Tampilkan postingan dengan label Book. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Book. Tampilkan semua postingan

Review Ndoro Ayu Ambarsasi

Sabtu, 11 Februari 2012

Ndoro Ayu Ambarsasi

by Yongky Y

Novel ini tidak menarik secara sampul buku, baik muka maupun belakang.
Setelah memulai membaca, saya merasa diliputi suasana seperti membaca Manyura yang menceritakan kisah raja, raden, dan priyayi zaman kerajaan jawa.

Novel ini kiranya menceritakan seorang pemuda gagah secara fisik dan ilmu, yang menggembara menempa hidupnya. Kemudian dia, Renggana bertemu dengan seorang wanita rupawan, istri seorang Ngabei, yang culas, congkak, bejak, poligamis, tipikal priyayi jawa.

Renggaga mirip tokoh Miyamoto Musashi yang mengembara dan dicintai banyak wanita/orang, sekaligus dibenci banyak orang/lelaki karena sifatnya yang tidak tipikal priyayi jawa/orang Jepang. Seperti Musashi, novel ini mempertontonkan yang baik dan yang bermoral dan yang bejat.

Penceritaan/penampilan novel ini membawa saya seakan kembali ke masa kecil ketika menonton film/sinetron indonesia seperti Nyai Dasimah, Wiro Sableng, Si Buta Dari Gua Hantu, Bramakumbara dll.Menyenangkan.

Jessica: Wew... Incest yg dikemas dlm cerita seorg pengembara yg menarik.
Tak menduga bhw ceritanya spt itu :) Tp akhr ceritanya datar dan biasa aja.

Review Menorah



MENORAH

by Zhaenal Fanani

“Aku tahu benda apa yang ada dalam tasku. Dan, perlu aku jelaskan, bahwa tidak ada satu pun yang tahu bagaimana menggunakannya. Hanya aku…, sekali lagi, hanya aku yang tahu bagaimana cara menggunakannya,” ucap Balqizh.
***

Profesor Syibil Balqizh terlibat dalam serangkaian peristiwa pembunuhan. Semua demi mendapatkan sebuah benda…, Menorah. Awalnya, seorang lelaki yang kemudian diketahui bernama Eligos Foraii mengundangnya ke Ethiopia. Laki-laki itu mengaku memiliki Menorah. Sebagai seorang arkeolog, tanpa pikir panjang, Syibil Balqizh memenuhi undangan tersebut.

Mereka bertemu dalam sebuah gedung berlapis tujuh, Voice of God, yang diduga menyimpan Menorah. Namun, apa yang terjadi di sana, tak hanya mengejutkan, tapi juga mengerikan, sekaligus memunculkan banyak tanya dalam benak sang profesor. Terbunuhnya dua orang imam di Voice of God, pertemuannya dengan seorang rahib, hilangnya kunci pembuka kotak Menorah, membuat Syibil Balqizh yang “tidak tahu apa-apa” menjadi tawanan Direktur Mossad, Eleora Geva. Ia pun berpetualang di lorong-lorong Gereja St. Mary of Zion hingga ke Vatikan. Rangkaian peristiwa itu membawa dirinya untuk bertemu dengan seorang laki-laki gila yang ingin membuktikan keaslian Menorah dengan sebuah barang yang dimiliki Syibil Balqizh. Sebuah serbuk hitam yang diduga dapat digunakan untuk memastikan keaslian Menorah. Ia pun dipaksa untuk melakukan ritual Kabbala. Dan kemudian, laki-laki itu, Eligos Foraii, akan menghancurkan Menorah!

Sebuah novel gemilang penuh petualangan mendebarkan! Selamat membaca! Kisah super seru tentang sebuah benda legendaris yang telah ribuan tahun menghilang dari tempatnya dan orang-orang yang hingga kini berusaha dengan cara apa pun menemukannya!

DIVA Press 2011

Saya: seorang Prof Arkeologi berdarah Palestina, dengan cara2 yang tak dapat dimengertinya, menjadi seorang pemegang benda keramat, rahasia untuk menentukan apakah Menorah yang nantinya ditemukan adalah asli atau palsu. Dia dihubungi oleh seorang lelaki yang mengaku bernama Rabi Shlomo Zalman atau Eligos Foraii. Lelaki ini mempunyai banyak nama dan melakukan banyak kegiatan spionase, dan kejahatan demi menemukan Menorah dan menghancurkannya sebab dia yakin dirinyalah Messiah yang datang untuk menghancurkan benda pusaka umat Yahudi itu: sebuah tempat lilin berkepala tujuh, benda peninggalan era Musa dan Harus, dan kemudian dipuja2 pada era Salomo.

Di tengah spekulasi, gosip, isu, legenda, dan carut-marut tentang Menorah, banyak pihak rahasia melakukan pencarian, demi kepentingan masing-masing. Mereka adalah Mossad, Vatikan Opus Dei, MI6 Inggris, Agen2 Eitophia, dan sejumlah orang yang tertarik dengan keberadaan benda yang diyakini memiliki kekuatan magis besar itu.

Prof Syibil pun diundang Eligos ke Eitophia. Ke Voice Of God, sebuah bangunan suci semacam rumah ibadat sinagog, yang diyakini menyimpan benda2 pusaka dari Bait Allan Salomo: Tabut, Menorah dll. Banyak agen beroperasi di sejumlah negara yang ada hubungan dengan Menorah: Vatikan, Inggris, Perancis, Palestina, Israel, dan Eitophia.

Dalam beberapa hari saja, setelah kedatangan Prof Syibil, banyak agen meninggal, dibunuh, terjadi pencurian kunci pembuka kotak penyimpan Menorah, hingga akhirnya Eleora, direktur Mossad turun tangan, kebingungan, dan membawa semua orang yang terlibat, terbang ke Vatikan. Vatikan diyakini sebagai tenghancuran Menorah oleh Eligos. Tapi sebelum Eligos menghancurkan Menorah, dia harus menguji apakah benda itu asli atau palsu. Dia menculik Prof Syibil. Mossad menyerbu dan Eleora menembak Eligos sebelum cita2nya tercapai.

Dengan sejumlah kematian tragis, korban yang berjatuhan di semua badan intelegen, ada berita gembira bahwa Menorah bisa dikembalikan pada tempatnya semula. Prof Syibil tidak mau menguji keaslian Menorah sebab baginya iman buka pada benda fisik tapi pada pikiran, pada kepercayaan kita pada sesuatu. Lagi pula dia seorang arkeolog, tidak tertarik pada takhayul Templart, Zionisme, Freemason, Kabbala, dan sejumlah persaudaraan rahasia lainnya.

**menarik bahwa buku ini ditulis oleh seorang Muslim Indonesia. Si penulis, menurut saya, sudah bisa disejajarkan dengan penulis2 asing yang mendalami tema yang sama semisal: Dan Brown, Umberto Eco, Chris Mooney, Scott Mariani, dll.

Buku ini menandakan sebuah kebangkitan sastra indonesia yang merentangkan sayapnya, menjadi sastra internasional. Sastra yang universal. 10 thn lalu saya tidak pernah membayangkan bisa membaca buku sejenis ini dari tangan orang indonesia. Superb! Superb!

Alvi: Throughout the ages the Menorah has been understood to represent the everlasting light of God's self-revelation. Love historical fiction book so much and when I saw this book, I thought this book would be an interesting one. After reading this, I really enjoyed the story line of the book; especially the historical context of the subject. Interwoven throughout the novel is a plethora (maybe a little too much at times) background history to the subject at hand. But the characters are stock and reductive--if you are looking for depth, you will find it in the archaeology and ancient mysteries but not in the cardboard characters.

Several characters (villains and lofty good guys) converge in a race to find a hidden menorah, which demands a thrilling pace.I also didn't feel a tone, either, which prevented a desired, immanent tension from materializing. Unfortunately, the narrative flow is turgid at times. In his effort to combine historical facts within the novel, the author failed to find a rhythm. It often reads like a text, with written descriptions inexpertly lumbering through the prose. The information he gives is integral to the story but gracelessly inserted. Yet I was so intrigued by the facts he presented that it held my interest enough to keep reading.

Review The Secret Friends


The Secret Friends - Perawan Suci Maria, Kidung Kematian & Eksekusi Termanis Wanita Pujaan (Darby McCormick #2)

by Chris Mooney

Sesosok jasad wanita kembali ditemukan mengambang di dermaga Boston, setelah beberapa bulan sebelumnya jasad dengan ciri luka fisik yang sama juga ditemukan di sana. Bagian belakang kepala keduanya bocor, dan di saku mereka masing-masing ditemukan patung Perawan Suci Maria.

Darby McCormick, detektif CSI, ditugaskan memimpin penyelidikan kasus yang menjadi sorotan publik tersebut karena salah satu korbannya adalah anak dari konglomerat Boston, Jonathan Hale. Ternyata, bukan hanya Darby yang tertarik dengan kasus itu. Malcolm Fletcher, matan agen FBI yang kini menjadi buronan, ternyata juga sedang memburu si pembunuh.

Kini Darby harus berpacu dengan Malcolm untuk dapat menemukan si pembunuh terlebih dahulu. Dan Darby tidak tahu siapa yang harus lebih dipercayainya, apakah Malcolm yang mengaku sebagai Dark Justice atau rekannya sendiri yang terungkap telah menggelapkan barang bukti...

Dastan Books 2010

Saya: Ini salah satu buku bagus yang diberi Obral sampe harganya tinggal Rp 15.000. Sungguh beruntung mendapatkan buku2 dengan genre kriminal-ritual-agamis seperti ini dengan harga murah. Seperti kebanyakan novel tulisan orang Amerika-Eropa dengan genre ini, maka biasanya kisahnya seputar tindak kriminal pembunuhan. Adapun pembunuhan itu mempunyai visi dan misi, semacam maksud yang hendak dicapai, semacam ritual untuk memperkenalkan sesuatu.

Yang menarik--dan sering klise--adalah korbannya cenderung gadis, yang kemungkinan masih perawan.
Dalam TSF ini gadis2 itu menghilang ketika pulang dari suara atau tempat. Dicurigai diculik oleh seorang lelaki kuat yang menyekap dan membunuh mereka dengan rapih sehingga polisi tidak mendapatkan bukti, sidik, dan dugaan pelakunya.

Yang menggetarkan adalah penemuan patung Perawan Marian dalam saku yang dijahit pada baju korban. Apakah pelaku terobsesi pada Perawan? Atau pelaku melakukan ritual sesat? Siapa yang bisa menduga, hati dan pikiran begitu luas. Betapa berbahayanya dengan tidak kritis, bahkan cenderung fanataik dan dibutakan oleh teks yang ditulis oleh keterbatasan tangan dan pikiran manusia.

Klise: simbol2 Kristen sering dijadikan novel yang menghebohkan dan menarik perhatian sehi laku keras, dengan dalil yang bisa benar bisa keliru: membuka mata dunia pada sejarah pada sisi lain. Tapi bagaimana pun, sebagai karya sastra, TSF telah berhasil menghibur pembaca dan memberikan sumbangan tersendiri untuk sastra dan pengetahuan dunia.

Keri: Very good book. Very intense. Darby McCormick is called to a special CSI task force to try and solve a couple of murders of young women. Darby is suddenly thrust into a place where she is not quite sure whom her enemies or friends really are except for her crush buddy Coop. Chris Mooney is a very talented writer and I think is under-appreciated.

Karen: THE SECRET FRIEND is a contemporary American crime fiction thriller. A serial killer with their own desperate and cruel background. A religious element. A corrupt ex-FBI agent. A bad cop. And a CSI - Darby McCormick - as the central protagonist. Darby is pulled into the case of Emma Hale and finds herself up against a lot of things. There's the lack of evidence or an explanation for why somebody would have snatched Emma, kept her alive for months, and then killed her. There's Emma's powerful and wealthy father who wants answers enough to run his own investigation. There's the second student dead in similar circumstances and it's obvious that this killer is not going to stop unless he's caught. There's the either incompetent or corrupt police force that haven't been able to solve the case. There's a pushy and politically motivated senior officer. And finally, there's the lurking presence of the FBI agent gone bad - the vigilante fugitive from law, taking the law into his own hands.

THE SECRET FRIEND may appeal to a particular type of reader. Fans or believers in CSI's actively investigating cases and those interested in the "technical wizardry" that goes along with crime scene analysis. There are certainly snippets of technical information sprinkled through the book which show the depth of the research or knowledge that went into the writing. To help widen the possible appeal, you've got all these other elements built in - the rogue FBI guy with the astounding connections - inexplicably one step ahead of the cops and Darby all the way; the corrupt cop; the serial killer who may just engender sympathy in some readers; the lurking presence of the closed down institution - where all too many horrible events could have occurred.

I wouldn't be at all surprised if this book doesn't appeal to many readers, but for me it was too much. Whilst it was competently written, the main sub-plot, the rogue ex-FBI agent, just didn't work for me and as he got more and more focus, I got less and less interested. The serial killer's motivations and behaviour seemed to have some potential, but they don't remain the main focus of the book and kept getting lost in the other sub-plots and the snippets of forensic information that were packed in.

Mary: Back to reading Chris Mooney, the second of his series, the first one "The Missing" was very enjoyable, so now I have a new series, C.S.I. (C.S.U.) Darby McCormick. Two students (female) have been abducted, one kept for 6 months, then shot and dumped in the river and Darby is called in to a new specialised unit C.S.U. and asked to lead the investigation by the under-pressure Commissioner. Another student is soon abducted and the race is on to find her before the killer strikes again. There's a religious nut, a very creepy ex-F.B.I. profiler and a former sprawling ruin of an Asylum thrown in for good measure. I liked it, and it's got a few books in the series, which is always good. Just started the next one, so I'm all set for tonight.

Heidi: I don't give out the 5 stars lightly. I loved this book. I read it in 2 days and could have read it straight through if had been allowed!

I enjoyed the plot, technical aspects and the characters as well! I will be looking for more of Chris Mooney's books for sure!

Godzilla: Good on technical stuff, but thin on plot.

The characters aren't particularly strong or believable. But if you suspend your disbelief the book rockets along at a good pace. Fairly gory, and it felt overdone in places.

I can't say I'd be rushing to pick up another novel by this author, but as it was given to me by a friend, I don't want to be too critical either.

Sparhawk: Released this was the second in a series but decided to read it. Enjoyed it. Liked the main female character and can see her developing well. Will try now for the first in the series and any others.

Review Padang Ilalang di Belakang Rumahku

Rabu, 18 Januari 2012

Padang Ilalang di Belakang Rumah

by Nh. Dini

Gramedia Pustaka Utama 1987

Saya: Ciri khas Dini sudah ketahuan sejak awal...dan gw lupa detiil kisah buku ini...sorry Dini.

Devie: bagian dari seri novel kehidupan pribadi NH Dini semasa jepang. ada juga "Sebuah Lorong Dikotaku".
bahasanya renyah, ringan. (full review in progress)

Sandra: Bagian dari seri pengalaman pribadi N.H Dini pada masa jepang. Bahasanya renyah, lugas sehingga mudah mengikuti alurnya

Nduk: masih tetap dan semakin aku mengagumi karya2 beliau.bijak...santun...cerdas dan penuh makna. mengajariku sejarah dengan natural dan keibuannya...
love u ibu dini....

Annic: Keren habis, buku yang menggugah rasa nasionalisme kita. Kita menjadi tahu bagaimana hidup dijaman belanda. Bagaimana rasanya situasi perang sampai-sampai halaman belakang rumah digunakan ajang tembak tembakan didengar oleh sipemilik rumah yang terdapat anak-anak dibawah umur.

Fadjari: buku lanjutan kenangan dari nh dini. dulu pernah baca. Dan sekarang tetap ingin membacanya

Floren: It was the true story of the author, but i learned so many things from this book. I realy enjoyed reading this book...

Mutia: I always love cerita kenangan Nh. Dini terutama masa2 dia sebelum dewasa, i do envy her childhood, masa kecil yang menyenangkan walaupun sederhana...

Gunawan: The description of each details of the stories are very inspiring. I have read this book seven years ago but I still remember some of the important moments described in this book. This book is amazing!

Shirley: amazing book that will bring you to her wonderful childhood memories with her family and friends..it's the first book of her "kenangan masa kecil' series..in my 42 times reading this book..i still don't feel bored..i love u NH Dini.. ^^

Zanun: Walaupun masing-masing buku bisa dibaca tersendiri, dengan membaca secara berurutan bisa lebih memberi gambaran perkembangan situasi yang dialami sang tokoh. Seperti buku sebelumnya, ada kenangan-kenangan serupa yang mirip dengan kenangan kita sendiri (bagi mereka yang sejak kecil hidup berdekatan dengan alam sekitar). Buat anak-anak yang besar di kota seperti Jakarta, mungkin kurang bisa menangkap gambaran yang diberikan.

Hardini: jadi ingat dengan keluargaku sendiri,yang ku suka dari novel ini adalah cerita kanak kanaknya,saudaraku juga banyak,jadi aku tau rasanya. cara mereka berkelahi benar benar seperti yang kusaksikan, ada kisah kakak, kisah adik ,... ceritanya sederhana dan lucu meski dalam suasana perang.asyik banget buat nostalgia ...

Jimmy: Jadi ingat cerita masa kecil nyokap dulu pada masa penjajahan Jepang. Membuka ingatan akan enaknya hidup di desa pada masa kecil. Mencari belalang dan burung, nyolong jambu tetangga, ngumpet di kolong tempat tidur setelah dikejar yang punya kebun habis nyolong jagung, mandi di sungai, tawuran kecil-kecilan dengan anak kampung sebelah, mandi di sungai bertelanjang ria (untung saat itu UU Pornografi belum disahkan). Terus sehari seperti ngga akan seru kalau ngga berantem dengan adik (ala Nugroho dan Teguh), terus dipukul nyokap pakai gagang sapu biar kapok hahaha... Seru!!!

Tapi pengalaman Nh. Dini lebih seru lagi karena cukup mencekam berlatar pemberontakan dan penjajahan. Jadi ngga sabar nih ingin baca kisah selanjutnya tentang kepulangan Maryam dan kakaknya.

Katanya buku ini Pancalogy ya...?
Gua cuman punya tiga bukunya: Padang Ilalang, Sekayu, dan Pada Sebuah Kapal. Ada yang punya yang lainnya kah? *celingak-celinguk berharap dipinjamin :)*

Buku "Namaku Hiroko" telah menghilang entah kemana...hikss..

Review Kemayoran


Kemayoran

by Nh. Dini

Setelah lulus dari SMA di tahun 1956, Dini berangkat ke Jakarta. Melalui beberapa tes kesehatan, bahasa dan pengetahuan umum, akhirnya dia diterima oleh Bagian Pendidikan Garuda Indonesia Airways untuk mengikuti masa training sebagai ground hostes reserved flight (pramugari darat-cadangan terbang). Selesai menjalani kursus dan latihan-latihan, Dini bekerja di Bandar Udara Kemayoran.

Sambil bekerja, dia mengikuti kursus bahasa Prancis dan B-1 Sejarah guna menambah pengetahuan. Dia juga melanjutkan kegiatan menulis yang sudah dimulainya sejak masih duduk di bangku SMP.

Pengalamannya di tempat bekerja dan dalam pergaulan mempertajam asahan moral serta perilaku yang diajarkan orangtuanya di bidang pengenalan terhadap manusia dengan berbagai masalahnya. Pengetahuannya yang luas ditunjang ditunjang kemampuannya berbahasa Inggris dan Prancis membuatnya luwes bergaul dengan orang-orang dari berbagai bangsa yang datang atau singgah di Kemayoran. Di antara tamu-tamu / penumpang tokoh nasional yang pernah dilayani Dini terdapat nama Bung Karno, ketika Presiden RI pertama itu melaksanakan perjalanan bersama Worosilov, pemimpin Uni Soviet di kala itu.

Dan pertemuan penting lain yang akhirnya mengambil tempat dalam sejarah hidup pribadi Dini ialah Yves Coffin, seorang diplomat berkebangsaan Prancis

Gramedia Pustaka Utama 2000

Saya: Anehnya gw cuma ingat tentang lapangan terbang itu dan suami bernama Yves/Yvez Covin. Dan kalau tidak salah ada cerita malam pertama dan termos air panas?...Dini memang suka blak2an membicarakan dirinya...anak yg punya ibu sprti itu pasti bangga sekali.

Agung: Ternyata buku ini termasuk serial cerita kenangan dari kehidupan nyata Nh. Dini. Auto-Biografi bersambung! Ada yang tau judul lanjutannya apa? Karena diakhir, cerita begitu menggantung.

Buku ini mengisahkan tentang seorang perempuan muda yang bekerja di Garuda Indonesia Airways (GIA) sebagai Ground Hostess di pertengahan tahun 50-an. Perempuan ini begitu hebat menurutku, karena setelah lulus SMA dia tak ingin menyusahkan orangtua maupun keluarganya. Dia memilih untuk bekerja sambil kuliah dengan biayanya sendiri. Selain itu dia juga memiliki hobi membaca dan menulis. Tulisannya itu bahkan sudah sering menghiasi media masa nasional kala itu. Buku ini sayang untuk dilewatkan, selain cerita yang bagus ada nilai sejarah juga dalam buku ini, karena memang ditulis berdasarkan kehidupan nyata dari sang penulis.

Imas: Menceritakan kehidupan sehari-hari dengan ringan- seperti biasa-namun tetap menarik. Utk pergaulan pada masa itu, menurut cerita ibu guwe nih...,pergaulan ma din cukup "berani" pd zamannya...Keputusan utk memilih Yves ternyata tdk berdasarkan pertimbangan yg matang,ironi dr penuturan penulis sendiri yg menyatakan selalu memutuskan sesuatu berdsrkan perencanaan....pandangan org2 sekitar memang tak dpt dipungkiri sedikit byk mempengaruhi pengambilan keputusan...Aku baca buku Nh Dini tdk berurutan, malah baca yg terakhir duluan "Argenteuil" yg berisi perceraian mrk.Jd penasaran bgm pertemuan mrk..

Sri: Di buku ini Bu Dini mengisahkan masa-masa dia mulai "berkawan" dengan pria-pria asing, aheeem. Tapi akhirnya Bu Dini memilih Pak Yves yang kelak di kemudian hari sering disebutnya sebagai "laki2 pilihanku sendiri itu" sebuah ungkapan yang menurutku mengandung nada penyesalan dari Bu Dini. Seperti ini: "memang laki2 pilihanku sendiri, tapi kok kelakuannya seperti itu".

Indigo: Mungkin ini satu-satunya buku NH Dini yg pernah gue beli dan baca. Setelah melihat tulisannya dalam buku ini, kyknyague ga gitu cocok yah. Terlalu 'perempuan' dan mengulas detil-detil yg menurut gue ga penting.

Ashree: Seperti gaya Nh. Dini yang unik menceritakan kehidupan pribadinya dalam bentuk fiksi. Gaya tulisan ini yang jarang ditemukan pada masa sekarang. Unik, banyak pembelajaran, tanpa ada beban pembaca merasa digurui. Satu bagian plot tentang hubungan seksual sebelum menikah tak malu ditulisnya.

Review Lucky #2





Lucky (Lucky Santangelo #2)

by Jackie Collins

Lucky
Cantik menggiurkan, haus kekuasaan, gemar bertualang, kehadirannya selalu menimbulkan keonaran dan membangkitkan sensasi bagi pria-pria yang memandangnya.

Lucky
Putri Gino Santangelo, gembong mafia yang terusir dari Amerika Serikat. Dia mengambil alih kekuasaan ayahnya, menggebrak dunia bisnis- yang gelap maupun yang legal dan berhasil melaju mengalahkan saingan-saingan ayahnya.

Lucky
Menikah dengan Dimitri Stanislopoulos - maha jutawan Yunani yang bahkan lebih kaya dari Aristoteles Onasis-hanya karena terlanjur mengandung anaknya. Dia tak butuh kekayaan suaminya (dia sudah amat sangat kaya). Dia tak mencintai suaminya, dan bahkan membenci sikapnya yang snobbish dan egois.

Gramedia Pustaka Utama 1991

Saya: Ttg perempuan yang kokoh...meski begitu kekokohannya menggandengi kenikmatan menggoda dan asyiknya bercinta di emperan boat....buku yg pernah mengisahkan juga ttg satu wanita berselingkuh dgn sepasang suami-istri scr bergantian...sangat membuka wawasan dan menjadikan gw stabil, g labil...tercerahkan.

Steven: The second novel in the Lucky Santangelo series isn't as good as the first, but it's pretty close. It furthers the adventures of Lucky and her boyfriend, Lenny Golden. They have good chemistry and we hope for them to find their way back together. Once again, Collins gives readers a whole bunch of sex and quick pacing while burning through a lot of plot points. Great entertainment.

Alberto: Read this book 25 years ago! One of the 1st books I ever read! I loved it! Strong female character, sexy gay character that helped me figure out that I wasn't the only gay person in the world if Jackie Collin's was writing about a gay character! It was an awsome read.

Andrea: Not as good as "Chances," indeed slow starting, but it keeps getting better as you go. A good read nonetheless. By the end are you ready for Book 3 in Lucky Santangelo--absofrigginlutely!

Charmonair: The ultimate Jackie novel! Lucky is a heroine you root for, are envious of, and for just a minute might want to be! Maybe Lucky is the reason I love everything Italian! Ha

Kristen: This is one of my all-time favorite books - it's got all the right ingredients for a perfect beach read, and Lucky is a character that will stick with you for years.

Normalyn: I loved this book and I enjoyed reading it. Each character is intertwined. I really pity Eden, she has dreams but she just chose the wrong path. I loved the ending, I think if a man and a woman is really meant to be then they will be together no matter what. Love conquers all! It's great to be able to take a peek of how the rich live, however, living a simple life is best. Money and fame cannot really give it all.

Glenda: I absolutley Loved this book and I wish there was a another to read as I feel there is more to the story to be told.

J: Dirty, trashy novel - just what you need after a hard read or too many glasses of wine...random sex and famous people...

Carol: This book is like reading a soap opera, but I liked it. Every now and then I will read a Jackie Collins book. It is usually after I have read a "deep" book.