangan, Warner Bros Interactive Entertainment. "Para pemainnya bukan hanya terbang, juga saat mereka berberlomba terbang, menyerang dan mengembangkan kemampuan mereka untuk pengalaman yang lebih mendalam di seluruh lingkungan yang indah yang digambarkan dalam permainan." Penasaran, apa dalam video game ini, kita akan menjadi seorang eh seekor burung hantu. Namun baru pada Bulan September kita bisa menikmati video gamesnya.

Buat yang penasaran dengan video game dan filmya, jangan ragu-ragu mengunjungi http://www.penerbitkubika.com/. Banyak informasi yang bisa diperoleh, termasuk mengenai penulisnya, Kathryn Lasky. Kathryn Lasky lahir 24 Juni 1944. Sejak lama ia memiliki ketertarikan pada burung hantu hingga melakukan penelitian mendalam.

Wajar jika Kathryn Lasky sangat menyukai Burung Hantu (dalam Bahasa iIggrisnya disebut owl). Burung ini benar-benar unik karena termasuk spesies burung nokturna, yaitu melakukan raktivitas di malam hari yang berkaki dua. Kemampuan penglihatannya sangat tajam, hingga mangsa dalam jarak jauhpun bisa dilihat. Ini merupakan keistimewaan burung hantu dibandingkan dengan burung lainnya. Burung hantu merupakan hewan pemakan daging yang tergolong buas.

Burung hantu bahkan bisa dapat memutar kepalanya hingga 360 derajat untuk mendengar suara-suara yang ada di sekelilingnya. Disamping itu kedua matanya menghadap ke depan. Sekilas Burung Hantu jantan dan Burung Hantu betina terlihat serupa, padahal ada perbedaannya. Saat lahir kepala Burung Hantu betina lebih besar daripada Burung Hantu jantan. Kelak bobot Burung Hantu betina umumnya 25 persen lebih besar dari si jantan.

Suaranya yang tidak merdu membuat orang sering kali takut mendengarnya. Apalagi adanya mitos yang menakutkan. Di India, suara burung hantu bisa jadi pertanda akan datangnya kematian. Di Roma, burung hantu yang hinggap di sekitar rumah melambangkan kematian. Sebut saja Julius Caesar, Augustus, Commodus Aurelius, dan Agrippa contoh kematian yang diawali hinggapnya burung hantu.

Namun di beberapa negara Burung Hantu juga dianggap bermanfaat, di Yunani jika ada burung hantu yang terbang mengitari pasukan yang tengah berperang, maka pasukan itu dianggap mampu meraih kemenangan.

Dahulu saat saya kecil,pernah ada seekor Burung Hantu di rumah. Setiap ia mengeluarkan suara khasnya saya langsung jadi "Anak Manis" Karena meurut para "Ajudan Rumah Tangga" itu tanda sedang ada malaikat yang mencatat kelakukan-anak-anak. Saya masih ingat betapa kagumnya saya melihat burung itu memutar-mutar kepalanya. Canggih...!

Bagi anak-anak yang tinggal diperkotaan, Burung hantu hanya dikenal sebagai lambang kebijaksanaan. Namun sejak munculnya buku dan film HP, Burung Hantu mulai mendapat perhatikan orang lagi. Bahkan ujian kecakapan pemyihir di HP disingkat menjadi OWL = Burung Hantu Juga khan...Wajarlah jika para penyihir muda diharap memiliki kebijaksanaan seperti Burung Hantu he he he

Memandang cover buku ini jadi terseyum sendiri.
Duh imutnya wajah para burung hantu itu.

Kelly: This is series is one instance when I have no problem being a gushing lolly-daydream. It might also just be the root of my love affair with the avian section in the bloom of my youth. Blood-letting beaks and flesh-lacerating talons.

Yes, it's scandalous. But the honest thing to do.

0 komentar: