Review Midah Si Manis Bergigi Emas

Rabu, 04 Januari 2012


Midah Simanis Bergigi Emas

by Pramoedya Ananta Toer

Midah, pada awalnya berasal dari keluarga terpandang dan beguna. Karena ketidakadilan dalam rumah, ia memilih kabur dan terhempas di tengah jalanan Jakarta tahun 50-an yang ganas. Ia tampil sebagai orang yang tak mudah menyerah dengan nasib hidup, walaupun ia hanya seorang penyanyi dengan panggilan "si manis bergigi emas" dalam kelompok pengamen keliling dari stu resto ke resto, bahkan dari pintu ke pintu rumah warga…

Lentera Dipantara 1960

Inme: salah satu karya pram yg gw uska,,tpi sayang akhirnya ga gantung bgt,, gantung n gak bkin pnasaran (nah lho?)

Azia: ah Midah mengapa akhirnya mengalah dengan keadaan. Kamu mampu membentengi dirimu dari orang-orang yang berusaha mendekatimu tapi justru menyerah kepada kekasihmu. Kekasih yang pengecut seperti itu tidak pantas mendampingimu. dan akhirnya yang menanggung malu dan derita kamu sendiri..

Cici: Buku ini bercerita tentang perjuangan hidup perempuan yang menurut gue punya banyak pilihan yang lebih baik, tapi dengan segala gengsi (makan tuh gengsi...) dia menolaknya. Gue harap, jaman sekarang dengan begitu banyaknya pilihan untuk hidup, perempuan di Jakarta khususnya bisa lebih smart daripada Midah-midah lainnya.

Seni: Midah yang lari dari keluarga karena tak lagi mendapat perhatian paripurna dari kedua orangtuanya. Ia yang jatuh cinta pada musik, terdampar pada kelompok pengamen jalanan yang menyanyi dari keramaian ke keramaian lainnya. Bertekad menghidupi diri sekuat hati, sampai akhirnya ia tak kuasa bertahan dan menyerah dengan caranya.


Fahmi: kisah sedih seorang gadis bernama midah yang meninggalkan rumahnya dan kedua orang tuanya.mencoba merantau ke ibukota, jakarta.jatuh cinta kpd musik dan bergabung dgn kelompok pengamen jalanan hingga endingnya kalah secara moral... jakarta oh jakarta... hard city life!

Mustika: this woman refused to be defeated by the sorrows of life. even though she finally failed (morally), at least she had tried to cross it.

Anna: Sebenarnya sedang menghindari cerita2 bernada sedih begini, tapi ya nggak nista amat sih ceritanya.
Sabar sekali si Midah.. kalau saya pasti sudah tidak mampu..

Imas : Buku ke sekian karya Pram yang akhirnya kubaca,tepat 2 tahun setelah di beli...hmmm.

Buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1954 dan bersetting pada tahun 50-an. Diceritakan dengan sederhana, namun isinya sendiri tidak sederhana. Terbayang, pada masa itu, seorang perempuan muda anak seorang saudagar yang relijius, lari dari suaminya dan mengandung anak yang lahir bukan karena cinta. Midah, harus berjuang menghidupi dirinya dan bakal anaknya dengan modal suara dan lagu-lagu haram yang dilarang diputar di rumahnya.

Midah anak haji Abdul, pada akhirnya memang kalah (secara moral)dalam pertarungan hidup itu. Sejarah Midah si manis bergigi emas telah lenyap sebagai wanita.

Ibad: Midah wanita yang tanggung, berani untuk menentang adat kebiasaan yang tak seharusnya dilakukan. ini buku pertama karya Pram yang saya baca.Walaupun Pram penulis sastra namun tulisan mudah untuk dipahami. Apalagi jalan ceritanya buat saya penasaran dan banyak kejutan2 dari setiap ceritanya yang saya tidak sangka2. Karena buku ini lah akhirnya saya jatuh cinta dengan tulisan Pram.

0 komentar: