Tampilkan postingan dengan label Novel 2011. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Novel 2011. Tampilkan semua postingan

Review Ranah 3 Warna

Sabtu, 11 Agustus 2012



Ranah 3 Warna (Negeri 5 Menara #2)

by Ahmad Fuadi (Goodreads Author)

Alif baru saja tamat dari Pondok Madani. Dia bahkan sudah bisa bermimpi dalam bahasa Arab dan Inggris. Impiannya? Tinggi betul. Ingin belajar teknologi tinggi di Bandung seperti Habibie, lalu merantau sampai ke Amerika.

Dengan semangat menggelegak dia pulang ke Maninjau dan tak sabar ingin segera kuliah. Namun kawan karibnya, Randai, meragukan dia mampu lulus UMPTN. Lalu dia sadar, ada satu hal penting yang dia tidak punya. Ijazah SMA. Bagaimana mungkin mengejar semua cita-cita tinggi tadi tanpa ijazah?

Terinspirasi semangat tim dinamit Denmark, dia mendobrak rintangan berat. Baru saja dia bisa tersenyum, badai masalah menggempurnya silih berganti tanpa ampun. Alif letih dan mulai bertanya-tanya: "Sampai kapan aku harus teguh bersabar menghadapi semua cobaan hidup ini?" Hampir saja dia menyerah.

Rupanya "mantra" man jadda wajada saja tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup. Alif teringat "mantra" kedua yang diajarkan di Pondok Madani: man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Berbekal kedua mantra itu dia songsong badai hidup satu persatu. Bisakah dia memenangkan semua impiannya?

Ke mana nasib membawa Alif? Apa saja 3 ranah berbeda warna itu? Siapakah Raisa? Bagaimana persaingannya dengan Randai? Apa kabar Sahibul Menara? Kenapa sampai muncul Obelix, orang Indian dan Michael Jordan dan Kesatria Berpantun? Apa hadiah Tuhan buat sebuah kesabaran yang kukuh?

Ranah 3 Warna adalah hikayat bagaimana impian tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup terus digelung nestapa tak berkesudahan. Tuhan sungguh bersama orang yang sabar.

Gramedia Pustaka Utama 2011

Sam: Anak-anakku...Bila badai datang. Hadapi dengan Iman dan sabar. Laut tenang ada untuk dinikmati dan disyukuri. Sebaliknya laut badai ada untuk ditaklukkan, bukan ditangisi. Bukankah karakter pelaut andal ditatah oleh badai yg silih berganti ketika melintas lautan tak bertepi?

Menyambung baca buku ini dari Negeri 5 Menara semakin mengukuhkan hati untuk terus BERUSAHA.. yes, I have let myself down, and yes I have come to tiredness as much as I want to give up -- but I never did, tapi karunia Tuhan mana yg bisa aq ingkari? sementara di luar sana masih banyak org yg kekurangan tp terus mencoba bertahan *dg gelegar suara Bang Togar

Alif dan buku ini mengajarkan aq nggak malu tuk mengakui, I have change course.. berani menjawab tanya seorang kawan yg menusuk kesadaranku, "Git, lo masi inget mimpi lo mo kerja di Deplu ga?"

"Ya, Fit.. aq masih ingat, sedekat kulit menyelimuti jantungku.. Mimpiku adalah bekerja di tempat di mana aq mampu berakulturasi, membantu & mempengaruhi org banyak.. Mungkin Deplu memang bukan tempatnya untukku menurut-Nya, mkg yg aq tempuh sekarang inilah di mana semua akan bermula.."

Dan aq masih (akan) terus berusaha mencari kesuksesan itu.. sembari bersabar jika terantuk batu diterjang badai...

Aq masih belum tuntas menapaki Man Jadda Wajada, skg sudah kutambahkan bekalku Man Shabara Zhafira... Semoga kita smua selalu menjadi org2 yg berusaha dan bersabar untuk meraih sukses Dunia & Akhirat.

"Iya, Fit... aq masih ingat Deplu, sayangnya Deplu bukan untukku..." balasku dg senyum.




INSPIRING MOMENTS

- upacara bendera Hari Pahlawan, rasanya mengingat gelutan persoalan yg menimpa negeri ini, apapun itu I WILL ALWAYS LOVE INDONESIA... GARUDA DI JANTUNGKU!

- salju!!! ^^

- pantun Rusdi- coming back to 531 Rue Notre Dame after 11 years passed

Rahman: "Mantra" Man Jadda Wajadda ternyata tidak cukup untuk menjalani hidup yang pas-pasan. Apalagi bertekad untuk mewujudkan mimpi, mengejar prestasi.

Itulah yang dialami Alif, tokoh utama cerita Ranah 3 Warna lanjutan Negeri 5 Menara. Lulusan pondok pesantren Madani ini diragukan oleh teman, kerabat, dan orang-orang terdekatnya bisa melanjutkan kuliah umum apalagi bermimpi keluar negeri.

Termotivasi dari teman kecilnya Randai, ia tak ingin kalah dengan kawannya itu untuk berprestasi.

Perjalanan Alif mengejar mimpinya dapat menjadi pelajaran berharga yang bisa diambil contoh. Ketekunan dan Motivasi yang berlipat-lipat dapat menaklukkan semua penilaian negatif tentang mimpi yang mulanya mustahil dikejar.

Setelah ayahnya meninggal, alif bertekad untuk tidak membebani amaknya dikampung. Pernah bekerja sebagai guru les privat, sales alat kecantikan ternyata belum cukup memenuhi dan membiayai kuliahnya di Bandung, apalagi mengirimkan uang untuk biaya adik2nya dikampung. Alhasil bukannya mengurangi biaya, alif malah jatuh sakit dan harus berhutang sana-sini untuk membayar pengobatannya.

Barulah pada saat ketemu bang Togar-senior yang juga guru belajar menulis alif dimedia-alif sedikit demi sedikit bisa mandiri.

Saat terpilih mewakili Indonesia pada pertukaran pemuda Indonesia-Kanada, ternyata alif bertemu sosok teman asal Banjar, Kalimantan. Wuihhh, jadi ikut seneng dan bangga juga jadi "urang banjar".

Apakah ciri-ciri orang suka membunyikan tangan (menggerepok) dengan seakan2 mematah jari tangan itu hanya dilakukan orang banjar ya??

Cerita apa saja, pasti lebih menarik kalau ada kisah roman - percintaannya. Alif jatuh hati pada Raisa, temen satu almameter dan teman seperjuangan alif saat pertukaran pemuda Indonesia-Kanada. Bagaimana hari-hari yang mereka jalani dan akhir cerita cinta seperti apa yang mereka temui, Ahh semua cukup menggunggah hati.

Akhir cerita, saya masih penasaran siapa yang jadi Istri Alif?? Raisa, Sarah atau yg lain....Mungkin bang A. Fuadi telah menyiapkan jawabannya di buku ketiga.

Lukman: Alif baru saja tamat dari Pondok Madani. Dia bahkan sudah bisa bermimpi dalam bahasa Arab dan Inggris. Impiannya? Tinggi betul. Ingin belajar teknologi tinggi di Bandung seperti Habibie, lalu merantau sampai ke Amerika.

Dengan semangat menggelegak dia pulang ke Maninjau dan tak sabar ingin segera kuliah. Namun kawan karibnya, Randai, meragukan dia mampu lulus UMPTN. Lalu dia sadar, ada satu hal penting yang dia tidak punya. Ijazah SMA. Bagaimana mungkin mengejar semua cita-cita tinggi tadi tanpa ijazah?

Terinspirasi semangat tim dinamit Denmark, dia mendobrak rintangan berat. Baru saja dia bisa tersenyum, badai masalah menggempurnya silih berganti tanpa ampun. Alif letih dan mulai bertanya-tanya: "Sampai kapan aku harus teguh bersabar menghadapi semua cobaan hidup ini?" Hampir saja dia menyerah.

Rupanya "mantra" man jadda wajada saja tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup. Alif teringat "mantra" kedua yang diajarkan di Pondok Madani: man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Berbekal kedua mantra itu dia songsong badai hidup satu persatu. Bisakah dia memenangkan semua impiannya?

Ke mana nasib membawa Alif? Apa saja 3 ranah berbeda warna itu? Siapakah Raisa? Bagaimana persaingannya dengan Randai? Apa kabar Sahibul Menara? Kenapa sampai muncul Obelix, orang Indian dan Michael Jordan dan Kesatria Berpantun? Apa hadiah Tuhan buat sebuah kesabaran yang kukuh?

Ranah 3 Warna adalah hikayat bagaimana impian tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup terus digelung nestapa tak berkesudahan. Tuhan sungguh bersama orang yang sabar.(less)

Review Ranah 3 Warna




Ranah 3 Warna (Negeri 5 Menara #2)

by Ahmad Fuadi (Goodreads Author)

Alif baru saja tamat dari Pondok Madani. Dia bahkan sudah bisa bermimpi dalam bahasa Arab dan Inggris. Impiannya? Tinggi betul. Ingin belajar teknologi tinggi di Bandung seperti Habibie, lalu merantau sampai ke Amerika.

Dengan semangat menggelegak dia pulang ke Maninjau dan tak sabar ingin segera kuliah. Namun kawan karibnya, Randai, meragukan dia mampu lulus UMPTN. Lalu dia sadar, ada satu hal penting yang dia tidak punya. Ijazah SMA. Bagaimana mungkin mengejar semua cita-cita tinggi tadi tanpa ijazah?

Terinspirasi semangat tim dinamit Denmark, dia mendobrak rintangan berat. Baru saja dia bisa tersenyum, badai masalah menggempurnya silih berganti tanpa ampun. Alif letih dan mulai bertanya-tanya: "Sampai kapan aku harus teguh bersabar menghadapi semua cobaan hidup ini?" Hampir saja dia menyerah.

Rupanya "mantra" man jadda wajada saja tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup. Alif teringat "mantra" kedua yang diajarkan di Pondok Madani: man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Berbekal kedua mantra itu dia songsong badai hidup satu persatu. Bisakah dia memenangkan semua impiannya?

Ke mana nasib membawa Alif? Apa saja 3 ranah berbeda warna itu? Siapakah Raisa? Bagaimana persaingannya dengan Randai? Apa kabar Sahibul Menara? Kenapa sampai muncul Obelix, orang Indian dan Michael Jordan dan Kesatria Berpantun? Apa hadiah Tuhan buat sebuah kesabaran yang kukuh?

Ranah 3 Warna adalah hikayat bagaimana impian tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup terus digelung nestapa tak berkesudahan. Tuhan sungguh bersama orang yang sabar.

Gramedia Pustaka Utama 2011

Sam: Anak-anakku...Bila badai datang. Hadapi dengan Iman dan sabar. Laut tenang ada untuk dinikmati dan disyukuri. Sebaliknya laut badai ada untuk ditaklukkan, bukan ditangisi. Bukankah karakter pelaut andal ditatah oleh badai yg silih berganti ketika melintas lautan tak bertepi?

Menyambung baca buku ini dari Negeri 5 Menara semakin mengukuhkan hati untuk terus BERUSAHA.. yes, I have let myself down, and yes I have come to tiredness as much as I want to give up -- but I never did, tapi karunia Tuhan mana yg bisa aq ingkari? sementara di luar sana masih banyak org yg kekurangan tp terus mencoba bertahan *dg gelegar suara Bang Togar

Alif dan buku ini mengajarkan aq nggak malu tuk mengakui, I have change course.. berani menjawab tanya seorang kawan yg menusuk kesadaranku, "Git, lo masi inget mimpi lo mo kerja di Deplu ga?"

"Ya, Fit.. aq masih ingat, sedekat kulit menyelimuti jantungku.. Mimpiku adalah bekerja di tempat di mana aq mampu berakulturasi, membantu & mempengaruhi org banyak.. Mungkin Deplu memang bukan tempatnya untukku menurut-Nya, mkg yg aq tempuh sekarang inilah di mana semua akan bermula.."

Dan aq masih (akan) terus berusaha mencari kesuksesan itu.. sembari bersabar jika terantuk batu diterjang badai...

Aq masih belum tuntas menapaki Man Jadda Wajada, skg sudah kutambahkan bekalku Man Shabara Zhafira... Semoga kita smua selalu menjadi org2 yg berusaha dan bersabar untuk meraih sukses Dunia & Akhirat.

"Iya, Fit... aq masih ingat Deplu, sayangnya Deplu bukan untukku..." balasku dg senyum.




INSPIRING MOMENTS

- upacara bendera Hari Pahlawan, rasanya mengingat gelutan persoalan yg menimpa negeri ini, apapun itu I WILL ALWAYS LOVE INDONESIA... GARUDA DI JANTUNGKU!

- salju!!! ^^

- pantun Rusdi- coming back to 531 Rue Notre Dame after 11 years passed

Rahman: "Mantra" Man Jadda Wajadda ternyata tidak cukup untuk menjalani hidup yang pas-pasan. Apalagi bertekad untuk mewujudkan mimpi, mengejar prestasi.

Itulah yang dialami Alif, tokoh utama cerita Ranah 3 Warna lanjutan Negeri 5 Menara. Lulusan pondok pesantren Madani ini diragukan oleh teman, kerabat, dan orang-orang terdekatnya bisa melanjutkan kuliah umum apalagi bermimpi keluar negeri.

Termotivasi dari teman kecilnya Randai, ia tak ingin kalah dengan kawannya itu untuk berprestasi.

Perjalanan Alif mengejar mimpinya dapat menjadi pelajaran berharga yang bisa diambil contoh. Ketekunan dan Motivasi yang berlipat-lipat dapat menaklukkan semua penilaian negatif tentang mimpi yang mulanya mustahil dikejar.

Setelah ayahnya meninggal, alif bertekad untuk tidak membebani amaknya dikampung. Pernah bekerja sebagai guru les privat, sales alat kecantikan ternyata belum cukup memenuhi dan membiayai kuliahnya di Bandung, apalagi mengirimkan uang untuk biaya adik2nya dikampung. Alhasil bukannya mengurangi biaya, alif malah jatuh sakit dan harus berhutang sana-sini untuk membayar pengobatannya.

Barulah pada saat ketemu bang Togar-senior yang juga guru belajar menulis alif dimedia-alif sedikit demi sedikit bisa mandiri.

Saat terpilih mewakili Indonesia pada pertukaran pemuda Indonesia-Kanada, ternyata alif bertemu sosok teman asal Banjar, Kalimantan. Wuihhh, jadi ikut seneng dan bangga juga jadi "urang banjar".

Apakah ciri-ciri orang suka membunyikan tangan (menggerepok) dengan seakan2 mematah jari tangan itu hanya dilakukan orang banjar ya??

Cerita apa saja, pasti lebih menarik kalau ada kisah roman - percintaannya. Alif jatuh hati pada Raisa, temen satu almameter dan teman seperjuangan alif saat pertukaran pemuda Indonesia-Kanada. Bagaimana hari-hari yang mereka jalani dan akhir cerita cinta seperti apa yang mereka temui, Ahh semua cukup menggunggah hati.

Akhir cerita, saya masih penasaran siapa yang jadi Istri Alif?? Raisa, Sarah atau yg lain....Mungkin bang A. Fuadi telah menyiapkan jawabannya di buku ketiga.

Lukman: Alif baru saja tamat dari Pondok Madani. Dia bahkan sudah bisa bermimpi dalam bahasa Arab dan Inggris. Impiannya? Tinggi betul. Ingin belajar teknologi tinggi di Bandung seperti Habibie, lalu merantau sampai ke Amerika.

Dengan semangat menggelegak dia pulang ke Maninjau dan tak sabar ingin segera kuliah. Namun kawan karibnya, Randai, meragukan dia mampu lulus UMPTN. Lalu dia sadar, ada satu hal penting yang dia tidak punya. Ijazah SMA. Bagaimana mungkin mengejar semua cita-cita tinggi tadi tanpa ijazah?

Terinspirasi semangat tim dinamit Denmark, dia mendobrak rintangan berat. Baru saja dia bisa tersenyum, badai masalah menggempurnya silih berganti tanpa ampun. Alif letih dan mulai bertanya-tanya: "Sampai kapan aku harus teguh bersabar menghadapi semua cobaan hidup ini?" Hampir saja dia menyerah.

Rupanya "mantra" man jadda wajada saja tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup. Alif teringat "mantra" kedua yang diajarkan di Pondok Madani: man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Berbekal kedua mantra itu dia songsong badai hidup satu persatu. Bisakah dia memenangkan semua impiannya?

Ke mana nasib membawa Alif? Apa saja 3 ranah berbeda warna itu? Siapakah Raisa? Bagaimana persaingannya dengan Randai? Apa kabar Sahibul Menara? Kenapa sampai muncul Obelix, orang Indian dan Michael Jordan dan Kesatria Berpantun? Apa hadiah Tuhan buat sebuah kesabaran yang kukuh?

Ranah 3 Warna adalah hikayat bagaimana impian tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup terus digelung nestapa tak berkesudahan. Tuhan sungguh bersama orang yang sabar.(less)




Review Friendloveship (The Romantic Girls #1)

Selasa, 01 Mei 2012




Friendloveship (The Romantic Girls #1)

by Ifa Avianty

"Jangan-jangan kita dikutuk..."

"Eh, maksud lu?"

"Kita selusin wallflower ini, belum ada satu pun yang married. Kali aja kutukan masa lalu, yang ekna nenek moyang kita. Terus menurun ke kita semua..."

"Kutukan kok kena dua belas-dua belasnya..."

***

Ini memang bukan kisah Twelve Dancing Princesses. Tapi ini adalah kisah dua belas perempuan yang dipertemukan karena kesukaan mereka pada novel dan drama romantis.

Suka duka mereka jalani hingga usia menapak dan satu persatu mulai membutuhkan pendamping hidup. Ketika itulah mereka mulai menyadari bahwa hidup tak seindah roman yang mereka baca atau film yang mereka tonton.

Persahabatan mereka juga mulai diuji. Apa yang terjadi ketika dua sahabat jatuh cinta pada lelaki yang sama? Relakah salah satu berkorban untuk yang lain? Dan benarkah para pria yang mendekati dan mengaku jatuh cinta pada mereka, adalah belahan jiwa sesungguhnya?

Kegelisahan sebagai perempuan lajang, suka duka mencari Mr. Right, kesedihan, cemburu, kebahagiaan, mewarnai kehidupan mereka. Sebuah novel romantis yang akan mengaduk emosi Anda sebagai perempuan.

Lingkar Pena Publishing House 2011

Nike: aaaaa.... mbak Ifa selalu membuat cerita menarik. kali ini tentang genk cewe yg terdiri dr 12 org cewek yg usianya memasuki 30 tahun tp blom jg dapet jodoh sampe akhirnya salah satu dr mereka mencetuskan ide piala bergilir sebagai hadiah pernikahan. nyatanya mereka akhirnya satu per satu menemukan pasangannya masing2,tp ya itu.... banyak cerita yg kemudian berkembang.

Mbk Ifa selalu membawa saya masuk ke dalam ceritanya. buku ini rencananya akan dibuat 3 seri klo ga salah. kurang lebih buku ini msh berupa perkenalan gitu deh, semua msh dengan prosesnya, blom pada keliatan ujungnya sama siapa.

saya merasa lebih menyukai cerita Love in Rainy Days, tapi buku kedua seri ini pastinya akan saya nantikan ;

Hairi: "Jangan-jangan kita dikutuk..."

"Eh, maksud lu?"

"Kita selusin wallflower ini, belum ada satu pun yang married. Kali aja kutukan masa lalu, yang kena nenek moyang kita. Terus menurun ke kita semua..."

"Kutukan kok kena dua belas-dua belasnya..."

***
Itulah sepotong dialog yang bisa kita baca di cover belakang sebuah novel (serial mungkin pasnya) yang berjudul Friendloveship. Bercerita tentang 1 lusin sahabat (ga nanggung2 tuh selusin).. 12 sahabat euy yang berada di usia mapan tapi belum juga ketemu jodohnya. Hingga kemudian ada celutukan dari salah satu mereka, mengira, menduga-duga apa mereka dikutuk? Jadi kok ya ketika teman2 atau bahkan adik2 di bawah mereka udah menikah dan punya anak, mereka teteup aja jadi jomblo.

Hal itu kemudian mementik sebuah ide dari salah satu mereka untuk mempersiapkan sebuah piala bergilir. Yups.. Piala buat memotivasi mereka menemukan jodohnya masing2. Siapa yang duluan menikah akan dapat piala itu… truss aja bergilir sampai yang terakhir menikah lah yang akan menjadi pemilik piala itu.

Ide yang ga banget buat mereka dan sebagian malah mentah2 menolaknya, tapi toh hal itu jadi bikin mereka berpikir juga. Bikin tambah galau Bu…. Dan tambah 'terbirit-birit' buat menemukan jodoh. Hihihihi…..

Beragam cerita dan masalah pun hadir di hari2 mereka dalam usaha pencarian dan menanti jodoh. Suka duka para perempuan lajang. Salah satu ceritanya.. apakah ketika kita sudah berada di usia matang kemudian kita terima saja siapa yang datang? Jadi ingat puisinya kak Fitri deh *pinjam puisinya ya kaaa….*

Apakah ini cinta

Ataukah keputusan yang salah

Apakah kau belahan jiwa

Atau karena kutelah putus asa

Karena ada 12 tokoh yang diceritakan dengan karakter yang beda-beda, juga masalah yang beda2.. silakan temukan sendiri mana cerita yang kamu banget. :p
Ini novel yang paliiiing saya suka dari novel2 mbak Ifa yang lain yang beredar di 2011 ini. Mungkin karena temanya yang seputar jomblo kali yaa.. jadi lebih ngena gitu, lebih bisa in dalam ceritanya. Tapi mbak Ifa emang pinter bener bikin kita.. apa yaa… merasakan jadi tokoh dalam cerita yang beliau tulis. Cerita2 di sini juga masih teteup dengan gaya menulis mbak Ifa yang gurih dan renyah. Krenyes2 gitu bacanya.. ga kerasa udah abis aja.

Novel ini juga bercerita tentang betapa tak menyenangkannya ketika ditanya 'kapan nikah?' dan pertanyaan2 sejenis yang menjurus ke arah itu yang ditujukan pada seorang wanita lajang. Hehehehe…..

'Perempuan hanya bisa memilih. Jangan jejalkan pertanyaanmu padaku. Betapa setelah ini kuharap kak Nata atau siapapun berhenti bicara tentang pilihan yang seringkali tak dimiliki seorang perempuan. Secantik, sepintar dan sekaya apapun dia.' (Hal 57)

Tak ada gunanya aku merancang tentang pernikahanku sendiri, meski hingga berjilid-jilid tebalnya, jika tak ada yang tertarik untuk mewujudkannya bersamaku.

Jangan menangis, An. Sepuluh ember air mata yang kauteteskan tak akan pernah berarti apa-apa, karena kamu tak dapat memutar kembali waktu yang berlalu (hal. 208)

Pernikahan adalah satu hal yang kalau bisa hanya sekali seumur hidup kujalani. Sama seperti kematian dan kelahiranku. Maka, sebesar apapun dan sekuat apapun perasaanku, harusnya ada akal sehat dan tangan Tuhan yang selalu menyertaiku (Hal. 226)

Novi: Salah satu buku yang aku layout :)

Cocok banget buat lajang yang sedang mencari cinta... Ada 12 kisah di sini...

Kira-kira kamu seperti siapa di antara 12 itu? Hehehe...

Seperti biasa, bahasanya ngalir dan enak, khas Mbak Ifa...

Beruntungnya, ini novel ke-5 Mbak Ifa yang aku layout :D

Lama-lama, bisa jadi fansnya Mbak Ifa, nih :

Ri-Rin: Tiga bintang untuk 12 karakter perempuan yang mampu digambarkan Mbak Ifa dengan cakap. Secara membuat tiga karakter saja susyaaaahhh ....
"Too much kamprets will kill you". haha ... kalimat ini selalu berdenging di telingaku, dan Mbak Ifa telah mengubah syair lagu kesayanganku.

Susie: buku ini adalah hadiah tak disangka yang datang dari kota ksatria, purwokerto.

terima kasih kepada filly ulfa K dan Ajeng agustin P.
bukunya kereeenn...!!!

seneng deh baca buku ini.

tapi aku beberapa kali termangu dan diam kemudian berfikir... dan menangis *halah.. alay deh gue

12 wallflowers... yang menemukan jodohnya dengan cara mereka sendiri.
tersakiti, disakiti, dan semua rasa yang teraduk dalam adonan cinta itu begitu apik disajikan dalam novel ini.

yuk ah. mari kita baca lagi novelnya

hehe