Review Arok Dedes

Minggu, 04 Maret 2012


Arok Dedes

by Pramoedya Ananta Toer

Kisah Arok Dedes adalah kisah kudeta pertama dalam sejarah kita. Kudeta unik ala Jawa, penuh rekayasa kelicikan, lempar batu sembunyi tangan, yang punya rencana menjadi orang terhormat yang tak terlibat malah menjadi korban yang ditumpas habis.

Hasta Mitra

Ariefmai: keren... Ken Arok adalah seorang pembebas yang moderat di cerita ini sementara Ken Dedes adalah seorang fanatik yang pencemburu. dan Keris Empo Gandring bukan keris secara nyata. Nice

Rinai: This exactly book that I love to read, "fiction based of history", it's help you to memorize the whole stories of history, you can enjoy as well how smart the author each word by word to description the ancient history. I remember when I was in high school I hated History subject because I had memorized the date, the names, and the events. I haven't interested with subject related to memorize, but if history made by fiction, the old and ancient story became more interesting and not make you boring.

If you are interested with Java history, may this book can help to understand better rather you just read from the textbook,"DO NOT 100% believe", you still have compare which is the truth by cross check in other resourches such Wikipedia and History textbook, so you can more wise widely.

Devi: Keren...ceritanya out of box. Pram merubah paradigma sejarah tentang ken arok dan ken dedes. Sejak SD cerita Ken Arok dan Ken Dedes ya berhubungan dengan kutukan Mpu Gandring. Ternyata dalam roman ini cerita bisa lebih masuk akal dan seru karena melibatkan penumpasan klan Tunggul Ametung di Tumampel dengan politik tingkat tinggi.

Upik: huuu...membaca arok dedes...menyadari bahwa ternyata perempuan punya kekuatan tersendiri. maka tak heran jika kemudian dalam faktanya ibu tien lebih berkuasa dari pak harto. siapa yang punya ide tentang taman mini??? banyak orang yang tahu bahwa itu adalah ide ibu tien soeharto. dari sini, saya belajar bagaimana perempuan bermain politik, perempuan yang berjuang untuk membalas dendam akan sakit hatinya yang kemudian dibalut dengan permainan politik yang cantik. anda harus membacanya

Marselina: Salah satu karya hebat (lagi) dari Pramoedya Ananta Toer. Gaya penceritaan yang berbeda membuat halaman demi halaman tidak terasa panjang. Banyak kosa kata khas Indonesia yang diperkenalkan kembali oleh Pram. Ceritanya berkutat dengan intrik antar-manusia dengan segala kerumitannya. Mungkin cerita Arok Dedes sudah sering dibaca dalam buku Sejarah Indonesia, beserta dengan si kutukan Mpu Gandring. Tapi, novel ini memberi warna baru dengan melepaskan unsus magis dari kisah tersebut.

Ani: Membaca Buku ini mirip sekali dengan menyaksikan kudeta pemerintahan yang pernah terjadi di negeri ini, dan saya salut dengan kecerdasan ken arok yang begitu rapi menumpas kejahatan dan perbudakan, walau dia berkudeta dibawah instruksi Lohgawe gurunya karena ada misi lain ingin menyelamatkan Ken Dedes, seorang Brahmani anak Mpu Parwa yang diculik oleh Tunggul Ametung penguasa Tumapel yang jahat dan serakah. Namun ada keganjilan yang menyeringai, karena semuanya penuh muslihat dan muka dua ada dimana mana, baik yang berniat baik maupun jahat, tak ada kejujuran disana, apa memang dunia politik di era kerajaan tempo dulu dan pemerintahan modern sekarang ini harus ada unsur sikut menyikut? ah politik itu memang teka teki.

0 komentar: