Tampilkan postingan dengan label SEX. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SEX. Tampilkan semua postingan

Ditanya, Wartawati Kebanyakan Menjawab "Lupa dan Tidak Tahu"

Kamis, 11 Juli 2013




MC, wartawati yang mengaku diperkosa di sebuah gang di Pramuka, Jaktim beberapa waktu lalu, kemarin Rabu (10/7/2013) telah selesai menjalani tes psikologi. Saat menjawab pertanyaan, MC selalu menjawab "lupa".
Kasubdit Renakta Polda Metro Jaya, AKBP Hando Wibowo mengatakan MC menjalani pemeriksaan psikologi selama 4 jam di unit 5 Subdit Renakta.
"Dia menjalani pemeriksaan selama 4 jam, pemeriksaannya juga dilakukan oleh polwan," kata Hando, Kamis (11/7/2013) di Mapolda Metro Jaya.
Hando menuturkan dari 12 pertanyaan yang diajukan seringkali MC menjawab tidak tahu dan lupa pada penyidik. Terlebih jika penyidik menanyakan detail mengenai kronologi dirinya diperkosa.
"Jadi saat ditanya profil pelaku perkosaan dia bisa bercerita dengan lancar. Tapi saat ditanya detail perkosaan, posisi saat diperkosa, dan lainnya selalu mentok dan menjawab lupa serta tidak tahu," tutur Hando.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, suami korban melaporkan pemerkosaan yang dialami istrinya MC (31) yang terjadi pukul 18.22 WIB, Kamis (20/6/2013) lalu. Saat itu korban usai pulang kerja dan hendak menunggu jemputan suaminya di seberang jalan.
Saat tengah berjalan di gang, korban berpapasan dengan pelaku yang mengenakan kaos hitam ketat, bercelana jeans dan sepatu kets. Tiba-tiba pelaku langsung menonjok pipi korban, dan menyeret korban lalu korban diancam dan diperkosa.
Usai diperkosa, korban ditinggal pergi oleh pelaku. Beruntung ada warga yang menolong korban, saksi berinisial A itu langsung membawa korban ke Polres Metro Jakarta Timur.
Hal mencengangkan terkuak. Karena setelah penyidik melakukan pemeriksaan terhadap MC dan CK, yang merupakan teman pria MC yang kerap mengantar MC setiap pulang kantor. Ternyata keduanya terlibat hubungan spesial.
Tak hanya itu, penyidik telah menemukan beberapa kejanggalan terkait kasus tersebut. Kejanggalan ditemukan setelah polisi melakukan pra rekonstruksi beberapa kali. Penyidik menemui fakta bahwa korban tidak sendirian usai pulang kerja seperti pengakuannya saat membuat laporan awal. Melainkan korban sering diantar CK hingga ke mulut gang.


#Saya sudah membaca lebih dari 10 berita yang terkait. Pertama kali membaca, saya langsung merasa ngeri. Betapa mudahnya seorang perempuan (apalagi sudah berumur 31 tahun) ditonjok, diancam dan diperkosa di gang sempit, lalu ditinggalkan begitu saja. Pelaku itu tentu saja lelaki, dan saya menyebutnya binatang, biadab.

#Kemudian saya membaca lagi bahwa seseorang menemukan korban dan menolongnya. Harusnya si penolong ditanyai secara detail apa yang dilihat dan dirasakannya ketika pertama kali dan dalam usahanya menolong si korban. Apakah dia yakin telah terjadi pemerkosaan atau apa? Apakah dia sempat melihat seseorang lewat di sekitar situ? Karena bagi saya, orang asing yang tidak tahu lokasi situ tidak akan berbuat senekat itu memperkosa pada jam yang bisa dikatakan masih sore. Risikonya terlalu besar. Tapi di kota besar, segala sesuatu bisa saja terjadi.

#Tak lama setelah itu, saya membaca bahwa korban menggambarkan pelaku seperti lelaki yang sering saya nonton dalam film film aksi. Semacam orang militer. Apalagi pakaiannya serba hitam. Apakah lelaki ini sudah merencanakan hal ini dengan matang? Jika begitu, semua lelaki di sekitar si korban, yang ciri cirinya seperti itu, harus diperiksa. Lalu berita ini mulai berkembang. Polisi mulau menemukan hal yang tidak sinkron. Banyak kejanggalan dari keterangan dan apa yang harusnya terjadi jika ada tindak pemerkosaan.

#Saya telah membaca bahwa korban ternyata sering diantar rekan kerjanya, seorang lelaki, ke gang sempit itu, untuk lalu dijemput suami si korban. Mengandaikan saja, kiranya rekan korban melihat sesuatu yang ganjil di sekitar. Atau barangkali dia melihat pelaku pemerkosa itu ketika pergi. Atau memang tidak sama sekali. Tapi kemudian kata berita, rekan korban itu ternyata punya hubungan spesial dengan korban.

#Skenario liar saya mulai bekerja. Gang sempit itu dijadikan tempat mengantar pulang karena tempat itu aman dan tidak dilihat orang, juga suami korban. Gang sempit itu juga barangkali menjadi tempat yang aman untuk kedua orang ini saling memegang tangan dan sebagainya. Atau barangkali juga tidak. Seperti pada hari itu, barangkali keduanya bertengkar hebat. Rekan korban barangkali single. Tapi korban adalah istri orang. Ribut ribut mereka sehubungan dengan percintaan terlarang mereka. Lalu karena terlalu emosi, terjadi perkelahian. Setidaknya seseorang dipukul dan memar. Atau barangkali rekan itu sendiri yang memukul korban sehingga terluka. Apa yang akan kau lakukan jika selingkuhanmu memukulmu ketika sebentar lagi kau akan dijemput suamimu dan memar itu tak bisa kau sembunyikan?

#Rekan kerjanya pergi. Dia single. Dia bebas. Korban harus berpikir cerdik. Dia pun merancang sebuah kisah. Kasihan sekali kalau dia sampai melakukan kebohongan itu. Diperkosa? Dengan begitu mudah? Lalu dia mengambinghitamkan seorang pemuda anonym. Harus berpenampilan seperti orang militer supaya terlihat benar. Suaminya yang tak tahu apa apa, terkejut dan marah lalu melapor pada polisi. Itulah kenapa korban menjawab lupa dan tidak tahu ketika dicecar pertanyaan seputar kejadian itu. Barangkali dia trauma. Tapi trauma yang mendalam membuat orang malah ingat setiap detailnya atau malah takut pada sesuatu yang mengingatkan akan kejadian itu. Apakah korban takut pada polisi berbadan tegap? Orang berpakaian hitam? Coba ajak dia ke gang sempit itu lagi. Apakah dia ketakutan?

#Dari berita yang ada, dan skenario liar saya, tentu saya akan berpikir bahwa si korban menipu suaminya dan orang lain. Rekan kerjanya itu memukulnya. Semua berawal dari situ. Rekan kerjanya itu sudah dicecar pertanyaan? Dan kalau benar rekan kerjanya itu yang memukul, karena dia telah membuat perhatian masyarakat tersita, tolong hukum dia biar dia tidak berhubungan dengan istri orang dan memukul perempuan seenaknya. Tapi jika dia tidak terlibat, tentu saja dia tidak ada urusan dengan kasus pemerkosaan ini.

_Haadonei Shemaya_

Saat di Kantor Polisi Novi Amelia Berteriak Minta Diperkosa

Selasa, 02 Juli 2013



        Novi Amelia (26), model majalah dewasa kembali menjadi buah bibir. Usai kasus kecelakaan di Tamansari, Jakarta Barat Novi kini berulah aneh.
        Novi berteriak-teriak di kantor Polsek Mampang dan bahkan minta untuk diperkosa sembari melucuti satu per satu pakaiannya.
        “'Ayo perkosa saya, ayo perkosa saya'," teriak Novi seperti yang diutarakan Kasubag Humas Polsek Mampang AKP Sukarno, Senin(1/7/2013).
        Awal kejadian tersebut bermula saat Dullah seorang tukang ojek yang mengantar Novi tiba-tiba masuk ke dalam kantor Polsek Mampang pada pukul 07.00 WIB. Saat itu seluruh anggota polisi sedang bersiap melaksanakan upacara HUT Polri.
        Novi yang mengenakan setelan kemeja warna putih dan celana jeans warna biru itu terlihat kusam dan sayu. Rambutnya tergerai berantakan dengan beberapa buah kancing kemejanya yang sudah setengah terbuka. Namun, ditangannya terlihat sebuah tas jinjing warna coklat yang dipegangnya erat-erat.
        Menurut keterangan yang didapatnya dari Dullah, Novi naik ojeknya mulai dari wilayah Blok M, Jakarta Selatan sekitar pukul 06.00 WIB.
        Dullah mengatakan gadis kelahiran Medan, 1 Desember 1987 itu memintanya untuk mengantarkan ke rumah temannya di daerah Jakarta Barat. Namun di tengah perjalanan, Novi yang terus meracau tidak karuan itu meminta Dullah untuk mengikuti arah yang ditunjukan Novi.
        "Di tengah Jalan Novi meminta Dullah untuk mengikuti arah jalan yang diberikan, tapi jalan yang ditunjuk Novi salah dan malah mengarah ke wilayah Mampang, Jakarta Selatan dan bukan sebaliknya, ke arah Jakarta Barat," jelas AKP Sukarno.

#1 Pertama-tama harus saya akui bahwa Novi “lumayan” cantik dan bodynya menggiurkan—bukankah dia masih sangat muda dan seorang model? Dari sejumlah berita, kita tahu bahwa Novi pernah terlibat kecelakaan karena berkendara dalam keadaan mabuk (menggunakan obat?) dan dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar. Kemudian Novi disidang dan blab la bla.
#2 Selepas insiden tabrakan yang melibatkan Novi, diberitakan bahwa dia berperangai seperti orang yang tidak normal, barangkali karena berada dibawah kendali obat atau alkohol. Dia sempat menghebohkan masyarakat dengan foto-foto “auratnya” sewaktu diamankan pihak kepolisian.
#3 Apakah dari fakta ini, Novi menderita gangguan jiwa? Apakah dia butuh direhabilitasi dalam jangka waktu yang lama? Apakah dia sudah boleh dibiarkan “berkeliaran” karena sudah sehat/sembuh? Dan kenapa sepertinya tidak ada orang yang “mengawasi” Novi? Bukankah dia pernah memperlihatkan keadaan tidak waras?
#4 Menariknya lagi, dalam kasus yang sedang hangat ini, Novi malah dikatakan membuka pakaian, di depan si tukang ojek dan di kantor polisi. Di kantor polisi—di ruang mana dan sewaktu sedang dalam kegiatan apa?—katanya Novi bahkan meminta dirinya diperkosa.
#5 Perempuan normal tidak akan mengatakan ini, seandainya pun dia wanita gampangan atau seorang pelacur professional sekali pun. Saya pernah melihat pelacur di rel kereta Jatinegara dan tidak ada satu pun yang minta diperkosa. Jadi jika benar, kemungkinan besar Novi gila atau mengalami trauma/gangguan sehubungan dengan “diperkosa” ini dan agar tidak terulang kembali kejadian yang sama, mohon ditangani serius—kemana prosedur rehabilitasi kepolisian dan perhatian keluarga?
#6 Meski tidak berkerabat dengan Novi, saya agak merasa malu. Saya membayangkan jika hal ini menimpa salah satu kerabat perempuan saya. Kasihan Novi. Kemudian saya bertanya-tanya, jika benar di kantor polisi Novi membuka pakaian dan minta diperkosa, tolong pihak kepolisian memberitakan detailnya. Memberikan bukti, sebuah rekaman, foto karena saya merasa tak percaya.
#7 Terakhir, berita seperti ini kemudian dijadikan hiburan, bukannya keprihatinan. Orang malah sibuk mengomentari Novi yang mesum atau bahkan senang Novi melakukan itu. Banyak orang sepertinya berharap Novi mengulangi perbuatannya ini lagi. Mereka sepertinya pengen melihat Novi telanjang dan menjerit-jerit minta diperkosa. Edan. Bahkan orang gila di jalanan pun tidak kepikiran untuk minta diperkosa. Ini benar-benar berita “sampah”. Seharusnya bisa diselesaikan antara tukang ojek itu, pihak keluarga, kepolisian dan psikiater. Kenapa orang seperti Novi ini harus dipermalukan lagi? Tidak cukupkah perangainya itu mempermalukan dia dan keluarganya? Kalau salah satu anggota keluarga atau kerabat Anda mengalami hal yang kurang lebih sama, segera diselesaikan secara diam-diam. Jangan biarkan media meliputnya. Avadakedavra!

_Ahola Aholibama_

Sex Yang Tidak Adil

Sabtu, 05 November 2011

Sekarang hari Sabtu. Hari Sabtu adalah hari terbaik saya menulis dan membaca. Saya suka menghabiskan waktu menulis, membaca, menonton film bajakan, kemudian ngobrol dengan istri saya—itu pun biasanya seputar hal-hal yang saya kuasai, saya gemari, dan sedang saya dalami. (Lelaki/suami selalu tidak adil dan egois seperti itu ya?)

Misalnya hari ini kami—tepatnya saya mengajaknya—ngobrol tentang sebuah situs “AgamaTertentu” yang memajang Daftar Orang Yahudi-Indonesia, entah untuk keperluan apa. Saya menganggap situs tersebut “Menjijikan, Menyedihkan, dan Provokatif” sementara istri saya menanggapinya lain.

Katanya, “Mungkin saya itu dalam rangka menarik minat pembaca dan mendongkak rating.”

Saya juga sempat berpikir demikian sebab untuk apa sebuah situs yang jelas-jelas “Tidak Yahudi, Tidak Pro-Yahudi, dan selama ini Kelihatannya Sering Mendiskreditkan Yahudi Tanpa Mempelajari Latar Belakangnya Terlebih Dahulu” itu, bisa memajang Daftar Orang Yahudi-Indonesia?

Semoga saja tidak bermaksud memecah-belah, provokatif, dan in-tolerasi,” kata saya kesal.

Kami terus ngobrol tentang topik yang bagi saya menarik ini. Saya katakana bahwa “kemungkinan” para pelaku Bom Buku tempo hari, mendapatkan informasi Orang Indonesia Berdarah Yahudi dari situs tersebut. Bukankah itu sangat berbahaya mengingat bom tersebut sudah memakan korban? Bagi saya, mungkin perlu diselediki lebih jauh mengenali sepak terjang situs tersebut. Karena kata-kata di situs tersebut, tidak netral, tidak seperti standar professional sebuah situs berita, tapi seperti situs yang hendak menunjukkan begini:

Lihatlah, ini orang-orang Indonesia yang diam-diam berdarah Yahudi atau mencintai Yahudi. Perhatikan mereka.”

Memang apa masalahnya, kalau seseorang beragama Yahudi, tertarik pada sesuatu yang berbau Yahudi? Bukankah semua orang punya hak untuk menyukai sesuatu? Sama halnya ketika euphoria Piala Dunia dan kita memuja negara tertentu—saya selalu menyukai Brasil, Spanyol, dan Portugal, karena Indonesia selalu tidak lolos—dan larut dalam rasa cinta pada negara tersebut.

Sudahlah, orang-orang in-toleran macam itu tidak perlu digubris,” kata istri saya kalem.

Sudah. Sudah.

Berarti kami sudah berbaikan, berdamai, berdamai dengan cara yang sangat konvensional—SEX AND LOVE. Begitulah yang saya baca dalam buku, saya dengar dari mereka yang sudah lama menikah, dan menjadi lelucon selama ini, bahwa pertengkaran suami-istri biasanya diselesaikan, didamaikan dengan LOVE AND SEX. Ketika berpikir selama sehari ini, saya merasa bahwa ada yang tidak beres dengan MITE seperti itu. LOVE AND SEX tadi dengan mudahnya mengaburkan sesuatu yang jauh lebih penting yang mesti segera diatasi yaitu PERDAMAIN. Perdamaian dalam artian berdamai dengan istri, meminta maaf, bertobat, dan tidak mengulangi lagi kesalahan—dalam kasus saya, suka marah, mengeluarkan umpatan, dan menghancurkan barang.

Saya yakin MITE tersebut benar-benar buruk, menebarkan dampak buruk jangka panjang yang tidak disadari pasangan suami-istri ataupun mereka yang hendak melangkah ke jenjang tersebut. Perhatikan dengan seksama. Perdamaian = LOVE AND SEX, maka tidak ada kata-kata permintaan maaf yang terucap. Siapa yang bisa mempersalahkan salah satu pihak jika dia mengulangi kesalahan/sifat buruknya lagi? Dan terkhusus bagi wanita/istri, tidak akan tetap merasa ditindas dalam artian dia tidak diharga/tidak dihormati sebagai manusia sebab lelaki/suami melakukan kesalahan yang berat, LOVE AND SEX kemudian mengaggap semuanya beres padahal wanita/istri menyimpan SESUATU dalam benak dan hatinya. Bagia saya, itu menjadi semacam luka, neurosis, trauma, dan menjadikan kehidupan rumah tangga semakin buruk hari demi hari hingga suatu waktu tidak ada yang bisa diperbaiki dan kedua pihak akan menyesal.

Menyesal karena apa?”

Menyesal karena bisa saja terjadi sebuah kecelakaan akibat pertengkaran dan sifat kasar, kemudian perceraian, atau bahkan sakit dan depresi, kematian akibat bunuh diri, atau tindakan asusila, selingkuh dan lain sebagainya. Dan ini akan memberikan dampak yang sangat buruk ketika di dalam rumah tangga tersebut sudah ada bayi atau anak kecil.

Tapi hari ini, itu yang saya lakukan—saya berpikir semua lelaki/suami akan melakukan hal yang sama. Saya membelikan banyak kado/kejutan kecil untuk istri saya. Membuatnya terkejut senang. Membelikan dia makanan yang enak, es krim, mangkuk-mangkuk cantik, sabun pemutih kulit, Coca-Cola dan Pepsi, sari-sarian jeruk, biskuit, menyuapi dan menyiapkan semua makanan dan minuman untuknya—seperti dia tidak punya tangan saja—dan menciumnya dengan penuh nafsu menaklukkan, LOVE AND SEX. Kemudian saya merasa sudah BERDAMAI, sudah MEMINTA MAAF, sudah BERUBAH, TIDAK JAHAT LAGI.

Tapi apakah wanita/istri berpikiran sama seperti lelaki/suami?”

Hanya Tuhan yang tahu.”

Bagi saya MITE bahwa BERCINTA adalah alat PERDAMAIAN antara SUAMI-ISTRI yang bertengkar, rebut, berkelahi, atau telah melakukan perbuatan kasar, jahat, TIDAKLAH RELEVAN, TIDAKLAH BENAR, dan BENAR-BENAR MENYEDIHKAN.

-Sang Alkemis Fulcanelli-

Air Dari Langit

Rabu, 02 November 2011

Dua hari lalu saya pulang dari tempat kerja—dua kali naik angkot. Pintu depan tidak terkunci—seperti biasa, jika istri saya sudah pulang kerja. Sudah saya kirim sms:

Sampe di rumah, aq pengen cuci sepatu, mandi, makan, trus pijitin kamu.”

Sebab dia mengeluh sakit pinggang. Setiap kali dia mengalami “datangbulan”, saya jadi begitu cemas dan ingin membuatnya “baik-baik saja dengan cara “membahagiakan” dia, melumuri perut dan pinggulnya dengan minyak kayu putih plus babyoil. Lalu saya sambil bercerita tentang buku-buku yang say abaca atau kami sambil menonton film-film bajakan yang saya beli pada seorang langganan.

Tapi hari ini tidak. Mood saya langsung buruk ketika saya menemukan bahwa meja setrika basah.

Kenapa bisa? Saya tinggalkan tadi dalam keadaan kering.”

Gak tahu.”

Pasti ada penyebabnya.”

Tapi tidak ada hujan.”

Kami bertengkar hebat. Saya tahu diri bahwa disulut sedikit saya langsung mengguling lengan kemeja. Berdebat tentang apa penyebab meja setrika basah tidak mendatangkan ketentraman. Semua hal indah yang sudah saya canangkan lewat sms terbengkelai. Padahal saya tadi sudah membeli 5 buah hadiah kecil, kejutan untuk dia.

Betapa mengerikan, hal kecil—meja setrika yang basah—bisa membuat rencana yang indah untuk “mengejutkan” dia, ternyata tidak berhasil, dan justru membuat kami bertengkar hebat. Saya bahkan dengan mudah mendorong wajahnya karena dia terus maju dan menantang saya.

Diam!

Saya—sebagaimana seorang lelaki pada umumnya—memiliki ego yang sangat besar. Saya hanya ingin dia diam, padahal dia istri yang saya cintai dan akan saya bahagiakan dengan 5 kado kejutan. Saya mau dia diam, menjawab saja pertanyaan saya dan tidak “mengompori”.

Kamu sudah melihat saya emosi. Saya suka rapih-rapih. Saya tidak mau ada yang tidak pada tempatnya. Kamu di rumah, sehingga saya bertanya. Apakah kamu tidak peka dengan sekitar? Masak kamu tidak tahu kalau benda itu basah?

Saya sudah tidak terkontrol dan dia menangis sebab saya pasti akan menghajarnya dengan apa saja, atau memecahkan barang-barang dengan apa saja—seperti yang lalu-lalu. Tapi kali ini saya bingung. Di saat saya dikuasai amarah, saya merasakan cinta padanya. Saya ada di antara dua kutub magnetic. Yang satu menyuruh saya marah dan mencari alasan meja setrika basah dan yang lainnya memaksa saya tertawa dan menganggap semuanya sudah berlalu. Sekarang peluk dia dan minta maaf, tunjukan kado itu dan lalui satu malam dengan tenang, begitu batin saya.

Lalu saya mencuci sepatu, mandi, dan mengajaknya makan. Saya buatkan Jas-jus untuknya. Saya kasihan dia sedang haid dan meneluh kesakitan—saya juga kesakitan karena cemas dan kasihan tapi tidak berdaya. Saya siapkan makanan dan kami berdoa, makan, lalu bercerita tentang meja setrika yang basah—tanpa emosi mencari pembenaran dan alasan.

Air dari langit,” begitu kata istri saya.

Kami tertawa. Saya hidupkan laptop, saya putar film Sniper Reloaded 4 dan kami membahas tentang seorang Sniper yang tidak berkedip sedikit pun ketika serangga berjalan di dekat matanya. Kami terkagum-kagum.

Kamu bisa seperti itu,” dia bertanya.

Tidak.”

Setelahnya kami mencuci tangan bersih-bersih. Saya menciumnya, memijit pinggulnya lalu tidur sambil memeluknya.

Saya takut kalau kamu marah,” bisiknya.

Saya juga.”

Tolong jangan ulangi lagi,” pintanya.

Kamu yang harus merendahkan aku, bukan memanas-manasi lagi.”

Dasar lelaki.”

Saya cium dia karena dia manja. Jika dia sedang tidak haid, saya tahu, pertengkaran kami hari ini akan berakhir dengan bercinta yang menggebu-gebu. Apakah bercinta adalah sebuah cara “minta maaf”?

-Sang Alkemis Fulcanelli-