A.M.S.A.T - Apa Maksud Setuang Air Teh (4 Wartawan Lifestyle #4)
by Syahmedi Dean (Goodreads Author)
Siapa yang menggerakkan skenario perjalanan hidup? Sebuah kota? Profesi? Alam pikiran? Atau cinta? Empat orang sahabat mencari-cari keriaan hari ini dengan mengejar cinta dan mempertanyakan masa lalu. Mereka berprofesi sebagai wartawan, berkesempatan mendirikan sebuah majalah, satu kesibukan urban yang membawa mereka ke ujian persahabatan, penemuan jati diri, dan dilema tepi-tepi hidup,
Alif: Mata saya tajam terbuka, merasakan dengan nyata kosmik energi, merasakan kuatnya medan magnetik yang terjadi. Pelan-pelan ada cairan lain yang naik ke saraf-saraf otak, rasa gusar, kesal, marah. Apakah kosmik energi penyebab rusaknya kehidupan cinta saya? Setiap pekan purnama tiba orang-orang akan bergairah, serbaimpulsif. Mudah marah, mudah sedih, mudah jatuh cinta, mudah berbelanja, mudah dramatis, mudah cemburu. Orang-orang kehilangan keseimbangan, orang-orang cenderung lunatic, kebulan-bulanan. Saya mengerti keadaan ini.
Raisa: Ia tak pernah tahu bahwa seharusnya, jika berada dalam rapat apa pun di dunia ini, sangat berlaku hukum ”You are what you said.” Nah, kalau tak pandai berkelit, pakailah aliran ”Silence is golden”. Sehingga jati diri tidak perlu terasa seperti akan lumer ke lantai, merosot ke kaki-kaki meja, dan secara politis habis diinjak-injak forum. Ia ingat ekspresi semua peserta rapat waktu itu, mereka tersenyum bahagia penuh kepuasan. Pelajaran yang ia dapat dari kejadian memalukan itu adalah: when everybody is happy, you know you have done something wrong.
Didi: Kota Jakarta ini apa masih layak huni? Ngeri banget Jakarta sekarang. Kalau nanti gue terkenal karena jadi creative director sukses, apakah gue aman? Gue harus berjuang dari kemungkinan penembakan seperti ini. Kemungkinan pembunuhan, penggarongan, kemacetan, kebanjiran, penipuan, penggusuran, rombongan kampanye, massa sepakbola, fashion criminals, Chanel limited edition, Louis Vuitton New Arrival, Gucci Piracy, dress code betrayal…
Nisa: Itu suara Alif. Azan. Komat. Ah, anakku, Mama belum sempat lihat kamu. Bagaimana rupamu? Bagaimana hidungmu? Bagaimana senyummu? Kamu pasti aman di situ, ada Oom Alif, teman Mama yang paling peduli dengan Mama. Kamu pasti senang dengar suara azan Oom Alif. Mama jadi rindu, tapi Mama belum bisa lihat kamu. Mama seperti terbang. Mama hanya bisa merasakan getaran jiwamu yang bening dan bersih. Oh, inikah mati? Tubuh terasa ringan sekali. Tanpa beban fisik. Merdeka dari keterbatasan. Fisik adalah penjara seumur hidup, penjara yang lemah, yang tak mampu menghadapi cuaca, yang tak bisa pergi tinggi-tinggi karena akan ditarik kencang oleh gravitasi bumi.
Gramedia Pustaka Utama 2009
Sam: people can never be clean, clean from his/her wishes about the world, about what he/she wants with the world and about regretting what has been done to the world... we can never be clean -- it's somewhat confusing! AMSAT mengakhiri perjalanan LSDLF, JPVFK, PGDPC
kendati tidak seperti kebanyakan novel metropop -- buat yang ngaku pecinta novel bergenre ini siap2 tertohok -- tapi cukup apik... mengulas kembali jalinan kusut benang sejarah, seperti dokter yang menanyakan riwayat si sakit demi dapat memberikan diagnosa tepat penyakit si sakit dan akhirnya memberikan pengobatan yang tepat untuk kesembuhan.
dalam cerita ini, dalam edisi ini, u guys will then wonder, siapa yang disembuhkan? siapa yg terabaikan dan siapa yang malah (jadi) tambah sakit? aq blg mereka semua sembuh.. dari himpitan keraguan, pertanyaan, dan siksaan mencari jawaban. Bukankah itu yg paling mengasikkan ditemukan pd sebuah akhir kisah yaaa, hehehe.. diakui memang, plot yang dibuat kali ini terlalu sederhana, pengarang seperti mencoba mengakhiri-nya dengan simple, as simple as life and death -- tho in reality they dont, com'on it's a metropop book.. scene-nya berjalan jauh ke belakang kemudian terlempar lg ke depan, unlike 2 buku pertamanya, AMSAT justru makin minim gejolak, jujur aq lbh suka PGDPC.. klimaks-nya banyak, bikin bingung yg mana yang akan 'dimanfaatkan' berikutnya.. but it has to come to an end, doesnt it? value-nya agak kontras, kerudung, KPK, politik -- all the politics in life, xixixi.. to ALIF, welcome back to life.. to NISA, welcome to the real home to DIDI, welcome aboard, mate.. to RISA, welcome to where life is
Alisyah: Bagian awalnya kurang menarik, karena yang diomongin percintaan. Gak tau kenapa, urusan percintaan kurang menarik bagi saya. Apalagi di bab awal, banyak menyebutkan produk-produk internasional dengan brand yang sama sekali saya gak kenal. Pernah sih lihat produknya di mal, tapi gak tertarik. Harga satu produk mereka bisa beli puluhan buku untuk nambah koleksi :D
Nah, setelah halaman 70-an ceritanya mulai menarik. Karena ada SAIDAH. Ya, Saidah yang menawan hati Alif. Kenapa menarik? Karena saya sama dengan Alif. Suka dengan wanita yang berjilbab hehe. Bukan masalah suci atau gimana ya, itu urusan lain. Urusan personal :D
Saya melihat mereka lebih rapi aja. Tak ada rambut indah ala bintang iklan Pantene, atau hidung macam kerbau, atau telinga kayak jemuran yang di sana-sini penuh kain jemuran, apalagi kalung emas yang melingkar di leher nan jenjang. Wanita berjilbab tampak sederhana. Mungkin itu yang bikin adem. Mungkin.
Mengenai alur selanjutnya, saya no comment. Tuntas sih bacanya, tapi saya lebih bersemangat dengan alur yang ada Saidah-nya, wanita yang cara menuang tehnya mendamaikan hati :-)
Anyway, ini pertanyaan buat yang udah baca bukunya, sebegitu gemerlapkah dunia kalangan atas di Indonesia ini?
Yunita: Buku ini memberikan banyak gambaran yang kadang sangat mengerikan sekali ya... kenapa? karena seperti gak mungkin ada orang kaya yang dengan gampangnya mengeluarkan uang ampe ratusan juta dalam hal membeli barang2 model terbaru yang pastinya bermerk gitu deh. Buku ini memberikan kita banyak sekali gambaran, bagaimana kehidupan orang-orang yang hidup dikota Jakarta ini terkhusus orang-orang kalangan atas. Kadang buku ini terlalu sulit untuk aq bisa mengerti dikarenakan dicampur dengan dunia politik, jadi rada bingung sendiri deh.
Tetapi kesimpulanQ mengenai buku ini, buku ini secara keseluruhan buku ini bagus banget, apalagi inti dan klimaks buku ini ada diakhir cerita sehingga membuat kita para pembaca yang mungkin sempat bosan menjadi tidak rela untuk berhenti membacanya. Tapi sorry kalau nantinya teman-teman yang membacanya akan mengalami kecewa dikarenakan ending ceritanya tidak seperti yang kita harapkan, ada kejutan yang gak akan disangka2....sayang bangeeeetttt nih cerita,,,bisa diganti gak sih endingnya....hehehe...
Ais: baru tahu kalau buku ini sudah ada akhir tahun 2011 kemaren, dan akhirnya memutuskan beli dengan kondisi gak bersampul dan cuman tinggal satu di toko buku. ngebet banget baca, karena ngefans sejak baca cerita yang pertama. alurnya gak gampang ketebak, dan as usual ada beberapa hal yang berlebihan. karakter didi kuat banget. tapi kadang memang membingungkan membaca ini yang ngomong siapa, pilihan katanya adang masih kurang personal.overall, suka dan gak nyangka endingnya begitu!
0 komentar:
Posting Komentar