Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela

Kamis, 20 Oktober 2011

View a preview of this book onlineLoading-transLoading... View the full version of this book onlineTotto-chan: Gadis Cilik di Jendela

by Tetsuko Kuroyanagi, Chihiro Iwasaki (Illustrator), Widya Kirana

Ibu Guru menganggap Totto chan nakal, padahal gadis cilik itu hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto chan dikeluarkan dari sekolah.

Mama
pun mendaftarkan Totto chan ke Tomoe Gakuen. Totto chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta yng dijadikan kelas. Ia bisa belajar sambil menikmati pemandangan di luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan. Mengasyikkan sekali kan? Di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka.

Karena sekolah itu begitu unik, Totto chan tidak hanya
belajar fisika, berhitung, musik, bahasa, dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri.

Gramedia 2003

Saya: Menurut Desniku, buku ini penuh kisah inspiratif ttg anak2...klo gt cocok buat dibacakan malam2 bwt si kecil Monray n Sanders.

Charina Chazali: saya ingin menjadi anak kecil lagi...

Elfsi: Kisah seorang anak kecil yang bernama Totto – Chan yang riang, penuh dengan rasa ingin tahu dan kepolosannya, suka bercerita adalah ciri khasnya. Punya seekor anjing kesayangan bernama Rocky dan suka bercerita dengan Rocky, seolah-olah Rocky sang anjing memahaminya,mungkin hal ini bagi orang dewasa akan terliat seperti sesuatu yang aneh.

Dia pernah dikeluarkan dari sekolah pertamanya karena dianggap nakal, akhirnya dia masuk kesekolah baru, yaitu TOMOE GAKUEN yang gedungnya terbuat dari bekas gerbong2 kereta, sekolah ini unik dan berbeda dari sekolah lainnya, memiliki Kepala Sekolah yang sungguh – sungguh mengerti anak – anak, sungguh menakjubkan cara penyampaian topik pelajaran, pendekatan yang dilakukannya ke setiap anak2, bahkan kesederhanaan yang diajarkan.

Gaya bercerita buku ini membuatku mampu merasakan, kejujuran, kepolosan seorang anak, Toto - Chan, dengan semua gaya ‘unik’ nya, yang menarik, merasakan yang biasa seolah-olah menjadi luar biasa, saat dia mengalami hal-hal baru yang belum pernah dia rasakan dengan terkagum-kagum.

Hal lain yang membuat ku terkesan adalah kalimat “sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan” untuk menggambarkan menu makan siang yang harus di bawa oleh setiap anak, orangtua tidak akan pernah pusing memikirkan persiapan makan siang anaknya karena sesederhana apapun juga yang disiapkan orangtua sianak pasti akan menjadi “sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan” sehingga sianak akan tetap puas dan senang.

Banyak pelajaran berharga kita temukan dalam kisah Toto – Chan ini seperti tentang persahabatan, rasa hormat dan mengahargai orang lain serta kebebasan menjadi diri sendiri.
Sangat mengasikkan demikian kata yang sering disebut dibuku ini.

Cindy: Yang paling mengesankan dari buku ini --selain semua yang sudah ditulis dari review teman2 yang lain-- adalah cara makan yang diajarkan pak kepala sekolah. Makanlah sesuatu dari gunung, dan sesuatu dari laut. Ini penjabaran 4 sehat 5 sempurna yang diungkapkan dengan cara sangat sederhana. TOP!

Mina: Buku berkesan tentang Totto-Chan dan sekolah alamnya. Bagus dibaca para pendidik.

Dahlia: Ringan...tapi benar2 bagus. Ini mengajarkan bahwa ada berbagai macam cara untuk belajar dan setiap org pnya cara masing2 untuk menangkap suatu fenomena atau masalah

Yosi: Dunia anak dan dunia pendidikan. Dua hal yang sangat berhubungan dengan bidang profesi saya. Membaca buku ini, selain menyuguhkan kisah manis yang mampu menyihir saya untuk terus membaca dari halaman awal sampai terakhir serta menenggelamkan saya pada dunia yang begitu polos, saya juga memperoleh beberapa ide dan masukan sehubungan dengan metode pengajaran dan anak-anak.
Hanya satu kata yang bisa menggambarkan buku ini. Menakjubkan.

Mellisa: When I was introduced to Totto-chan, I was thrilled. At that time, I read the Indonesian translated version, which was posted to me by someone special :"> Totto-chan reminds me my own childhood, in which I was also different from other kids, just like Totto-chan.

Totto-chan tells me that it is okay to be yourself because if you are rejected by some, you will always be welcomed into others' open arms, just like Tomoe Gakuen's acceptance of Totto-chan and the trust placed by Mr Sosaku Kobayashi upon Totto-chan, "from today, you are a pupil in this school!" Even though Totto-chan has only managed to reach me when I was already 27 years old, I feel refreshed after reading it. Once and for all, I am in my tender years again, cycling around the neighbourhood, reading storybooks under the trees, or enjoying the walk during the beautiful evenings. Totto-chan has given me loads of valuable lessons; you need to stay positive despite challenges or negative things that come your way and never ever give up easily...

I still remember a part from the story where Totto-chan has to dig up a cesspool full of dirt just to find her missing purse. She did not successfully find the purse but she was satisfied that she had made attempts to recover it. However in the story, it was told that the purse was recovered from the cesspool and was lying somewhere on the damp earth beneath the moonlight. It is a wonderful metaphor, saying that sometimes we are unaware of the presence of success. We feel that we have not done our best but actually we have! Thank you Totto-chan! Domo arigato gozaimasu!

0 komentar: