for people who are unable to raise their children until the age of thirteen, there is another feature of the legislation that is called "storking," where unwanted babies are left on the doorsteps of strangers, and THEY HAVE TO RAISE THEM. i mean, it is better than a dumpster, by far, but what a drag. this is the part i had the most problems with. i mean, how easy is it to abuse that law? and i was grateful that he included an anecdote about one such incident that was horrifying, but i can't see how this was a law that ever got accepted. assuming that financial responsibility for thirteen years at least? no thank you.
Saya mencintai seorang wanita sebab saya hanya mau mencintainya* Saya bercinta dengan seorang wanita yang adalah istri dan ibu dari anak-anak saya sebab saya benci becinta dengan wanita yang tak saya nikahi** Saya suka membaca buku dan menceritakannya kembali pada wanita saya sebab saya ingin mengajarkan dia banyak hal sederhana yang penting dalam hidup ini***
Review Unwind
for people who are unable to raise their children until the age of thirteen, there is another feature of the legislation that is called "storking," where unwanted babies are left on the doorsteps of strangers, and THEY HAVE TO RAISE THEM. i mean, it is better than a dumpster, by far, but what a drag. this is the part i had the most problems with. i mean, how easy is it to abuse that law? and i was grateful that he included an anecdote about one such incident that was horrifying, but i can't see how this was a law that ever got accepted. assuming that financial responsibility for thirteen years at least? no thank you.
Review The Time Traveler's Wife: Istri Sang Penjelajah Waktu





The Time Traveler's Wife: Istri Sang Penjelajah Waktu
by Audrey Niffenegger (Goodreads Author), Ingrid Dwijani Nimpoeno (Translator)
Henry De Tamble memiliki "kemampuan" menjelajahi waktu. Ia bisa tiba - tiba menghilang dan muncul di tempat yang tak dikenalinya sepuluh tahun yang lalu atau yang akan datang.
Saat berpindah - pindah waktu inilah ia bertemu Clare Abshire, anak perempuan yang tinggal di Michigan, dan terjadilah kisah cinta yang indah hingga ajal memisahkan mereka.
Masalah timbul, karena saat usia Henry maju - mundur sesuai lokasinya di dalam waktu, usia Clare bertambah terus dengan normal.
Tapi Audrey Niffenegger menulis para tokoh dalam buku ini dengan cara yang begitu lembut dan halus sehingga buku ini bukan sekadar kisah cinta biasa. Berkat keahlian dan sensibilitasnyalah para pembaca akan bisa menangkap keindahan dan keanehan dalam hidup, bukan cuma gejolak - gejolaknya.
Gramedia Pustaka Utama 2007
Annisa: Kisah cinta yang romantis. Itu kesan yang saya dapet setelah membaca buku ini. Romantis tapi ngga berlebihan dan ngga geuleuh. Extraordinary love story. Stunning malah. OK lah.
Bercerita tentang sepasang manusia Claire dan Henry yang saling mencintai seumur hidup mereka. Henry adalah seorang manusia yang memiliki kelainan gen. Kalo diibaratkan seperti kaset hidup henry bisa di rewind dan forward kapan saja.
Dia bisa kembali ke masa lalu dan lompat ke masa depan. Namun Henry sendiri tidak bisa mengendalikan kapan dia melakukan time travel. Jadi semua perjalanannya melintasi waktu menciptakan jalinan kisah cinta yang unik antara Henry dan Claire.
Claire pertama kali bertemu Henry ketika umurnya 6 tahun, Henry 36. Henry pertama kali bertemu Claire ketika umurnya 25 tahun, Claire 20 tahun. Audrey Niffenegger juga membangun karakter Henry dan Claire dengan kuat dan dalam.
Henry dan Claire akhirnya menikah, membangun hidup dan keluarga. Bagaimanakah mereka bertahan dan menjalani kehidupan. Jelimet, dramatis tapi menarik, romantis dan orisinal. Sepanjang buku saya dibikin penasaran dengan apa yang akan terjadi berikutnya. Agak sedih sih endingnya, sedih tapi manis (halah). Dan saya suka buku yang endingnya macam gini. Sip lah. Recommended untuk dibaca.
Indah: Aku suka cerita-cerita tentang time travel seperti Back to the Future, di mana tokoh utamanya bisa jalan-jalan ke masa lalu atau masa depan dengan kendaraan keren dan tetap pake baju lengkap :D
Baca buku ini, di mana sang penjelajah waktu telanjang bulat setiap kali pindah waktu, membuatku teringat pada Terminator-nya Arnold Schwarzenegger yang sampai ngerampok baju preman, yang kebetulan baju kulit yang lumayan keren.
Ceritanya cukup menarik, karena tokoh utama cowoknya terus berlompatan masuk ke kehidupan tokoh utama cewek, sehingga cewek tersebut sudah tahu siapa suaminya kelak dari kecil.
Tapi lebih menarik punya anak dari cewek di masa lalu yang kemudian jadi bos kita di masa datang, deh! (Btw, ini review buku apa film Terminator?
Lynita: I have to say I'm a bit disappointed with this book; perhaps because of my high expectation having read/heard from sources that it's a great book & it's on the top of the list of "Book of 21st Century" by Goodreads.
The book to me is just a collection of diary entries of Henry & Claire...from beginning to end, from the time they met in the future & current time, to time they live together, then back to the future from Henry's point of view. The whole time, I was waiting and hoping that there will be a climax, a huge conflict, invention, tragedy, miracle, anything that neither the current Henry or the future Henry or Claire knows, that can make the story more exciting, but that is not the case. The book/story just didn't give me any emotional involvement & I sometimes wondering if I'm too numb because I'm not (that) touched by their love story. To me, it's hard to feel sorry/touched when they knew that what's gonna happen to them and they just re-living it.
The part I like about this book is the fact that they live in Chicago and I have lived in that city for a year, so the part where the writer mentions the street name, the El, the windy weather (which are quite often) reminds me of the beautiful city & my life then.
Lin-Lin: Baca ringkasan cerita singkat di cover belakang buku sebenarnya udah sangat jelas kalau cerita ini akan berakhir sedih (terjadilah kisah cinta yang indah hingga ajal memisahkan mereka)
Setelah sebelumnya cuman berkutat baca romance fairy tale dengan happily ever after ending ala Harlequin, saatnya baca cerita romance yang real dan lebih bermutu, walaupun banyak unsur science-fiction, ceritanya cukup mengharukan, terutama menjelang bab-bab akhir, tentang istri yang setia menunggu suaminya yang mempunyai gen yang membuatnya dapat menjelajah waktu tanpa bisa mengendalikannya. Satu hal yg unik disini, walaupun Henry dapat menjelajah waktu dan bahkan mengetahui masa depannya, dia tidak dapat mengubahnya.
Bacanya sih ngga sampe ketagihan tapi juga ngga membosankan, ada 2 POV,yaitu Henry dan istrinya Clare. Inti utama cerita ini tentang kesetiaan dalam penantian.
Joyzi:
Awesome book in my opinion especially that I have a thing for time traveling. I love it the story is interesting even though it's confusing at first because the story is not chronological and the author would just arrange each story by any timeline (past, future, present).
I also love the characters Henry (librarian, time traveler) and Clare (artist) and of course their daughter Alba (also time traveler). It's just sad though and I'm not expecting it that in the end the story became depressing.
I also love the part wherein Henry saw Clare writing the date in one of her work and Henry says that I saw in the future that it has no date in it, so you should not write the date. And Clare wanted to somehow break the rules of what should happen and still write the date on it and say that, "What is the big deal if I write the date or not?" Henry kind of scares her that maybe something terrible happen like a war or something if they kind of change something even if it's a small thing. So when Henry goes in the future again he looks for the drawing and was surprise that it does not have a date on it and he asks Clare since he knows that in the past they decided to put a date on it, then what the heck happen and Clare says that she was kind of scared about the war thing so when he left she decided to chipped off the date.
It just felt clever to me that somehow the past, present and future are interrelated in ways that you can't even change it, even the future. It's just whatever happens you can't change it anymore.
And also the part wherein he time travels and he went to Ingrid's apartment and when he asks Ingrid the date and he knows that this is the day wherein Ingrid killed herself and he thought that maybe he can change that, but the inevitable happens and Ingrid killed herself in front of him.
This is just a great book if you love time traveling and dejavu.
Anne: This book is a debut for Audrey Niffenegger. And being a first-timer herself, i think she made the complex timelines with ease. The Time Traveler's Wife is a love story concealed inside a suspense novel but is far from a science fiction exploration of the space-time continuum. The book is about the two characters - Henry DeTamble and Clare Abshire whose passionate love affair endures across a sea of time and captures themselves in an impossibly romantic trap. Henry is a time-traveller; a genetic mutation which causes him to spontaneously travel through time, disappearing from view, leaving behind his clothes and possessions, and arriving naked in another time and another place. While Clare is leaving a chronologically normal life, Henry isn't. After their first meeting (Clare was 6 and Henry would be 36) Clare will always wait for his arrival. She has known him all her life. He visits her numerous times during her childhood and adolescence, and inadvertently reveals that they will be married in the future. His last visit is on her 18th birthday in 1989, and will be separated for two years. Finally, they meet in 1991, a real time for both of them, Clare is 20 and Henry is 28. Henry does not know anything about Clare and Clare has to show Henry the diary she made as a testament of Henry's existence in Clare's past, which is still in Henry's future. Henry begins to experience the events in Clare's childhood and at the same time experiencing life with the adult Clare in the present. In the novel, the future cannot be changed, and many tragic events are foreshadowed in the past.
When they soon get married, Clare and Henry have to struggle to survive and maintain their love, and at the same time fighting a complex disorder that constantly threatens their existence. They yearn for the domestic drudgery and the homely comforts of marriage without the constant fear of separation. He longs to be able to live only in the present and he and Clare desperately search for a medical treatment for the disorder but to no avail.
But my most favorite part is the way Henry describes love through his letter to Clare. This is how it goes:
Clare, I want to tell you, again, I love you. Our love has been the thread through a labyrinth, the net under the high-wire walker, the only real thing in this strange life of mine that I could ever trust. Tonight I feel that my love for you has more density in this world than I do: as though I could linger on after me and surround you, keep you, hold you.
Review A Thousand Splendid Suns




A Thousand Splendid Suns
by Khaled Hosseini, Berliani M. Nugrahani (Translator)
Indonesian version of A Thousand Splendid Sun
Translator: Berliani M. Nugrahani
Penyunting: Andhy Romdani
Hati pria sangat berbeda dengan rahim ibu, Mariam. Rahim tak akan berdarah ataupun melar karena harus menampungmu.
"Hanya akulah yang kaumiliki di dunia ini, dan kalau aku mati, kau tak akan punya siapa-siapa lagi. Tak akan ada siapa pun yang peduli padamu. Karena kau tidak berarti!"
Kalimat itu sering kali diucapkan ibunya setiap kali Mariam bersikeras ingin berjumpa dengan Jalil, ayah yang tak pernah secara sah mengakuinya sebagai anak, Dan kenekatan Mariam harus dibayarnya dengan sangat mahal. Sepulang menemui Jalil secara diam-diam, Mariam menemukan ibunya tewas gantung diri.
Sontak kehidupan Mariam pun berubah. Sendiri kini dia menapaki hidup. Mengais-ngais cinta di tengah kepahitan sebagai anak haram. Pasrah akan pernikahan yang dipaksakan, menanggung perihnya luka yang disayatkan sang suami. Namun, dalam kehampaan dan pudarnya asa, seribu mentari surga muncul di hadapannya.
Qanita 2007
Iyut: dapet dari GRI Book Challenge :)
baru sampai di Jogja tgl 14 April 2011.. waktu untuk membaca tinggal 16 hari..512 halaman >,<
semangaaaat..
-----------------------------------------
Mendapat buku ini dari GRI Book Challenge membuatku dihadapkan pada 2 pilihan, menyelesaikan membaca dengan batas waktu akhir April dan membuat resensi, atau di-black list tidak boleh ikut GRI Book Challenge lagi untuk seterusnya. Paket buku tiba di Jogja tanggal 14 April, berarti hanya ada waktu sekitar 16 hari untuk membaca buku setebal 500an halaman ini. Bagiku yang akhir-akhir ini kesulitan mencari waktu untuk membaca, ini cukup menantang. So, kutetapkan target minimal membaca 35 halaman per hari. Tidak sulit ternyata, karena kisah yang ditulis Khaled Hosseini ini alur ceritanya mengalir, tidak membuatku bosan mengikuti runtutan kisah hidup tokoh utama buku ini, Mariam dan Laila, sejak kecil hingga dewasa. Kisah ini berlatar situasi Afghanistan saat negara itu dikuasai kaum komunis, dijajah Soviet, kemudian masa-masa di bawah kekuasaan Mujahidin dengan pertikaian antarfaksinya, hingga kemudian Taliban menguasai Afghanistan dan penerapan hukum berdasarkan Syariah-nya, ditutup dengan situasi Afghanistan tahun 2003, setahun setelah Taliban diusir dari kota-kota besar Afghanistan.
Bagian pertama buku ini diawali dengan kisah Mariam, tentang masa kecilnya di Herat sebagai anak haram Jalil, pengusaha kaya, yang memilih “membuang” Mariam dan ibunya Nana, menempatkan mereka di sebuah kolba di suatu tempat agak di luar kota, hingga kemudian hidup Mariam berubah drastis saat usianya menginjak 15 tahun, ketika ia menjadi piatu kemudian dijodohkan dengan Shareed yang jauh lebih tua darinya, dan harus pindah ke Kabul mengikuti suaminya. Manis pahit hidup Mariam sebagai istri diceritakan hingga tahun 1978, saat terjadi kudeta kekuasaan dan pihak komunis mulai berkuasa.
Kemudian kisah bergulir ke bagian kedua, kisah Laila kecil, pada tahun 1987 saat Afghanistan masih dijajah Soviet yang menduduki negara itu satu setengah tahun sejak kudeta 1978, hingga Laila remaja, di tahun 1992 saat kaum Mujahidin berhasil menguasai Afghanistan. Kisah hidup Laila bersama Babi (ayahnya) yang suka membaca dan selalu mengajari Laila berbagai hal, dan Mammy (ibunya) yang depresi karena kedua kakak lelaki Laila pergi berjihad melawan Soviet dan kemudian gugur. Kisah Laila bersama Tariq, sahabat lelakinya yang berkaki satu akibat terkena ranjau darat. Kisah Laila bersama Giti dan Hasina, sahabat-sahabat perempuannya.
Saat Laila berusia 14 tahun, perang saudara meletus di Afghanistan. Di sini kisahnya mulai menguras hati, ada kehilangan, ada kesedihan, ada perpisahan. Bagian kedua ditutup dengan serangan roket, yang meluluhlantakkan rumah Laila dan membawa kisah hidupnya terjalin dengan kisah Mariam pada bagian ketiga.
Membaca bagian ketiga buku ini berefek samping pegal hati (haha, di sini mungkin perlunya jamu pegal linu :D). Kisah Laila dan Mariam diceritakan secara bergantian. Bagian yang paling bikin capek, selain KDRT yang mereka alami, adalah masa-masa kekuasaan Taliban dengan hukum Syariahnya di tahun 1996. Membaca undang-undang yang ditetapkan Taliban membuatku hampir tidak bisa menahan diri untuk merobek-robek halaman tersebut saking gemasnya (lebay..hehe, sayang bukunya kalau dirobek). Terutama bagian peraturan untuk perempuan: tidak boleh keluar rumah tanpa ditemani muhrim laki-lakinya, tidak boleh menunjukkan wajah, tidak boleh berbicara kecuali diajak berbicara, tidak boleh tertawa di depan umum, anak perempuan tidak boleh bersekolah, perempuan tidak boleh bekerja. Hadeeeh..rasanya perempuan tidak dianggap manusia. Dan mungkin memang demikian, mengingat kata-kata ayah Laila sebelumnya (halaman 169): Perempuan tidak pernah dianggap di negeri ini, Laila, tapi sekarang, di bawah rezim komunis, perempuan mungkin lebih mendapatkan kemerdekaan dan berbagai macam hak lain yang tak pernah mereka dapatkan sebelumnya. .. Tentu saja, kemerdekaan perempuan juga menjadi salah satu alasan bagi orang-orang di luar sana untuk mengangkat senjata lantaran kebakaran jenggot.
Pada masa berkuasanya Taliban, fasilitas untuk perempuan semakin minim, rumah sakit khusus untuk perempuan tidak dilengkapi dengan baik, tidak ada air bersih, listrik, suplai peralatan dan obat-obatan terbatas. Membaca bagian operasi Caesar yang terpaksa dilakukan tanpa obat bius beneran membuat ingin meng-khitan para Taliban itu berkali-kali tanpa suntikan obat bius juga.
Bagian ketiga meski menyayat hati tapi juga paling seru menurutku. Klimaksnya ada di sini, karena setelah itu, bagian keempat terasa hanya sebagai tempelan untuk menutup kisah ini dengan manis.
Salah satu poin yang bisa kutarik dari buku ini adalah: jangan menyimpan amarah terlalu lama, karena pada akhirnya nanti kita juga yang akan menyesal, mengapa tidak memaafkan saat masih ada kesempatan untuk itu (teringat hubungan ayah anak yang penuh kepahitan, kekecewaan dan penyesalan antara Jalil dan Mariam).
Catatan terkait editan buku: tidak banyak typo kutemukan di buku ini, atau mungkin aku saja yang kurang memperhatikan karena terlalu asyik tersedot dalam ceritanya. Yang kudapati hanya 2 kesalahan saja. Yang pertama di halaman 146 paragaraf nomor 2 dari bawah, tertulis: “Biji-bijian, Sayang,” kata Hasina. “Kalian harus ingat. Kecuali , tentu saja”—sekarang dia menyeringai dan menyikut Mariam—, semestinya bukan Mariam, melainkan Laila karena di bagian ini kisah sudah beralih ke Laila, dan yang sedang diceritakan adalah percakapan Laila dengan dua temannya, Hasina dan Giti. Typo satu lagi aku lupa mencatat di halaman berapa letaknya :P
Yang sedikit mengganggu adalah banyaknya kata asing yang tidak disertai keterangan ataupun catatan kaki untuk menjelaskan artinya. Tidak sampai mengganggu kenyamanan membaca tapi kadang cukup membuat bertanya-tanya.
Yippppieeee.. reviewnya kelar, walau seadanya. Aneh rasanya membuat review karena di-wajib-kan, biasanya membuat review itu tergantung ‘panggilan’ bagiku, hihihi. Semoga tidak di-blacklist untuk ikutan GRI Book Challenge berikut berikut berikutnya :)
Otis: I'm not sure if I love Khaled's characters (see my review of The Kite Runner), but the man can tell a story. I think all Americans need to read this book, as it helps to understand and sympathize with what the people in Afghanistan have gone through. Particularly interesting as the book spans 30+ years and paints a very graphic picture of how Afghanistan changed in that time. From Russian communists to warlords to the Taliban to US Army, there have been no shortage of invaders and wars, and victims. Khaled leaves out little of the misery and death, but also focuses on how life invariably always finds a way.
So a little sad, but I liked it. I think the thing I liked most was that I've read so few books about that area of the world, and now I feel like I've gotten to know it, just a tiny bit.
LeAnn: I requested A Thousand Splendid Suns from my local library, and after waiting four months, I decided to request The Kite Runner since it was Hosseini's first book. I ended up getting both at the same time, but I listen to TKR in the car while commuting to my daughter's school,so I finished ATSS first. Perhaps that's the right order because several readers on GoodReads have worried that the second novel couldn't compare favorably to the first.
I liked Laila and Maryam's story a lot and I'm grateful for the opportunity to get to know Afghanistan's recent history through the eyes of a gifted storyteller. I have so much more compassion for the Afghan people now that I know in intimate detail what they have suffered. I notice news stories about Afghanistan more. Yesterday, I saw that the Afghan government released survival rates for children under 5, saying that now there is improved health care nearly 90,000 children have survived to their fifth birthdays. Under the Taliban, 85% of the population had no health care at all.
I thought his storytelling was exceptional. However, having two main characters made it a bit tricky. There can only be one climactic moment in a novel, and it felt like it came at the end of Maryam's last chapter. I stayed up late reading right up until that point in the story; it was like a thriller. But after the climax, I had to read several chapters and I found my interest waning.
Normally, I'm the first one to want a novel to offer hope at the end. I just debated this issue with friends. One friend complained that a novel she had read ended up too neat and happy after all the tragedy in the story. While I hadn't felt that way about the novel she mentioned, I almost feel that way about A Thousand Splendid Suns. That's why I rated it a 4. But I feel bad for doing it.
Hosseini is definitely someone to keep reading. His first novel is amazing (at least as far as I've gotten) and his second nearly so. We need more novelists like him.
Weni: Selesai juga akhirnya, meski dengan kecepatan membaca seperti kura2 (mengutip kalimat Syl) :D
Sepertinya saya paling setuju dengan komentar USA Today tentang buku ini: "perut serasa diaduk, emosi terkoyak".
Rasanya saya nggak akan mengulang membaca buku ini. Bukan karena kisahnya tidak menarik tapi karena ketika membaca buku ini ada beberapa halaman yang pengen saya robek saking sebalnya. Seolah dengan merobek saya bisa memberi pelajaran pada orang2 kejam itu hehe. Orang2 yang dengan semena2 menyakiti wanita, fisik dan jiwanya, hanya karena dia wanita. Orang2 yang merasa berhak memukuli wanita sampe berdarah2 hanya karena dianggap melawan, dianggap melanggar peraturan, dll.
Astaga, mereka pikir mereka itu lahir dari mana? pohon ? Mereka pikir siapa yang membesarkan mereka sampai punya tangan dan kaki yang kuat yang akhirnya mereka gunakan untuk memukuli dan menendang wanita ?
*Emosi*
Asma: It's been a while that i didnt read a novel. Since i write nonfiction more lately than fiction, i use most of my time reading by reading nonfiction books.
A Thousand Splendid Suns, a book that i was forced to read, because my reading book club (Klub Buku Anadia, Jakarta) had chosed this as one we would discuss in our first book discussion.
think i became slowly in reading, hehehe. It took few hours for me to complete this book. Early pages didnt really impress me. But when the writer makes the characters impression went upside down (who is the evil one? is it the father that her mother hates so much, or the mother who always take everything in negative way?), that was the first time i really think... damn it's a good book!:)
i love the setting. The characters. The fact that Khaled Hosseini really quoted parts of Al Qur'an with a style. In Indonesia we have writers who write islamic fiction (some mentioned i m one of this kind of writer:)) , and the problem especially to young writers, is when they put parts of Al Qur'an the writing became too verbal... and more like khutbah instead of a fiction. The message becomes too heavy for the readers.
But it doesnt happen that way with this book.
And i like the message from the author. Think i understand why the author dedicated this book to all afghanistan women, for the life they live.
Last but not least, i like the honesty that the author put in his writing. Personally i want to congrats the author... and look forward to reading his upcoming book.
thank you for writing such a moving story. thank you for sharing afghanistan with us.
(ps: my english is bad... i know! hehehe)
Hasanuddin: Setiap orang Afghan selalu menemukan cara untuk bertahan di tengah kematian, kehilangan dan duka yang tak terbayangkan. Bertahan untuk melanjutkan kehidupan. Dan Mariam pun melakukan hal itu.
Mariam tumbuh menjadi wanita yang tidak memiliki banyak tuntutan dalam kehidupan, tidak membebani orang lain dan tidak pernah mengungkapkan bahwa dirinya memiliki kesedihan dan kekecewaan. Impiannya telah lama hancur terinjak-injak. Dan itu semua ditampung oleh Mariam dan menanggungnya seolah peran yang harus dilakoni.
Keanggunannya ada bukan karena bawaan, namun terbentuk oleh tempaan tekanan yang selalu menderanya. Kehidupan keluarga yang indah hanya setetes untuk dinikmati. Selebihnya berada dalam bayang-bayang gelap supremasi Rasheed, suaminya.
Itulah kehidupan Mariam yang menyandang cap harami sepanjang hidupnya. Harami seorang wanita desa miskin, anak yang tak diinginkan. Seperti rumput liar. Kehidupannya nyaris tak pernah memberikan kebahagiaan dirinya.
Mariam juga menorehkan guratan yang dalam kepada Laila --istri muda Rsheed. Mariam telah menjadi teman dan kakak bagi Laila dan anak-anaknya. Mariam telah menjadi pelindung dari kebuasan Rasheed. Dan Mariam adalah ibu yang menentramkan setiap lembar nyawa yang berada dalam "genggaman" Rasheed.
Kebaikan Mariam seperti halnya puisi yang ditinggalkan oleh ayah Laila terhadap Kabul, "Siapa pun takkan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atapnya, Ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dindingnya". Cinta dan pengorbanan Mariam... Sangat mengagumkan!!!
Dan entah apa yang besemayam dalam pola pikir Rasheed. Selalu menyanjung nang (kehormatan) dan namos (kebanggaan). Sementara di sisi lain dirinya lah yang menginjak-injak dengan kakinya sendiri. Dan baginya, pria adalah kebenaran mutlak. Layaknya jarum penunjuk kompas yang selalu mengarah utara dan selatan...
Novel ini memiliki setting waktu dan tempat yang hampir sama dengan The Kite Runner, Afghanistan. Sekali lagi Khaleed Hosseini berhasil mengaduk-aduk perasaan ku. Sisi personal dalam cerita fiksi ini begitu kuat dan menyentuh hati.
Lambatnya tempo penuturan pada novel ini, aku anggap refleksi dari lambatnya kehidupan Mariam dan Laila yang dihabiskan bersama Rasheed. Merayap pelan melewati hari ke hari. Menempuh hidup dalam bayang-bayang ancaman.
The Readers
Search'n
Popular Posts
-
Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur! by Muhidin M. Dahlan Dia seorang muslimah yang taat. Tubuhnya dihijabi oleh jubah dan jilbab besar....
-
KIM : Empty Inside - Buku Harian seorang remaja penderita Anoreksia-Bulimia by Beatrice Sparks (Editor) Kimberly, putri seorang do...
-
Specials (Uglies #3) by Scott Westerfeld , Yunita Candra (Translator), Lulu Fitri Rahman (Editor), Tisa Anggriani (Proofreader) ...
-
Eight Cousins (Eight Cousins #1) by Louisa May Alcott , Berliani M. Nugrahani (Translator) “Aku tahan menghadapi para bibi, tapi ada ...
-
Left to Tell: Discovering God Amidst the Rwandan Holocaust Immaculee Ilibagiza grew up in a country she loved, surrounded by a famil...
-
The Sky Is Falling by Sidney Sheldon Keluarga Winthrop populer bak keluarga Kennedy karena berbagai kegiatan sosial dan kehidupan m...
-
Kenangan Perempuan Penghibur yang Melankolis by Gabriel GarcÃa Márquez , Dian Vita Ellyati (Translator) Karya ini indah sekali....
-
Novi Amelia (26), model majalah dewasa kembali menjadi buah bibir. Usai kasus kecelakaan di Tamansari, Jakarta Barat Novi kini ...
-
Bedah [Sederhana] Buku Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu Utami I Tujuh tahun yang lalu, sewaktu saya tanp...
Blogger
-
LALITA : 51 Cerita Perempuan Hebat di Indonesia - [No.386] Judul : LALITA - 51 Cerita Perempuan Hebat Indonesia Penulis : Abigail Limuria & Grace Kadiman Editor : Anita Putri Penerbit : Lalita Project Ce...5 tahun yang lalu
-
Receh Untuk Buku 2017 - Tidak terasa kita sudah sampai dipenghujung tahun 2016. Frekuensi menulis di blog juga menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Walaupun malas ...8 tahun yang lalu
-
-
An update to the Blogger post editor to help with mixed content - Back in September, we announced that HTTPS support was coming to blogspot.com, making it possible for you to encrypt connections to your blog; since then,...9 tahun yang lalu
-
LPM Bincang Buku Happiness Inside - Gobind Vashdev - Acara : Bincang Buku Happiness Inside Tema : "Makna Kebahagiaan dalam Kehidupan" Hari / Tanggal : Kamis / 3 April 2014 Waktu : 18.30 WIB ...11 tahun yang lalu
-
Sky is the Limit Layout - I had to shrink the wallpaper a lot in order for it to fit, therefore, you might not be able to read the words at the very bottom. Some of you might be a...12 tahun yang lalu
-
Buku Baru yang Lama - Hasil jalan-jalan ke Blok M Square setelah kunjungan ke klien selesai. 3 buah buku baru (tapi lama) ;) Buku-buku cerita terbitan Balai Pustaka. Just like...13 tahun yang lalu
-
Novel : Kampung Girl - Umi Kalsom - Novel ini menduduki no 1 Carta Bestseller di POPULAR - Rujukan Akhbar Berita Harian 24 Februari 2012PERKAHWINAN diaturkan oleh keluarga? Ashraf langsung ti...13 tahun yang lalu
-
-
Total Pageviews
LOVE YOU DIAMOND
Buku favorit
The Writter

- A. Moses Levitt
- Cipinang Indah, Jakarta, Indonesia
- Nenek berdarah Belanda, kakek berdarah Portugis. Bapak berdarah Aceh Singkil. Ibu melayu totok. Pernah bersekolah di St. Dominici, sebuah pendidikan berasrama dengan basik Latin, nyaris mirip Hogwarts. Tidak menyelesaikan kuliah Filsafat karena tidak relevan. Mencoba menulis cerpen yang tak kelar-kelar.
Labels
- Abdurahman Faiz (1)
- Achdiat K. Mihardja (1)
- Adi Toha (1)
- Aditya Hadi (1)
- Ahmad Fuadi (2)
- Ainia (1)
- Alberthiene Endah (2)
- Anak Agung Pandji Tisna (4)
- Anak-anak (1)
- Anand Khrisna (1)
- Andang H. Sutopo (1)
- Andrea Hirata (15)
- Andrei Aksana (1)
- Anne-Marie Dalmais (1)
- Annette Curtis Klause (2)
- Anti-Aging (1)
- Antoinette May (1)
- Antropologi (1)
- Audrey Niffenegger (1)
- Autobiografi (3)
- Ayu Utami (15)
- Barbara Cartland (1)
- Barokah Ruziati (3)
- Bedah Novel (4)
- Bedah Puisi (1)
- Bentang Pustaka (18)
- Berliani M. Nugrahani (2)
- Bernard Vlekke (1)
- Bilangan Fu (1)
- Bima Sudiarto (1)
- Book (132)
- BOOK (77)
- Bret Easton Ellis (1)
- Buku 2011 (1)
- Buku 2012 (1)
- buku 2013 (1)
- Buku Anak (1)
- Buku Baru (3)
- Buku Ekonomi (1)
- Buku Impor (16)
- Buku Murah (2)
- Buku Muslim (2)
- Buku Pangan (1)
- Buku Warisan (1)
- Burung (1)
- Caleb Carr (1)
- ChrisMooney (1)
- CINTA (1)
- Clara Ng (3)
- com (1)
- Cynthia Leitich Smith (2)
- Daniel Mahendra (1)
- Dastan Books (3)
- David Gilmour (1)
- Deshi Ramadhani (1)
- Dewi "Dee" Lestari (2)
- Dian Basuki (1)
- Dian Vita Ellyati (1)
- Diskon Buku 20% (2)
- DIVA Press (1)
- Djenar Mahesa Ayu (1)
- Dwi Budiyanto (1)
- Eddy Kristiyanto (1)
- Ednah Walters (1)
- Eiji Yoshikawa (1)
- Elli J.S (1)
- Emma Watson (1)
- eMTe (1)
- Endah Sulwesi (1)
- erica Bauermeister (1)
- Fahmy Yamani (1)
- Ferry Halim (1)
- Fiksi Fantasi (4)
- FILM (1)
- Filsafat (3)
- Foto Penulis Novel (3)
- Frances Hodgson Burnett (1)
- Frans Magnis Suseno (1)
- Frederick Forsyth (1)
- Gabriel Garcia Marquez (1)
- Gagas Media (8)
- Garth Nix (1)
- Gitanyali (1)
- Gramedia (100)
- Graphic Novel (1)
- Gunu dan Dort (1)
- Habiburrahman El Shirazy (1)
- Harry Potter (4)
- Helen Dunmore (2)
- Helvy Tiana Rosa (1)
- Hermione (1)
- Hersri Setiawan (1)
- His Dark Material (4)
- I HATE SOCIAL NETWORK (1)
- Ian Ayres (1)
- Ibrahim Fawal (1)
- Ifa Avianty (2)
- Ilana Tan (1)
- Illuminati (1)
- Ilmu Pengetahuan Umum (11)
- Indah N. Tisa Anggriani (1)
- Indonesia-Anonymus (1)
- Ingrid Dwijani Nimpoeno (2)
- Isman H. Suryaman (1)
- J. K. Rowling (2)
- Jackie Collins (1)
- Jakarta Book Fair (1)
- Jamal (2)
- jay Asher (1)
- Jeffrey Lang (1)
- John Roosa (1)
- John Shors (2)
- John Steinbeck (1)
- Julie Cohen (1)
- K. Bertens (1)
- Kahitna (1)
- Kahlil Gibran (3)
- Kathleen W. (1)
- Kathryn Lasky (1)
- Kepustakaan Populer Gramedia (3)
- Khaled Hosseini (2)
- Khalil Gibran (2)
- Komodo Books (1)
- Kumpulan Cerpen (5)
- Kutukutubuku (1)
- L. M. Montgomery (3)
- L.M.Montgomery (1)
- Lentera Dipantara (5)
- Ligwina Hananto (1)
- Literatur Agama (2)
- Lomba Mengarang (4)
- LOVE (6)
- Luis Miguel Rocha (1)
- Lulu Fitri Rahman (5)
- Madonna (1)
- marcel A.W. (1)
- Marek Halter (1)
- Maria Masniari Lubis (1)
- Mark Haddon (1)
- Marry Hinggins Clark (1)
- Masonik (1)
- Meiliana K. Tansri (1)
- Memoar (1)
- Mery Riansyah (1)
- Mia Arsjad (1)
- Michael Reaves (1)
- Michael Scott (1)
- Midah Si Manis Bergigi Emas (1)
- Mizan Fantasi (1)
- Mizan Grup (7)
- Mo Hayder (1)
- n (1)
- Naskah Novel (1)
- Natsuo Kirino (1)
- Neal Shusterman (1)
- Neil Gaiman (1)
- Nesti Mindha R. (1)
- New Cover (2)
- NH. Dini (3)
- Nicholas Sparks (1)
- Nove 1998 (1)
- Novel (155)
- novel 1960 (2)
- novel 1972 (1)
- novel 1983 (1)
- novel 1986 (2)
- novel 1987 (1)
- novel 1989 (1)
- novel 1991 (1)
- novel 1992 (2)
- novel 1993 (1)
- Novel 1994 (1)
- novel 1995 (1)
- Novel 1996 (1)
- novel 2000 (1)
- novel 2001 (3)
- Novel 2002 (1)
- Novel 2003 (4)
- Novel 2004 (5)
- Novel 2005 (7)
- Novel 2006 (12)
- Novel 2007 (26)
- Novel 2008 (17)
- Novel 2009 (12)
- Novel 2010 (28)
- NOVEL 2010 (6)
- Novel 2011 (33)
- Novel 2012 (8)
- novel 2013 (2)
- NOVEL Belitong (1)
- Novel Dwilogi (3)
- Novel Epic (3)
- Novel KENING (1)
- Novel Serial (6)
- Novel Tetralogi (3)
- Novel Thriller (3)
- Novel Trilogi (2)
- Novel Vampir (3)
- Novell (22)
- Novi Amelia (1)
- Nuraini (1)
- Nurul Agustina (1)
- OkkyMadasari (2)
- Oktaviani (1)
- Orange Books (1)
- P. Herdian Cahya Khrisna (1)
- Para Priyayi (1)
- Patrick Suskind (1)
- Paulo coelho (3)
- pe (1)
- Pemerkosaan (1)
- pen (1)
- Pendidikan Agama dan Seks (1)
- Penerbit Alinea (1)
- Penerbit Atria (2)
- Penerbit Balai Pustaka (3)
- Penerbit Buku Kompas (3)
- Penerbit Callaway (1)
- Penerbit Disney Press (1)
- Penerbit Djambatan (1)
- Penerbit Esensi (1)
- Penerbit Hasta Mitra (3)
- Penerbit Imania (2)
- Penerbit Institut Sejarah Sosial Indonesia (1)
- Penerbit Kanisius (5)
- penerbit Kubika (1)
- Penerbit Mahaka (2)
- Penerbit Matahari (2)
- Penerbit Matahati (4)
- Penerbit Media Klasik Fantasi (1)
- Penerbit Medium (1)
- Penerbit Orbis Books (1)
- Penerbit Picador (1)
- Penerbit Qanita (2)
- Penerbit QultumMedia (1)
- Penerbit Qwerty (1)
- Penerbit Republika Basmala (1)
- Penerbit Selasar (1)
- Penerbit Serambi (2)
- Penerbit Sinar Harapan (1)
- Penerbit University of Queensland Press (1)
- Penerbitan Bentang (11)
- Penerbitan Charter Books (1)
- Penerbitan Edelweiss (1)
- Penerbitan Lingkar Pena (4)
- Penerbitan Pionir Jaya (1)
- Penerbitan Pustaka Jaya (3)
- Penerbitan Qanita (4)
- Penerbitan Ufuk Press (2)
- Penlis-penulis Fiksi Dewasa (19)
- Penu (3)
- penul (1)
- Penulis Asing (115)
- Penulis Fiksi Anak-anak (1)
- Penulis Indonesia (111)
- Penulis Laki-laki (133)
- Penulis Perempuan (79)
- Penulis-penulis Fiksi Dewasa (68)
- Penulis-penulis Fiksi Fantasi (45)
- Penulis-penulis Novel Inspiratif (72)
- Perspektif (1)
- Pesta Buku Jakarta 2011 (1)
- Philip Pullman (5)
- Phyllis Reynolds Naylor (1)
- pPenulis Asing (1)
- pPenulis-penulis Fiksi Dewasa (1)
- Pramoedya (7)
- Promo Buku Bekas (11)
- Promo Spesial (2)
- ProUMedia (1)
- Pustaka Iman (1)
- Pustaka LP3ES Indonesia (1)
- Rahmani Astuti (1)
- Rakhmawati Fitri (1)
- Raliesta (1)
- Rick Riordan (1)
- Rindu (1)
- Rita la Fontaine de Clercq Zubli (1)
- Rizki Ridyasmara (1)
- Robin Hobb (2)
- Rosihan Anwar (2)
- Ruth Benedict (1)
- Ruth Priscilia Angelina (1)
- Salman Rushdie (1)
- Samsudin Berlian (1)
- Sandra Brown (2)
- Santopai (1)
- Sari Meutia (1)
- Scott Westerfeld (2)
- Scripta Manent (1)
- Segera Terbit (1)
- Sejarah Dunia (2)
- Sejarah Gereja (2)
- Sejarah Indonesia (4)
- Sejarah Roma (1)
- Selingkuh (3)
- Semi-Komik (1)
- Setya Utama Jadi (1)
- SEX (10)
- Sex dan Anak Kuliah (1)
- Shira Media (1)
- Sidney Sheldon (5)
- Sindhunata (2)
- Sir Arthur Conan Doyle (2)
- Soe Hok Gie (1)
- Solikhin Abu Izzudin (1)
- Stephanie Meyer (2)
- Stieg Larsson (1)
- Susan A. Farrell (1)
- Syahmedi Dean (1)
- T. Dewi Wulansari (1)
- T.H.White (1)
- Tamara Geraldine (1)
- Tanti Lesmana (1)
- Tendy Yulianes (3)
- Tere Liye (3)
- Terjemahan (1)
- The Amber Spyglass (4)
- Timothy Ferriss (1)
- Tisa Anggriani (3)
- Tomi Satryatomo (1)
- True Story (4)
- Tyas Palar (2)
- Umar Kayam (1)
- Umberto Eco (4)
- Valiant Budi (1)
- Viliant Budi (1)
- Warner Bross (1)
- Wartawati (1)
- William Scott Wilson (1)
- Word++ Translation Service (1)
- Y.B. Mangunwijaya (1)
- Yahudi (1)
- Yongky Y (1)
- Yuliani Liputo (1)
- Yunita Candra (2)