Review Shambala

Rabu, 04 Januari 2012

shambala

by Anand Khrisna

2007

Saya: rumit dan butuh tahu banyak hal sebelum membaca dan memahami dengan benar buku ini...tapi gw suka yog, suka bgt...smpe temen2 sekolah gw dulu heran setengah mati..cuma gw yg lakuin yoga d sekolah dr 300-an siswa...

Omong-omong, karena masih sedikit penasaran dengan perbedaan agama ini, kemarin aku sempat menemukan novel Shambala untuk kubaca. Novel ini bercerita tentang pencarian seorang pria yang kehilangan kekasih hatinya karena bunuh diri. Alasan sang gadis bunuh diri karena dia ingin menemui Tuhan untuk mengetahui langsung keberadaan-Nya. Mengapa cinta beda agama antara dia dengan pria tersebut harus ditentang.

Pria tersebut setelah kematian sang kekasih hati akhirnya melakukan perjalanan ke India. Dengan tujuan untuk pergi menemui para mistik di sana untuk memperdalam pengetahuannya tentang dunia orang-orang mati.

Bisa kubilang, baca novel Shambala yang sedikit ada percikan-percikan perbedaan "pakaian" cukup lumayan bikin pusing =_=

Ada satu momen saat tokoh utamanya sedikit bingung dengan hal yang terjadi di sekitarnya. Dia melihat orang-orang begitu menganggap bahwa agama itu sungguh universal dan tidak mempermasalahkan perbedaan-perbedaan "pakaian".

Dan karena itu dia kemudian bilang, "Jika setiap orang berpikiran sepertimu, APA YANG AKAN TERJADI DENGAN AGAMA? Manusia tidak akan beragama lagi."

Yang lebih menggelitik adalah salah satu kalimat yang kemudian kutemukan (aku baca loncat-loncat karena bosan dengan alurnya). "Kamu tidak perlu pindah agama, tidak perlu ganti agama. Bahkan tidak perlu meninggalkan cara kamu berdoa."

Dijelaskan lagi bahwa dengan cara apapun kita berdoa, dengan nama apapun kita menyembah-Nya yang Maha Satu, semuanya akan sampai kepadanya. Katanya, tidak ada itu setan, tidak ada itu iblis, tidak ada kejahatan, pada intinya semuanya hanya berpusat kepada-Nya. Kalimatnya sejenis ini: "Adakah sesuatu di alam ini yang tidak berasal dari Dia? Adakah sesuatu di luar Dia? Jika ada, jelas Dia memiliki saingan. Jika tidak, jelas semuanya ini berasal dari Dia."

Kudapati perasaan persatuan yang kuat dari kalimat di atas. Tapi kudapati juga konspirasi aliran di novel tersebut dari satu kalimat, "Jika kamu menolak, jadi orang lain yang akan dipilih."

Jadi Shambala ini bercerita tentang bumi ini yang memiliki sebuah jantung yang terus berdetak sehingga bumi ini terus hidup. Jantung dunia itu dikenal sebagai Shambala. Shambala bisa dilewati melalui 4 pintu. India, Tibet, Cina, dan Mesir. Namun yang terbuka hanya tinggal satu pintu yakni di India.

Pada setiap generasi, jika ada 100 orang yang memiliki kedalaman hati untuk mempersatukan umat-umat di dunia dengan menghargai perbedaan-perbedaan, maka pintu untuk menuju Shambala akan terbuka di tempat tersebut. Dan katanya Indonesia adalah tempat yang sesuai untuk itu. Negara Bhinekka Tunggal Ika yang begitu menghargai pluralisme.

Ngomong-ngomong, tapi aku pikir rasanya justru karya-karya seperti ini lumayan menyesatkan. Bukannya aku tidak percaya dengan hal mistik atau sejenisnya, tapi mungkinkah hal-hal seperti ini yang sebenarnya adalah "angin-angin usil" yang "bertiup dengan liar" itu? Apa ini juga bisa dimaksudkan sebagai paham yang bertujuan untuk mempersatukan seluruh kepercayaan di muka bumi ini?

Munculnya banyak buku-buku kerohanian, meditasi, The Secret, dan buku-buku konspirasi lainnya belakangan ini membuatku takut untuk menerima lebih banyak informasi lagi. Tidak bisakah kita hanya percaya kepada diri kita sendiri? Atau tidak usah mempercayai diri kita samasekali.

Trus no one, and especially not yourself. Begitu kuotasi a mindless puppet of the masters. Should we do?

Theresia: It's radical, it's mind-shaking, and I'm an infant trying to eat more than I could chew.

0 komentar: