Review The Negotiator

Rabu, 18 Januari 2012




Sang Negosiator

by Frederick Forsyth

Di suatu pagi berkabut di Inggris. Di jalan pedesaan yang sunyi di Oxfordshire. Seorang pemuda sedang lari. Tiba-tiba kesunyian itu dipecahkan oleh letusan tembakan. Permainan dengan maut telah dimulai.

Di tengah krisis minyak yang melanda dunia, Amerika Serikat hanya bisa bertahan apabila memegang kendali mutlak atas salah satu negara penghasil minyak terkaya di Timur Tengah. Keyakinan ini mendorong seseorang untuk menjatuhkan John Cormack, presiden Amerika yang idealis, yang akan segera menandatangani perjanjian perlucutan senjata AS-Uni Soviet.

Dan penculikan atas diri seorang pemuda di suatu jalan pedesaan sunyi di Oxford baru merupakan langkah pertama untuk menyingkirkan dan menghancurkan Cormack. Rencana itu pasti berhasil - jika seseorang tidak menghentikannya.

Dialah Quinn, sang negosiator. Dialah penengah antara seorang pemimpin negara yang hampir putus asa dengan para penculik yang bersembunyi dengan sandera mereka di suatu tempat di Inggris. Sementara dunia menanti-nanti, Quinn harus tawar-menawar demi kelangsungan hidup seorang pemuda yang tak berdosa. Tapi puncak negosiasi itu ternyata merupakan suatu titik balik yang mengejutkan, yang membuat Quinn sadar bahwa yang dituju para penculik bukanlah tebusan dan bahwa ia telah terperangkap dalam suatu jaringan rumit yang mematikan.

Gramedia Pustaka Utama 1993

Saya: lupa-lupa inget...gmn critax

Katbo: Maybe it's because I read Icon first, but I was slightly disappointed with this book.

Kanna: Superb.... awesome.... what else can I say.... What a suspence.... what a narration..... At the beginning it looks like a boring novel but after some 20 pages the momentum gains and after that, whenever I found some free time available, I read it.

Ram: Just finished reading "The Negotiator" by Frederick Forsyth, an international espionage thriller involving more than a dozen countries and a plot that keeps you riveted to the book. Brilliant.

Lauren: Not bad...I have enjoyed Forsyth in the past (especially the Day of the Jackal and the Avenger). While I didn't think that this one was as engrossing as the other two, it was still interesting. Strange how the intrigues of the Cold War now seem distant; parts of this almost seemed like historical fiction.

Lany: I call it: Forsyth bangeedd...full of history details, characters, details of locations, just like reading a history book, but thousand times better. BUT (there's always a but)...maybe too much details. Kadang2 suka capek juga bacanya. Ada detail2 yang kayaknya cuma mau buat bukunya biar tebel aja deh. maybe a bit of a drag in the middle. Karena pas akhirnya langsung whirlwind...kyk kejar tayang. Misalnya: Quinn yang awalnya diceritain jagoan dan spy bgt itu...masa tiba2 berhasil dicapture dengan gampangnya. Padahal itu kan basic banget kali kalo buat dia. Tapi on the whole seru kok...gak bikin bosan (walo pas tengah2 suka langsung scanning gitu bacanya pas bagian yang detail dan bikin gak mudeng hehehe).

Oiya satu hal lagi...kyknya kok baru du buku ini ya Forsyth ada romannya??

Olly: Thriller yang keren banget. Hero nya, Quinn, seorang negoisator ulung, ahli menangani kasus-kasus penculikan internasional, yang melibatkan petinggi dunia. Setelah kematian istri dan anaknya memilih mengasingkan diri di pedalaman Spanyol menjadi petani jeruk! Sampai sebuah kasus penculikan yang melibatkan anak presiden memaksanya keluar dari pengasingan untuk kembali beraksi. Sam, cantik, berani, agen FBI terlatih dipilih untuk mendampingi sang serigala Quinn, untuk membantu sekaligus memata-matai sepak terjang si negosiator.

Di antara pengkhianatan dan tekanan, keduanya justru terliat dalam hubungan cinta yang panas. Dengan latar belakang perjalan mengelilingi dataran rendah eropa, berjalanan melintasi kota-kota berbagai negara, kisah ini sungguh fantatis. Plot yang jelas tetapi sangat menarik dengan ending yang sama sekali di luar dugaan membuatnya menjadi cerita yang luar biasa.

0 komentar: