Kamu Sadar Saya Punya Alasan Untuk Selingkuh kan Sayang?
1st book of Tamara Geraldine - a wellknown Indonesian Presenter
2005
Saya: lumayan bagus, brani, tpi brani karena mungkin sang penulis sudah cukup populer...bisa nangkis serangan dr otoritas tertentu. Tapi, memang bisa membantu perempuan merubah konsep :belenggu diri sendiri" mreka.
An : kumpulan cerpen yg g nyangka banget seorang tamara bisa nulis dengan tingkat tinggi (versi rhe) seperti itu.
Victoria : Hehhee...ini buku nyentrik, nyeleneh. Dan kalo mikir bahwa it happens in real world, di jakarta, bahkan mungkin tetangga sebelah yang melakukannya...wuiihhh....extrakurikuler...i mean, spektakuler...^_^
Meinar: Hmmm, sebenarnya saya tidak terlalu tertarik mebaca buku yang ditulis oleh seorang entertainer, karena saya malas membayangkan bila nantinya saya akan menemukan cerita yang tidak jauh-jauh dari kehidupan artis-artis yg sudah terlalu sering diulas oleh infotainment dan tabloid (pengecualian untuk karya2 Dee). Namun entah kenapa, setelah melihat buku ini di toko buku, saya tiba2 saja memutuskan untuk membeli dan membacanya.
Ternyata...prediksi saya ada benarnya dan juga adanya salahnya. Mengapa benar? Karena di buku ini saya masih menemukan terlalu banyak cerita2 yg khas artis ;perselingkuhan, sex life, orientasi sex. Kenapa salah? Karena ternyata Tamara mampu menghadirkan cerita 'biasa' tersebut menjadi cukup luar biasa. Tamara mampu menyajikan kisah tersebut dengan gayanya yg khas Tamara, penuh sentilan, sinisme, dan blak-blakan.
Hanya saja, saya merasa agak terganggu dengan pemilihan cerita yg hampir melulu mengenai sex (kecuali untuk Sehari Bersama Ronaldo dan Wanita Yang Bisa Melihat Hantu). Mengapa Tamara tidak mengekslore hal-hal lain? Atau memang sengaja diset seperti itu, karena judulnya mungkin?
Endah:Tamara Geraldine menulis buku.Tepatnya buku kumpulan cerpen. Ini berarti menambah panjang deret daftar selebritis kita yang mencoba profesi baru sebagai penulis (fiksi). Sebelumnya telah ada nama Dewi "Dee" Lestari yang sukses dengan ketiga novel serial Supernova-nya. Menyusul di belakangnya, Rieke Dyah Pitaloka yang menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul Renungan Kloset. Dan yang paling akhir adalah Melly Goeslaw dengan cerpen-cerpennya yang terangkum dalam Arrrrrgh..
Tamara yang selama ini kita kenal sebagai presenter acara infotainment dan olahraga di beberapa stasiun TV swasta nasional, ternyata diam-diam memendam bakat dan hasrat menulis. Menurut pengakuannya, ia telah mulai menulis puisi sejak kanak-kanak. Jadi, kalau sekarang terbit cerpen-cerpennya dalam Kamu Sadar, Saya Punya Alasan Untuk Selingkuh ' Kan Sayang? (sebuah judul yang panjang dan lumayan provokatif), itu bukanlah karena latah atau ikut-ikutan teman-temannya yang telah lebih dulu menulis.
Lingkungan sosial dan pekerjaan yang digeluti cewek cerewet kelahiran 21 Mei 1974 ini, tampak sangat mendominasi pemilihan tema - yang sayangnya nyaris seragam - kedua belas cerpen di buku ini.
Tema seragam itu adalah perselingkuhan. Dari kedua belas cerpen yang ada, sebelasnya bicara ihwal perselingkuhan dengan racikan bumbu khas kota besar : lesbianisme, homoseksual, seks bebas, aborsi, keluarga broken home, clubbing, alkohol, wine, diskotik, kafe...
Entah karena terinspirasi oleh maraknya kasus perceraian di kalangan teman-temannya para artis, Tamara terlihat begitu fasih menuturkan soal perselingkuhan beserta sebab dan akibatnya. Bahkan, ia sering mengutip beberapa nama (seleb) dan peristiwa aktual sebagai bumbu pelezat tulisannya ini. Gayanya dalam membawakan acara di televisi, terbawa sampai ke tulisan. Ceplas-ceplos, blak-blakan, segar, dan gaul banget gitu loooh.
Tamara menangkap fenomena menarik dari kejadian-kejadian yang dialami kawan-kawannya sesama artis itu. Kehidupan perkawinan mereka yang belakangan sering diberitakan berantakan rupanya telah menjadi sumber ide cerpen-cerpennya ini. Misalnya saja, dengan gaya berkelakar, ia menyebut perkawinan sebagai tidak lebih sebuah perangkap offside dalam permainan sepak bola (mentang-mentang presenter sepak bola) atau penjara. Banyak yang kemudian terjebak di dalamnya. Maka, beruntunglah Ayu Utami yang memilih hidup melajang (Toilet Shower, Good Idea! hal.141)
Mencermati karyanya, kita akan segera menemukan gaya penulisan Djenar Maesa Ayu di situ. Mestinya hal tersebut tidak mengherankan, oleh karena selain mereka berdua memang bersahabat, pun karena kesamaan latar belakang sosial tempat mereka tumbuh besar, bekerja, dan melakukan aktivitas sehari-hari : metropolitan. Aroma chicklit cukup keras terendus menguar.
Lagi pula, urusan pengaruh-memengaruhi dalam tulisan itu boleh dibilang biasa. Sastrawan sekaliber Dostoyevsky pun pada awal-awal kariernya konon meniru Gogol. Well, apa pun penilaian segi kualitas (sastra) buku ini, upaya Tamara menulis patutlah disambut dengan baik. Biarlah nanti para pembacanya saja yang menjadi "juri" paling adi
Aninda: Beberapa cerpen di dalam buku ini berkisah tentang kompleksitas cinta dalam hubungan suami-istri ("Kamu Sadar, Saya Punya Alasan untuk Selingkuh Kan Sayang?", "Punggung Caska dan Berto", "Pengantar Bunga yang Tertahan Pemeriksaan"). Perselingkuhan menjadi hal yang tidak tabu dan biasa saja di dalam cerpen-cerpen ini. Tamara juga menulis tentang orientasi seksual yang berbeda dalam cerpen "Toilet Shower, Good Idea!" dan "Nobody Knows ...". Di cerpen-cerpen ini bisa terbaca bahwa homoseksual dan perilaku seksual yang variatif (jika tidak boleh dibilang berbeda) bukanlah barang haram yang patut disembunyikan. Tema lain yang diusung Tamara adalah kematian dan kehidupan setelahnya ("Maaf, Kita Harus Kenalan dengan Cara Seperti Ini", "Perempuan yang Berteman dengan Hantu", "U Turn", dan "Mengajari Tuhan"). Kehidupan setelah mati menjadi hal yang membuat Tamara bereksplorasi dengan permasalahan eksistensi manusia. Di cerpen "Mengajari Tuhan", ia lancar mencitrakan Tuhan dalam perspektif personalnya. Dalam "Bahasa yang Dimengerti Hati" dan "Sehari Suntuk Bersama Christiano Ronaldo" ia bermain-main dengan bentuk dalam menyampaikan kisahnya. Realitas ekstrem seperti aborsi, seks bebas, pecandu narkoba juga ia ceritakan dengan dingin. Tak ada pretensi, semua cerpen dalam buku ini ia sajikan dengan lugas, blak-blakan, witty, serius tanpa kehilangan rasa humornya yang kadang terbaca perih.
Anis: Maaf mbak Tamara, aku cuma ngasih bintang satu soalnya menurutku semua cerpen di buku itu temanya sama, gak bervariasi. Jadi, maap ya....
Agustina: Membeberkan realitas lugas bagaimana hati hati yang terlukai mampu berbalik menjadi pisau bermata dua yang jauh lebih mengerikan bagi jiwa.
Vinny: it's truly an enjoyable book. When you read this book - i warn you - not to think, don't use your brain, instead - leave it to somewhere, just fully enjoy it. Yet, Tamara is good at taking this cheating behaviour as its topic. She successfully take up the moral story of CHEATING in marriage.
SO, keep an eye on your spouse :D
Ella: Bahwa selingkuh itu....hehe....silakan jawab sendiri dech.. Oya, buat sang penulis, maafkan aku karena sempet meremehkanmu (kan seleb-seleb seakan latah nulis tuh), tapi Tamara beda. Keliatan banget dia kandidat penulis andal dan bertangan lihai. Sukses buat Tam, ayo mana lagi novel keduanya nih??
Thata: Sangat suka dengan kejujuran ungkapan rasa di bagian Ucapan terima kasih. Sayangnya cerpen-cerpennya kurang bisa membuat saya berteriak karena orgasme :-)padahal judulnya sangat mengundang.
Tapi salut buat Tamara yang mampu membuat cerpen yang tidak picisan dan penuturannya cerdas
0 komentar:
Posting Komentar