Preview Novel OUT/BEBAS

Sabtu, 27 Agustus 2011





Out

by Natsuo Kirino

With volcanic urgency, Kirino's story erupts onto the page with a searing heat, flowing like lava to a remarkable finish. Facing the daily burdens of slavish work conditions, stale marriages, and a society refusing to show them a proper respect, the women on the nightshift at a suburban Tokyo factory are all looking for one thing -->

Masako Katori emerges as a tenaciously determined leader in the dangerous cover-up, and with the others, provides readers with a disturbing vision of the lengths a human mind will travel in its quest for freedom. For Kirino's women aren't ruthless murderers; they're hardworking housewives with dignity, desperate for respect.

Discover rarely selects a mystery novel for our literary distinction, but unlike more formulaic crime novels, Kirino's work travels outside the boundaries of category fiction and gets under the skin. It's rare when a novel is so well rendered, so reaching in scope, and so thematically relevant that it surpasses its genre and demands a wider readership. Out does that and more.

Preview

Saya: I'm on page 170 of 400 of Out: Kuniko TERCEKIK UTANG.

Indah Juli: Alih Bahasa : Lulu Wijaya
Desain & Ilustrasi Sampul : Sarya Utama Jadi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 576 halaman; 20 x 13,5 cm
April 2007

Novel pertama Natsuo Kirino yang pertama diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris ini, mengetengahkan empat orang wanita sebagai sentral cerita. Masako Katori, Kuniko Jonouchi, Yoshie Azuma dan Yayoi Yamamoto. Keempatnya bekerja paruh waktu shift malam di sebuah pabrik makanan kotakan di Jepang.

Ditempat kerja, mereka berempat terlihat sebagai teman dekat. Namun sesungguhnya, mereka tidak berteman. Bisa dikatakan hanya rasa solidaritas sesama perempuan ditempat kerja. Apalagi masing-masing mempunyai kehidupan pribadi, yang tidak ingin diusik satu sama lain.

Masako Katori, adalah perempuan yang selalu mempertimbangkan setiap tindakannya. Tegar dan kuat, sehingga kerap menjadi pelindung dan penolong bagi ketiga perempuan lainnya. Namun hubungan Masako dengan suami dan anaknya, kurang baik. Masako tidur terpisah dengan suaminya, yang sibuk membangun kepompong dirinya sendiri dan tak bisa ditembus Masako. Sementara putra mereka, Nobuki, berhenti berbicara setelah dikeluarkan dari sekolah karena tertangkap membawa tiket yang berhubungan dengan narkoba.

Yoshie, sering disapa Kapten, harus merawat ibu mertuanya yang sakit dan tidak bisa membantu dirinya sendiri. Ia memiliki dua orang anak perempuan yang pemberontak dan tidak mau mengerti dengan kesulitan keuangan ibunya, sehingga membuat Yoshie tergantung kepada Masako, untuk bantuan keuangan.

Kuniko Jonouchi, perempuan yang selalu menutupi usia sebenarnya dengan berdandan tebal dan menor. Gemar membeli barang-barang bermereka sehingga membuat dirinya terlibat hutang dengan lintah darat. Kuniko kurang menyukai Masako, yang menurutnya terlalu arogan.

Yayoi, berparas paling cantik diantara ketiga temannya. Suami Yayoi, Kenji, jatuh cinta kepada Anna, seorang hostess di rumah hiburan milik Mitsuyoshi Satake. Akibatnya, gaji yang seharusnya diserahkan Kenji kepada Yayoi, habis digunakan untuk menbooking Anna dan bermain judi. Tentu saja, hal itu membuat pertengkaran antara Kenji dan Yayoi. Dan puncak dari pertengkaran tersebut adalah terbunuhnya Kenji oleh Yayoi.

Terbunuhnya Kenji ini menyeret Masako, Yoshie dan Kuniko dalam persoalan baru. Dengan maksud menghilangkan mayat suami Yayoi, Masako dan Yoshie malah memotong-motong mayat Kenji hingga menjadi bagian kecil dan membuang potongan mayat itu ke beberapa tempat, agar polisi tidak bisa menemukan jejak mereka.

Polisi memang tidak bisa menemukan pelaku pembunuh dan pemotong mayat Kenji. Polisi malah menduga pelaku pembunuhan adalah Satake, yang dimasa mudanya pernah membunuh seorang wanita. Satake pun terpaksa mendekam dalam penjara atas perbuatan yang tak dilakukannya. Karena itulah, selepas dari menjalani hukuman ia melakukan aksi balas dendam terhadap Yayoi, yang diyakininya sebagai dalang pembunuhan suaminya sendiri, dengan dibantu Masako, Yoshie dan Kuniko.

Konflik dan tragedi, merupakan daya tarik kuat dari tema yang disajikan Natsuo Kirino ini. Persoalan yang terjadi pada Masako, Yoshie, Kuniko dan Yayoi, seperti mengurus keluarga, masalah finansial dan hubungan tak harmonis antara suami istri, merupakan persoalan umum yang terjadi pada banyak wanita.

Namun menjadi tak umum ketika Natsuo mengajak pembaca untuk menyelami kehidupan masing-masing tokoh, tanpa perlu mengasihini atau menyalahkan para tokoh, ketika mereka terpaksa menerima akibat dari perbuatannya. Untuk kategori novel misteri, novel ini mampu membuat penasaran pembacanya hingga ingin menuntaskan membaca sampai selesai, dalam waktu yang singkat.
Dari Gramedia.com, dituliskan : Natsuo Kirino lahir tahun 1951 dan tinggal di Jepang. Dia dengan cepat membangun reputasi di negaranya sebagai penulis kisah misteri dengan bakat yang langka, yang karya-karyanya berbeda dari genre kisah kriminal yang biasanya. Ini terbukti saat dia memenangkan tidak hanya penghargaan Grand Prix untuk Fiksi Kriminal di Jepang-untuk novel Out pada tahun 1998-tapi juga salah satu penghargaan sastra tertinggi di negeri itu. Out adalah novel pertama Natsuo Kirino yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Natsuo Kirino membuat gebrakan baru dalam dunia kesusastraan Jepang dengan Out, novel literary mystery-nya yang kini telah memenangkan beberapa penghargaan dan ditulis dengan realisme plot yang tajam dan penuh ketegangan.

Cintantya Sotya Ratri: Aku suka penulis Jepang. Karena mereka punya gaya penceritaan yang khas. Cenderung polos dan sederhana, mendetil, tapi juga sangat gamblang dalam mendeskripsikan sesuatu. Termasuk dalam menggambarkan kesadisan. Buku ini menceritakan kisah pembunuhan mutilasi yang kemudian menjadi kasus yang rumit. Penulisnya sangat teliti dalam menceritakan kronologi keseharian setiap tokohnya dan latar belakang tokoh-tokohnya. Makin lama dibaca makin banyak sadisme, apalagi di akhir cerita yang sungguh-bikin-mual. Tapi buku ini sangat bagus dalam menggambarkan detil cerita sehingga pembaca dapat sangat memahami dan meresapinya. Bagaimana penulisnya membuat plot yang begitu rumit patut dipuji sekali lagi….

Dessy Natalia: Buku ini bercerita tentang pembunuhan, balas dendam, kekecewaan dan perasaan tidak berdaya. Kita tidak diajak untuk mencari siapa pembunuhnya karena sudah diceritakan di bagian sinopsis, Natsuo Kirino sang pengarang justru ingin mengungkapkan beratnya beban hidup empat orang ibu rumah tangga yang bekerja shif malam pada pabrik makanan kotak. Masako Katori, Kuniko Jonouchi, Yoshi Azuma dan Yayoi Yamamoto. Bahwa beratnya beban hidup bisa membuat orang melakukan apa saja, bahkan yang tak ia duga sekalipun.

0 komentar: