Tampilkan postingan dengan label Selingkuh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Selingkuh. Tampilkan semua postingan

Fenomena Perselingkuhan

Kamis, 08 September 2011

Hari ini saya bertemu seorang kawan lama. Kawan ini lebih tua enam tahun dari saya, tapi sebagaimana sebuah perkawanan, umur tak menjadi masalah. Bukankah saya juga mempunyai kekasih lebih tua dari saya? Saya dan kawan itu sepakat untuk berjalan-jalan mencari-cari buku tentang psikologi perempuan dewasa di toko buku Gramedia. Setengah jam akhirnya kami menemukan sebuah buku bagus. Kami sama-sama tertawa. Perempuan memang rumit, mereka kadang bertindak ganjil dan diluar akal, kadang diluar moralitas. Tapi bukankah lelaki juga begitu?
Kami lalu duduk-duduk di teras McD di dekat Gramedia. Kami pesan es krim kon cokelat. Beberapa remaja berseragam SMA memandangi kaki terus-menerus. Mungkin mereka merasa lucu, kenapa ada dua lelaki dewasa, makan es krim seperti remaja dan cewek-cewek begitu. Tapi kami tidak peduli, mereka hanyalah remaja SMA yang belum banyak memahami dunia. Mereka bahkan datang ke McD bukan karena lapar tapi karena tren. Bukankah itu lebih menyedihkan ketimbang kami berdua yang datang karena pengen makan es krim, setelah terakhir kali saya makan setahun dua bulan yang lalu?
Kami berdua menggigit es krim itu dengan rakus sambil berbagi cerita. Kawan itu ceritakan dia baru pulang kampung. Mudik, saya bertanya. Tidak, jawabnya. Liburan, mengunjungi orangtua dan kerabat. Kangen. Ketika dia berkata begitu saya tiba-tiba merasa kangen pada bapak dan ibu saya. Kawan saya itu lalu menceritakan sebuah fenomena akhir-akhir ini di kampungnya.
                Kamu bisa bayangkan tidak, perselingkuhan bahkan lebih banyak terjadi di kota saya yang kecil itu,” ocehnya sambil memelototi es krimnya yang nyaris puntung.
Seberapa parah?”
Parah sekali.”
Maka dia ceritakan kalau dia mempunyai seorang kekasih, tunangan tepatnya. Tunangannya itu menceritakan kepadanya bahwa sepupunya, seorang perempuan yang sangat baik hati dan rendah hati, sepanjang bulan ini menangis. Karena apa, dia bertanya pada tunangannya. Karena suaminya yang empatpuluhsatu itu berselingkuh dengan seorang perempuan muda, seorang perawat pada sebuah dinas kesehatan. Perawat itu lajang, baru lulus kuliah.
Saya menjadi heran, kok bisa? Apakah istrinya sudah terlampau tua? Apakah istrinya tidak menarik lagi, dalam artian tidak hot lagi? Ataukah memang suami ini kurang ajar? Dan bagaimana seorang pegawai muda di sebuah dinas kesehatan bisa menerima ajakan selingkuh dari seorang pria beristri beranak—istrinya baik hati dan rendah hati?
Malah tunangan kawan saya itu ceritakan padanya lagi, bahwa setelah sang istri mengetahui perselingkuhan suaminya dan perempuan muda itu, suaminya marah padanya dan pisah ranjang. Kemudian hari-harinya diisi teror sms dari nomor yang berbeda-beda. Isi smsnya memfitnah dan melecehkan dia. Mengatakan bahwa dia adalah istri yang kurang ajar, tidur dengan banyak om. Bagaimana ini semua bisa masuk akal?
Diakhir ceritanya saya berdecak, geram dan benci. “Tidak ada fungsi pengawasan sosial apa?”
Sayangnya tidak ada. Tapi ini lebih disebabkan karena adat tidak ketat lagi, sehingga kasus yang bisa masuk dalam pelanggaran adat dan ditindak tegas, sekarang justru berada di luarnya.”
Saya menggeleng-geleng. “Tapi saya tetap heran, kenapa perempuan-perempuan muda, masing single, cantik seperti artis, kok mau berselingkuh dengan lelaki beristri, tua, dan kelebihan lemak dimana-mana ya?”
Tentu saja bukan karena cinta. Ada alasan psikologi, tapi juga materi.”
Jadi itu sebabnya kamu cari buku psikologi perempuan?”
Kawan saya itu mengangguk. Saya jadi pengen bilang padanya, kamu jangan selingkuh, ya.

Jangan Gombal di Facebook

Senin, 28 Februari 2011
Cinta bukan hal yang mudah. Cinta, suatu kali bisa melambungkan saya ke awan-awan. Suatu kali cinta membuat saya nyaris mati. Mati karena wanita yang kita cintai mungkin akan lebih memilih menjauh dari hidup kita dan berusaha sekuat tenaga melupakan pengalaman indah bersama. mengerikan memang membayangkan itu. Tapi, kesabaran, senyum, dibantu oleh kata-kata yang membesarkan hati, kau akan bisa meluluhkan hati wanita yang kau cintai.

Facebook, atau tepatnya jejaring sosial yang sedang boming di negeri berpenduduk mayoritas muslim ini. Facebook, seandainya tak ada, akan membuat kekasih kita tak tahu banyak mengenai aktivitas kita selain bersamanya. Kita tidak dicurigai macam-macam bila saling komen atau menulis di wall sama cewek yang bukan kekasih kita tapi gombalnya minta ampun.

Nah, lelaki memang buaya darat. Dia lebih senang membuat wanita mabuk kepayang dari pada mencari musuh. Itu terlihat dari kata-katanya di Facebook dan jejaring sosial lainnya. Tapi memang, kalau kau sudah punya kekasih, jangan pernah mencoba hal itu. Kekasihmu pasti marah, kecewa, dan mulai membandingkan dirinya dan wanita yang kau gombali itu. Jika kekasihmu melihat dirinya lebih jelek, lebih pendek, lebih gendut, bahkan lebih tua, dan lebih miskin dari wanita teman Facebookmu itu, kau harus bersiap diminta putus, tus, tus.

Jadi, jika sudah mengalami itu, penjelasan apapun yang kau berikan, tidak akan mengobati sakit hati kekasihmu. Saat seperti ini kau sebaiknya berhenti gombal pada cewek di Facebook dan mulai mendengarkan keluhan kekasihmu. Mulailah meminta maaf sebab itu yang dibutuhkan beberapa wanita. Tapi maaf saja belum cukup karena wanita suka menyiksa dan memperlambat proses rekonsiliasi. Jadi, kau diam saja, jika dimintai penjelasan, berikan yang dari hati, membesarkan jiwanya, bukan menggunakan logikamu.
"Aku gak ada apa-apa kok sama cewe itu. Just friend."
"Aku cuma sayang kamu."
"Aku hanya cinta kamu."
"Kamu yang terbaik buat aku dibandingkan dia."

Nah, jangan sampai kau bicara demikian. Perempuan paling benci dibandingkan. Dia akan segera berpihak pada perempuan lainnya dan menyerangmu. Kemungkinan besar kau akan makan bogem mentah dari kekasihmu, yang sebentar lagi jadi mantan, dan cewek yang kau gombalin di Facebook. Gila kan? So, sekarang, pergi minta maaf kalau kau tengah melakukan gombal di jejaring sosial sama cewek yang bukan kekasihmu. Minta maaf dengan tulus dan berusaha untuk merubah kebiasaan itu. Jangan ulangi lagi, jika kau tidak ingin kehilangan wanita. So, pegang janjimu, itu yang membuat kau bahagia, awalnya memang sulit.

Bahagia butuh pengorbanan dan janji setia hanya kepadanya adalah pengorbanan yang kecil saja. Tapi itu jika kau lelaki yang serius dan bukan buaya darat yang suka berpacaran hanya untuk sex. Jika kau hanya pacaran untuk sex, kau bahkan tidak akan mendapatkan hati siapapun, bahkan seorang pelacur sekalipun.

Selamat berjuang!

Usia Tua

Kamis, 27 Januari 2011
Mencintai seseorang dalam hidupmu kadang jadi begitu menyebalkan. Apalagi ketika sesekali dia melakukan hal yang kau benci. Kau mulai membencinya pada bagian tertentu, meski cintamu tetap sebesar dulu, bersedia menikahinya walau dia lambat laun menjadi tua dan layu. Kau akan merasa semakin awet muda dan matang ketika usia menginjak 30 dan 40, sementara dia akan memoles dirinya dengan anti-aging.

Tiap hari ketika hujan turun begitu deras, dia takut keluar sebab air akan melunturkan maskaranya juga semua riasan palsu pada tubuhnya. Jika kalian pergi makan, dia akan merepek tentang apa saja, untuk mengalihkan perhatianmu dari wanita muda dengan rok ketat dan payudara montok kencang, lewat. Suatu saat kau begitu tak sadar bahwa kau mempunya dia dan kau ingin mencari kesenangan lain. Kau mulai membuat akun baru di Facebook dan chatt dengan kenalan baru di Gmail. Kau menjadi ketagihan dan sering begadang bersama fantasi dan teman barumu itu. Dia akan tidur sendirian sebab lelah bekerja seharian, namun kadang dia menjadi begitu manja dan meminta kamu mengambilkan ini itu. Kau kesal dan marah sebab chattmu harus terputus sementara alat kelaminmu telah mengeras.

Ketika dia meminta kau bermanja-manja dengannya di ranjang, kau malah membuat kopi dan merokok di balkon. Dia pun kembali ke kamar, membuka keras kamar mandi dan menangis dalam diam, sebab dia telah melihat sms dari seseorang yang kau panggil Beib.


**Bagi semua lelaki, jika kau ingin bercinta dengan banyak perempuan, jangan kawin, jadilah Gigolo. Itu lebih adil buat istrimu**