Indonesian Idle
Diandra Adriani, 23 tahun, merasakannya. Setelah sekian lama menjadi kutu loncat, berganti pekerjaan setiap merasa bosan, ia harus menerima kenyataan pahit yang bikin hidupnya jungkir balik. Boss-nya yang bagai monster memecat Diandra dari posisinya sebagai staf artistik Femme, sebuah majalah perempuan prestisius ibukota. Sejak saat itu ia berada dalam keadaan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya: menjadi pengangguran dan susah mendapatkan pekerjaan.
Cukup?
Tentu belum. Karena kebodohannya, Diandra masih harus menghadapi berbagai permasalahan dalam persahabatan dan percintaan. Pokoknya, semua serba rumit.
So, gimana Diandra menyelamatkan kehidupannya?
Gagas Media 2007
Dita: Mungkin seperti inilah chicklit (maaf, jarang membaca genre ini). Ditulis dengan renyah, ringan dan lucu. Tema yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Sebenernya, ekspetasi saya lebih dari itu. Sebagai pembaca setia blog-nya, saya mengharapkan Okke bisa menghadirkan sesuatu yang berbeda. Tapi tak apalah. Yang ini cukup menghibur dan membuat saya jadi ingin menulis juga. Hehe.
Bravo buat novel pertama Okke, yang benar-benar ditulisnya sendiri.
Syahrina: Okke ‘sepatu merah’Kisah seorang wanita lulusan salah satu Universitas (yang ceritanya) terkemuka di Bandung dengan jurusan desain komunikasi visual, yang hobbynya resign sana resign sini dari pekerjaan yang dia dapatkan. Dari mulai guru lukis sampe jadi operator warnet pernah dialami olehnya. For me what she do was a little bit like a part of her process to find who is she, what actually she want in this life, atau mungkin juga bisa jadi tokoh di novel ini lagi kena sindrom yang namanya “sindrom baru jadi sarjana yang masih penasaran buat kerja di segala bidang biar kadang tu bidang gak nyambung sama background pendidikannya”…(panjang juga nama tu sindrom).
Line cerita di novel ini lumayan asik buat diikutin apalagi waktu part jegal-jegalan di kantor(whoaaaaaa…that’s real happen in work world). One lesson that I got is if you try to be honest sure it will be better than have to lie.
Farlina: kalau pun suatu saat dia menggambar laut berwarna biru itu bukan karna disuruh orang tua dengan cara gambar yang benar tapi karna diri dan proses yang dia temukan sendiri....benar juga sih :-?tapi hasil selalu menjadi prioritas dan proses menjadi sebuah nilai yg absurd (terkadang)// hanya bisa dinilai dan dinikmati oleh orang yang paham dan mengerti penjelasan dan mau membuka mata dan mata bathin, menyerap smua pertanda dan percaya intuisi dengan keyakinan pada pencipta.membedakan obsesi, impian, dan realita itu memangharus!agar jelas dan tidak ada yg sia-sia...
Desy: Akhirnya Okke nulis sendirian! Heuheuheu...
Baca buku ini serasa baca blog-nya Okke. Beberapa bagian di buku ini udah pernah gua baca di blog-nya. Tapi itu ga mengurangi keasikan gua membaca buku ini. Bagaimanapun, bisa dibilang gua ini penggemar tulisan Okke. Apa pun buku yang ditulis Okke, gua beli. Novel adaptasi Cinta Pertama sekali pun, hehehe...
Well. Tokoh utama di Indonesian Idle adalah Diandra. 'Kutu loncat' yang suka pindah-pindah kerjaan. Waktu akhirnya Diandra diterima di majalah wanita ibukota kenamaan, belum lagi abis masa percobaannya, dia dipecat, dong. Bukan karena kerjanya jelek, tapi karena konspirasi bos-nya. Setelah dipecat, jadi pengangguran, dong. Kadung gengsi untuk balik lagi ke kotanya -ke ibunya, Diandra memilih untuk tetap tinggal di ibukota. Pengangguran, homeless... Life is a bitch, isn't it? So, apa yang dilakukan Diandra untuk keluar dari situasinya yang keliatannya makin gawat itu? Baca aja deh, ya. Males nge-review-nya euy, hehehe..
Nuria: his book is surprisingly good. Awalnya saya agak meremehkan buku ini karena kelihatannya tipis dibandingkan dengan chicklit lainnya, tapi setelah saya baca ternyata menarik juga. Ceritanya cewek banget, mungkin udah sering dibahas bagaimana office politik di lingkungan kerja majalah wanita yang isinya emang cewe semua, jadi ya so -so lah ya. Tapi cocok banget buat teman minum kopi sore2...
0 komentar:
Posting Komentar