Preview Novel The Alchemist

Rabu, 05 Oktober 2011

THE ALCHEMIST

by Paulo Coelho (Goodreads Author), Tanti Lesmana (Translator)

“Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?” tanya si anak, ketika mendirikan tenda pada hari itu.

“Sebab, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada.”


Demikian selintas percakapan antara Sang Alkemis dan Santiago, anak gembala yang mengikuti suara hatinya dan berkelana mengejar mimpinya. Perjalanan tersebut membawanya ke Tangier serta padang gurun Mesir, dan di sanalah dia bertemu sang Alkemis yang menuntunnya menuju harta karunnya, serta mengajarinya tentang Jiwa Dunia, cinta, kesabaran, dan kegigihan.


Perjalanan itu pulalah yang membawanya menemukan cinta sejatinya : Fatima, gadis gurun yang setia menanti kepulangannya.


Sang Alkemis telah menjadi salah satu buku yang paling banyak dibaca di dunia. Kisah sederhana yang indah dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.

Gramedia 2005

Saya: udah selesai baca, berasa kaya baca kitab suci ibrani plus nonton film harry potter...
pokokke ada kekuatan murni yg selalu bisa kita pergunakan jika kita membuka hati dengan tulus pada bisikan Tuhan.

Marchel Sudharsono: Kamis, 8 September 2011
Like this...
"Kau telah menceritakan padaku tentang mimpi-mimpimu, raja tua itu, dan harta karunmu. Kau juga telah menceritakan pertanda-pertanda itu. Jadi, sekarang tidak ada lagi yang kutakutkan, sebab pertanda-tanda itulah yang telah membawamu padaku. Aku bagian dari mimpimu, bagian dari takdirmu, seperti kau katakan."
"Karena itulah, aku ingin kau meneruskan mencari impianmu. Kalau kau merasa harus menunggu sampai perang berakhir, tunggulah. Tapi kalau kau merasa harus pergi sekarang juga, pergilah mengejar mimpimu. Bukit-bukit pasir ini senantiasa berubah diembus angin, akan tetapi padang gurun itu tak pernah berubah. Begitu pula cinta kita."
JLEBBB...dalam banget -___-
---------------edit----------------
Jumat, 9 September 2011
Terkadang kita menemukan hal-hal menarik yang kita pikir itulah tujuan kita berusaha, tanpa menyadari tujuan sebenarnya masih belum terlihat.(p. 148 from 213)

Larashi: masih bingung kenapa orang banyak merekomendasikan paulo coelho ini. masih banyak author yg lebih bagus menurutku. apalagi dengan tema ky gini. ngebosenin.

Missririz: wow, buku yang 'berat'. Ga seperti the devil n miss prym, yang meaningnya nancep pas ke hati n mudah dimengerti. baca the alchemist ini saia ga bisa cepet, lambat banget malah, coz sambil mikir 'ini maksudnya apa yah'. jadinya bacanya pake istirahat bwt nemuin 'the meaning behind the text'..sampe pengen bgt kirim kirim email ke Mr. Coelho tuk tanya artinya yg ga tau..hehe

endingnya bikin surprise sampe2 kepikiran trus..

Hwaah,, sepertinya saia terlalu menganggap serius buku ini :D

Indri: Kau tak akan pernah mampu melarikan diri dari hatimu. Jadi lebih baik dengarkan apa yang ia harus katakan. Dengan begitu, kau tak akan pernah gentar pada pukulan yang tak terduga. (h.139)

Cerita ini direkomendasikan pleh seorang kawan yang meminjamkan buku ini dan aku sangat tersentuh oleh ceritanya. Begitu halus dan indah dan cantik. Semua begitu sederhana namun memikat.

Karena bukanlah cinta namanya bila statis seperti gurun, bukan pula cinta namanya bila menjelajah bumi seperti angin. Dan bukan cinta namanya bila melihat semuanya dari kejauhan, seperti yang kau lakukan...
Karena ketika kita mencinta, kita selalu berjuang untuk menjadi lebih baik daripada diri kita sekarang.
(h.161)

Ikuti kata hatimu. Walaupun tidak selalu kebetulan2 itu tiba seperti cerita ini. Walau pertanda2 tidak selalu menjadi nyata. Jika tidak berhasil dalam jalan ini, mungkin memang harus dengan jalan lain.

Sarah: I feel like everyone LOVES this book, but I was kind of underwhelmed. I know that translation affects the quality of writing, but I could not get into this writing style. At all. I felt like it was totally affected and contrived. He was going for this "fable/parable" style, but it seemed to fail miserably. The parable-like quality was totally contrived, and I thought the "moral" was pretty stupid.

Moral: everything you want and need is close to home. Take chances. Follow your "personal legacy."

Then....there was a supernatural element which was just plain dumb. Granted, I am not religious. I think god-fearing people get more out of this bc they can take that leap of faith, excuse the phrase. If this was supposed to be a story of magic, I may have been into it. But it was supposed to be a simple story of knowing yourself. And I think, philosophically speaking, when you truly know yourself that is when you truly realize your destiny. Why do you need supernatural forces to convey that message? This was about realizing your destiny, or "personal legacy." It could have been done without the hocus pocus, and, yes, the cheese.

In short, the book attempted to be deep and failed. "Speaking with the wind and the sun" and "being a shepherd" and getting over "personal hardship" all as part of a transparent "higher plan" (read: personal legacy) doesn't make a plot deep. A character simply called "boy" and short sentences doesn't make a story a fable. Learning from your flocks and from nature doesn't make a character inexplicably wise. I really got nothing out of this book.

It is short though. The book came very highly recommended. Read it to judge the hype for yourself. After all, a whole nation, including Bill Clinton (who I'm into), thought it was a touching account that personally changed them. Then again, this is the same country who thought The Celestine Prophesy was worthwhile. Gag.

Margareth DGM: Pelajaran tentang mengejar impian, dan mendengarkan kata hati. Membuat kita bertanya-tanya dalam hati, "Apakah impainku?", "sudahkah aku berusaha mengejar impianku?, " Apakah jalan yang kutempuh selama ini benar-benar menuju impianku?".

Dalam hidup apalagi dunia kerja, sering kali kita menjadi terbiasa mengabaikan kata hati, sampai akhirnya mungkin kita tidak bisa lagi mendengar kata hati.

Mulai sekarang, mari mendengar kata hati kita, dan mengejar impian kita. Sebelum semuanya terlambat. Chayo...

0 komentar: